skip to main | skip to sidebar Cerita X Seru
Home About Contact Home About Contact Grup ini adalah grup yang berisikan materi-materi berbau pornografi atau menceritakan adegan seksual tanpa sensor, hanya kami tujukan bagi kalangan dewasa berusia 17 tahun keatas dan telah menikah.. Jangan pernah meniru adegan dalam cerita DOSA!!! Tampilkan posting dengan label Umum. Tampilkan semua posting Tampilkan posting dengan label Umum. Tampilkan semua posting
Babby Sitter Bohay Label: Umum 0 komentar
Minggu, 10 Januari 2010
--------------------------------------------------------------------------------
Aku pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dengan bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta.
Suatu hari setelah 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya mBak Wulan, maka datanglah seorang baby sitter yang melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, setelah bercakap-cakap dengan wulan, maka baby sitter tsb yang bernama Ani diterima sebagai pengasuh bayi mereka.
Aku pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar….
esoknya, ketika aku mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si ani kepadaku, sekilas kulihat buah dadanya yang terbungkus bajuputih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..
Si Ani berumur sekitar 40 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi baru sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…totlong ya..ikut awasin rumah karena ada penghuni baru ( maksudnya baby sitter) sementara aku sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku…
Baik mBa, saya jagain lah…
setelah sekitar 1 minggu si Ani tinggal di rumah kost bersama aku dan pemilik rumah, aku mulai curiga dengan gerak-gerik suami wulan beberapa hari terakhir ini, Aku sering melihat dari sela pintu kamar kost ku, sang suami panggilannya mas Adi suka mencuri pandang badan si Ani yang sedang ngurus bayi di Box bayi, tentunya badannya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yang bikin mupeng semua laki-laki, ternyata di usia 40 tahun, si Ani justru bikin gairah lelaki meningkat.
Suatu hari, wulan tidak pulang, dia tugas ke jakarta untuk 3 hari, mas adi kelihatannya seneng banget ditinggal isterinya, semakin saja dia menggoda si Ani, dan sempat mengelus punggung si ani sambil berkata ” emh kasihan mbak ya…kok masih cantik jadi janda…” si Ani cuma menjawab ” ya nasib mas…” sambil tersenyum. aku terus mengintip dari celah pintu kamar kost ku apa yang dilakukan mas adi, dia mulai melakukan jurusnya karena sudah ber bulan2 tidak ketemu lobang vagina wulan, maklum hamil besar dan baru melahirkan.
” mbak ani anaknya berapa? tanya mas adi, 1 mas…jawab Ani. sudah berapa tahun menjada..? tanya adi lagi, yah sudah 3 tahunan lah mas…. jawab Ani.
Mas Adi duduk di sofa dekat box bayi anaknya, sementara tangan kanannya mulai menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spak yang dia gunakan, sementara si Ani masih tetap membungkuk membelakangi mas adi memberi susu botol kepada sang bayi.
Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aku,seakan mengajakku untuk nonton TV seperti biasanya, aku pura-pura tidur dengan pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yang terjadi, lalu mas Adi manggil si-mbok pembatunya yang sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. setelah kopi dihidangkan, kembali Adi menggosok-gosok batang penisnya dibalik training spaknya, aku terus mengintai dengan lampu kamar yang aku matikan, setelah si bayi tertidur, adi ngajak ani untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Ani menolak, malu mas…kata si Ani, gak apa-apa ….kata Adi, kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tidak bersentuhan dengan wanita, sini…..ajak adi lagi. dengan ragu-ragu si Ani mulai duduk dilantai dekat sofa tempat adi duduk, aku semakin nilik-nilik mereka, Ani…sususmu kok masih kencang ya…ucap Adi, ah…masa mas, masih bagus punya mbak wulan dong…jawab Ani, kenapa mas bilang begitu…? tanya Ani. ah…enggak cuma pingin tau aja kalau susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tidak…? kilah Adi. ya..tergantung perawatan…kata Ani. boleh aku raba susumu ni…tanya adi. ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….jawab Ani. aku mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. sini geser duduknya…kata adi, ah…sudah disini saja mas… kata ani.gak apa-pa…sini… saya penasaran dengan susu yang sudah di isep bayi, pingin lihat…kata adi lagi, jangan mas ah… malu, nanti mbak wulan tau aku dimarahin… kata ani, tidak ada yang tau, semua sudah tidur. kata adi, lalu adi menarik lengan si Ani, dan mulai meraba susu ani denga halus, si ani kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu ani, sementara ani terus menangkis tangan adi, ketika si ani sibuk menangkis tangan adi, aku melihat kedua paha si Ani yang kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aku mulai jreng juga, karena ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aku melihat CD ani yang berwarna ungu muda, dan gundukan vagina dibalik CD yang begitu menggiurkan membuat aku jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar.
akhirnya si Ani menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si ani pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin jelas kulihat karena ani sudah tidak kontrol cara duduknya.
aku mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih ani bergerak-gerak, kebayang empuk dan halus susu yang sedang diobok. penis ku mulai tegang, si Ani semakin meringis dengan sesekali membungkukkan punggunya, kegelian. adi mulai memetik kancing baju si ani, maka terlihat susu si ani dibungkus BH warna merah jambu karena si Ani menghadap kamarku dan Adi dibelakang si ani. tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Ani dari BHnya, aku semakin tegang karena aku melihat susu yang begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aku lebih terfokus ke celah paha si Ani yang sudah semakin jelas karena rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap. kelihatannya si Ani sudah mulai terangsang karena aku melihat bagian celah vagina pada CD si ani sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah. ketika si Ani agak bergeser duduknya aku melihat tangan Adi yang kiri memegang penisnya yang sudah tegang banget, sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Ani, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, dia mempermainkan susu si Ani begitu lembut sehingga si Ani mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yang sedang mengelus susu nya.
sudah mas…aku sudah gak tahan…kata si Ani. aku juga sudah gak tahan Ni…kata si Adi, bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yang sudah mengental nih….kata adi dengan nada merayu…jangan mas…aku gak mau, takut hamil….kata ani. tidak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan vagina mu….rayu adi, si ani pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi dia tidak menjawab. sementara aku sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.
Adi akhirnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Ani di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke vagina si Ani, kembali si Ani meronta, jangan mas…nanti aku gak tahan…kata si Ani, tenang aja…nanti kita sama-sama enak…kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di vagina si ani , ani mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus vagina ani dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si ani, adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yang sudah tegak lurus, tapi si Ani malah membuang pandangannya ke TV, lalu Adi menyingkap rok putih Ani semakin keatas, dan si Ani direbahkan dikarpet, jangan mas…kata si Ani. nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Vagina kamu…gak dimasukin kok…kata Adi sambil terus menggosok penisnya. janji ya..mas…kata Ani. bener kok saya janji kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Ani, dan benar saja, adi julai menaiki separuh badan ani dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si ani dan penis adi diselipkan dari samping CD basahnya ani dekat pangkal paha Ani sementara si Ani tetap terlentang, aku mulai gak tahan lihatinnya, akupun mulai meraba-raba penis ku, terus adi mulai mengesek-gesekan penisnya diantara CD dan Vagina Ani secara perlahan, ani mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si ani yang sebelah kiri dan meremas susu ani yang sebelah kanan adi terus menggesek penisnya dicelah CD dan Vagina si Ani, ani mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aku yakin bahwa kelentitnya si ani sudah tersentuh oleh ujung penis si adi, aku pun tambah terangsang melihatnya, aku mulai mempercepat kocokan tangan di penisku, dadaku terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek vagina si ani dengan penisnya yg sudah semakin keras, dan si ani pun mulai mengeluarkan suara desahannya, mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas….aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Ani, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena anuku…..
adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan vagina si ani, tangan kanan si ani mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si ani sudah begitu menikmati gesek-tekan penis si adi. teruuuus… mas…aku nikmat sekaaaaali…. desah si ani.
iyaaa…saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….adi terus melakukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.
sudah mau keluar…nih…kata si Adi dengan suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si ani sambil terus menggerakan pinggulnya…..aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si ani (maksudnya mau orgasme). mas..masukin sedikit ujungnya….kata si ani memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si ani hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun penis menuju lubang vagina si ani, dan ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aku lebih geli kalau ujungnya saja….kata si ani.
adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si ani semakin bergoyang kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu ani mulai agak menjerit kecil…Mas…aku mau keluar mas….
ya..ya…keluarkan saja ni…biar tambah licin sahut si Adi…
Tidak terasa penis ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya….aku terus menyaksikan gesekan penis adi di celah antara CD dan Vagina si Ani, pinggul ani semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aku ke..ke..ke…luaaaaarr…mas….ah….aduuuuuh…m as enak sekaliiiiii……
aku juga ni….aku juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan adi mulai semakin pelan dan akhirnya adi tertelungkup diatas badan si Ani.
akupun mulai terasa gatal diujung penis ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aku jadi lemes..dan mulai aku berbaring di tempat tidurku sambil tetap membayangkan sejoli main adu gesek.
Sememtara Wulan belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Ani, si orok dan aku.
Saat si orok tidur, aku coba godain Ani, hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Adi…? Tanyaku. Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Ani sambil agak malu-malu.
Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Ani.
Kelihatannya kamu sama mas adi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.
Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal mBak Wulan, gak apa-apa kok….jawab si Ani.
Aku mulai merasa si ani agak khawatir kalau aku mengetahui affairnya dengan Adi.
Sambil baca majalah dan nonton TV, aku pandangi badan si Ani. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi karena gak ada bos, si Ani gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aku bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan bayangan bra and CDnya.
Si Ani duduk dekat Box bayi sambil menggoyang box, sesekali dia curi pandang kepadaku seperti ada rasa cemas takut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..
Ni, aku mau pindah kost, kata ku…., lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulan orangnya baik, dan Mas sudah diakui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Ani.
Iya…Ni, tapi aku gak tahan lihatin kamu ama mas Adi, kok akrab banget…..kata ku.
Akrab gimana……? Tanya Si Ani agak ketus, ya lah….emang aku gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas adi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….?
Si Ani gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aku melihat bentuk perut yang sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku. Dia bilang : Mas…tolong jangan bilang mBak wulan, aku kasihan mas Adi dan aku juga terpengaruh karena aku sudah lama tidak disentuh laki-laki, tolong ya mas…. Jawab si Ani memelas. Aku sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yang masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.
Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain. Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.
Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.
Si ani mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Ani kayak yang greget campur kesel.
Tapi mas, walaupun bagaimana, aku belum pernah kok bersetubuh dengan mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yang penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aku gak bohong. Kata si ani agak serius.
Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.
Mas kok gitu sih….? Jawab si Ani sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Ani sambil mengusap kedua susunya. Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :
Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…
Weee…maaf ya…aku bukan tukang pijat kok….jawab si Ani agak sengit.
Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yang pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.
Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong mBak wulan…..jawab si Ani.
Aku duduk di karpet, sementara si ani berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aku merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aku tebak aja deh ini pasti perut si Ani, aku pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Ani bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak….., o…ya…iya Ni. Jawab ku, kemudian si Ani memijit kepala ku…wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
Ah..biasa aja mas jawab si ani.
Kemudian Aku merasakan ada yang agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aku dah nebak deh…ini pasti pubis si Ani, gundukan daging antara perut dan vagina. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aku merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aku agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.
Aduh…Ni. Yang dipijit kepala kok yang enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku. Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si ani.
Ya…iya…dong, si ani terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.
Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaku mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.
Apanya yang enak mas…tanya si ani. Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku. Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si ani secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.
Aduh Ni. Punyaku jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.
Manaaaa….tanya si Ani. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.
Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Ani.
Aku juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aku jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si ani.
Ni, pijit aja punya ku…..tapi yang enak ya….
Tanpa bicara lagi si ani pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dengan lembut penis ku, ah….mulai terasa geli, si ani meremas bagian helm penis ku, dipijit-pijit lembut yang membuat penisku terasa semakin geli dan nikmat sekali, oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku. Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Ani, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yang sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aku elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si ani nafasnya mulai agak tersengal-sengal, aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aku semakin nikmat mas….terus tangan kanan si ani membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung penis ku.
Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Ani yang kiri mengarah agak kesamping kiri dan yang kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yang masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang. Isap mas….pinta si ani, perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dengan isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat sehingga si Ani menjerit perlahan Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas….
Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si ani terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan akupun membaringkan tubuhku di karpet, sementara aku terus mengisap punting susunya, si ani mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan vaginanya ke penis ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan vaginanya ke penisku, terasa badan si ani agak bergetar ketika dia tekan vaginanya ke penisku, aku merasakan begitu empuk dan hangatnya daging vagina si Ani, aku merasakan semakin geli di penisku, kemudian si ani mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yang perlahan tapi serasa ujung penisku mulai nyelip dibelahan vaginanya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dengan menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aku mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aku mulai meraba halusnya pantat si Ani, ketika pantatnya ku elus, si ani malah semakin menekan gesekan vaginanya ke penisku, aku yakin “G-spot” si Ani disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si ani ku coba rubah dengan pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si ani semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan oh….oh….oh….mas….aku mau keluar mas…….mendengar rintihan si Ani, aku bantu proses keluar nya si ani, aku tekan pantatnya dengan kedua tanganku agar vaginanya semakin keras menekan penisku, dan aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aku keluar mas…..ah…aaaahhh….si ani seperti setengah menangis, terasa dipenisku vaginanya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaku, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan vaginanya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…
wah si Ani mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.
Kemudian sejenak si ani merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi vaginanya ke penis ku kebetulan penisku masih keras, dia mulai mendesah lagi. Seeeeppp…..seeeppp…..seperti orang kepedasan.
Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku. Ah tidak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Ani.
Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.
Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan penisku kesela CDnya, dan si ani masih berposisi di atas ku.
Ketika penisku mulai menyusup disela CD dan vaginanya, tersa lendir hangat dan licin diujung penisku, dia mulai menggoyangkan pinggulnya dan gesekan belahan vagina yang hangat dan licin mulai merangsang penis ku, aku merasakan betapa enaknya vagina si ani, tapi disisi penisku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Ani, aduh Ni, CDmu sakit nih….
Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aku mulai melepas celana pendek dan CDku maka penisku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yang mau loncat, dia mulai lagi menggoyangkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga penisku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si ani mengoyang kiri-kanan, variasi goyangan semacam ini telah menciptakan rasa geli yang berbeda dengan rasa kalau bersetubuh biasa, penis ku semakin keras, vagina si Ani terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yang membuat rasa geli dipenisku semakin nikmat, si ani terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaku, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aku angkat ke leher dan blusnya si anipun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaku, dan tangan si ani yang sedang menahan badannya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaku, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari vaginanya di penisku, kelihatannya si Ani berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung penisku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan divaginanya. Kemudian aku mulai menekan nekan ujung penisku ketika terasa jika sudah berada ambang lubang nikmat, aku tidak tahan lagi, ingin sekali aku menancapkan penisku ke vaginanya. Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.
Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dengan kata terputus-putus karena napas si ani seperti orang yang sedang aerobic.
Ya…tapi masukan dong Ni. Aku sudah gak sabar nih….
Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si ani.
Kemudian si ani menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung penisku tepat dilubang vagina yang licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan penisku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si ani menarik lagi pinggulnya keatas, aku merasakan gesekan lubang vagina yang halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm penisku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aku mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yang khas banget, gregel-gregel dinding vagina si ani begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah penisku meraba-raba tiap mili dinding lubang vagina si ani, akupun semakin menikmatinya.
Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si ani, dan……ah…aaaahhh….. pelan-pelan si ani menekan pinggulnya hingga penisku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi penisku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si ani, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam vagina si ani yang terasa seolah menjepit-jepit ujung penis ku. Kemudian si ani memasukan lagi penisku dengan menekan pinggulnya, dia tidak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya penisku tertanam didalam vagina hangat si ani, kemudian denyutan-denyutan vaginanya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yang rasanya begitu menjepit ujung penis ku. Ah..mungkin ini yang disebut empot-empot madura dalam pikirku.
Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aku benar-benar merasakan nikmat yang baru kali ini kurasakan dibanding dengan kenikmatan saat ML dengan pacarku.
Diujung lubang penisku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si ani terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si ani mulai tidak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyang semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Ani muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh penisku jepitan-jepitan vagina dan denyutan-denyutannya yang tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaku, dia orgasme panjang. Dan saat penisku dijepit-jepit oleh vagina orgasmenya si ani, akupun gak tahan, geli sekali dipenis ku, sekujur badanku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aku berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar penisku tetap menggesek vagina si ani yang sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu, si ani pun sadar kalau aku mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka penisku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yang teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam vagina si ani, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aku terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aku pun crot-crot-crot spermaku muncrat didalam vagina si ani, tanpa sadar si ani mengaduh keenakan, aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si ani, dan aku merasakn enaknya ketika pertama crot…vagina si ani menjepit, crot kedua vagina si ani berdenyut, dan ketika aku menekan penis hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tidak sadar aku menarik pinggul si ani agar penisku menancap semakin dalam dan crot yang terakhir membuat badanku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si ani yang sedang orgasme aku tembak dengan semprotan spermaku, maka disinilah impian kenikmatan yang didambakan semua wanita, hingga selesai proses semprotan spermaku, vagina si ani masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si ani seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yang luar biasa, begitu juga aku.
Diposkan oleh Dee Namaku di 21:10 Menstriptease Pembantu Label: Umum 0 komentar
Sabtu, 09 Januari 2010
--------------------------------------------------------------------------------
ini cerita seru pertamaku.. ini campuraN antara kenyataan dan impianku..target belum berhasil dijinakkan..mohon maaf kalo yang bagian esek-esek kurang mantap ..
ini ceritanya ;
Pembantu dirumahku masih muda usia, belum genap 20 tahun. Meskipun demikian dikampungnya dia sudah jadi rebutan para lelaki. Wajahnya buat saya sih biasa saja begitu juga susunya yang kalau menurut selera saya masih kecil. Tapi pembawaannya dalam bersikap penuh unsur menggoda lelaki. Saya sendiri pernah ditempeli susunya ketika berpapasan digang kecil dirumah. Pada awalnya saya merasa melakukan kesalahan tapi akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa pembantu saya ini genit dan matre. Tetapi meskipun sudah sering diajak SSi, tapi yanti tetap kukuh mempertahankan dirinya untuk diobok-obok meskipun demikian tetap genit dan bikin gemes saja.
Setelah puter otak timbullah ide gila yang akan saya coba sore ini.
Kebetulan istri dan anak sedang diantar supir pergi ke acara sekolah, setelah mereka pergi saya pura-pura sibuk bekerja diruang kerja saya. Saya keluarkan duit setoran toko saya selama beberapa hari dan pura-pura sibuk mencocokkan catatan dan jumlah uang yang ada.
Ruang kerja saya dipisahkan oleh sekat kaca yang mudah terlihat dari ruang makan. Si yanti setiap sore sibuk merapikan dapur dan mempersiapkan makanan untuk malam hari. Saya perhatikan matanya memperhatikan tumpukan uang dimejaku dan terlihat demikian berhasrat untuk memilikinya. Tanoa buang kesempatan saya berteriak dan memintanya untuk membuatkan teh hangat serta mengantar ke ruangan saya.
"jangan terlalu manis yah..Yan! " teriak saya." Iya ko..", kata Yanti manja..kalau sudah manja pasti ada maunya..hmm.. Ini saat yang tepat untuk melaksanakan rencanaku..
Tidak lama Yanti datang membawa teh.
"Ini Ko..tehnya.", yanti menyodorkan tehnya.
"Makasih kataku.",aku menjawab sambil pura-pura cuek..
"Banyak amat duitnya ko.?"kata yaNti sambil tetap berdiri disamping meja. Rupanya dia memperhatikan tumpukan uang puluhan juta yang membuat hatinya tergetar.
"Iya nih...jadi bingung mo dibelikan apa yah...?" aku menjawab dan tersenyum girang...masuk perangkap dia.
"Semua sudah punya..mo beli apalagi yah...?" aku berkelakar sambil akting berpikir.
"Belikan aku baju dong ko..habis bajuku..uda pada jelek nih.."yanti merengek manja..
"Gak mau ah..kan kamu udah dapat gaji..dapat tips dari saya aja uda banyak.".kataku pura-pura marah..
"Yah.. kan sekali-sekali boleh yah ..ko..?" yanti merajuk dan memijit tanganku..
Aduh enaknya..sebentar lagi aku yang pijit dia.
Hmm..aku berpikir keras untuk menambah variasi sedikit bagi rencana ku...
"Ok..aku nanti belikan kamu 3 pasang baju..tapi aku yang belikan yah...gak boleh kamu yang beli sendiri..gimana?" kataku mengobral janji.
"3 pasang ko ?" Yanti kaget..
"Asyik ...aku dibelikan baju..makasih..yah..engko baik deh..."
"Eit...nanti dulu ada syaratnya lho.." aku memberi tanda tidak padanya.
"Loh kok pake syarat.?." tanti bertanya
"Iya dong ..beli baju kan mesti ada ukuran atau contoh...jadi syaratnya butuh baju kamu untuk contoh ..., " kataku mantap.
"Ah..itu mah gampang..bentar saya ambilin .bajunya" yanti langsung bergerak menuju pintu keluar.
"Eit-eit..jangan pergi Dulu..
Aku gak mau bajumu yang lain ...aku mo beliin yanti baju tapi yanti harus jual baju yang yanti pakai ke saya..mumpung saya ada duit nih...baju sama celana 300rb yah...?" aku memborbardir yanti langsung ke penawaranku.
Langsung saya keluarkan uang 300rb dan taruh dihadapannya..
Begitu mo diambilnya saya memegang tangannya..."barangnya dulu baru boleh ambil duitnya" ...sambil merengut yanti menarik tanggannya dari tangganku..."yah uda saya tukar baju dulu.."
"Kalo keluAr dari ruangan ini uanngya mungkin sudah gak ada lho..sekarang aja dilepas...kan nanti bisa pake yang dikamar.".ujarku tersenyum mantap..
"Buka baju disini?.ih engko nakal...bilang aja mo lihat tubuhku...dasar genit."..yanti mengomel..tapi tidak meninggalkan aku...
"Yan..yan..yang tubuhnya lebih ok..aku bisa bayar kok yan..anggap saja ini permainan..." yanti terdiam mendengar omelanku
"Mo lihat cewe-cewe aku?"
Kataku menantang sambil memutar lcd komputer kehadapanya dan kutunjukan foto seksi nisa kepadanya. "Aku aja bayar dia semalam 500000 sudah full service 3x "kataku meyakinkan...hi..hi..padahal yang benar..1,5 juta...
"Tapi beneran yah ko..aku dibeliin baju..? " yanti sudah melemah.
"Bener..aku beliin 3 pasang..sdh dibeliin ..baju kamu saya bayarin lagi..ayo kurang apa ?ujarku meyakinkannya.
"Yah...uda deh...."
Pelan -pelan yanti membuka kancing bajunya.. Akhirnya pemandangan yang saya tunggu datang juga ..susu kecil yang padat dan ranum terlihat dari balik bhnya meskipun kecil..tapi itu sudah cukup membuat ade kecilku yang tak terbungkus CD berdiri tegak dibalik celana pendekku ..setelah diserahkan blousenya..dia lanjutkan dengan melepaskan celana sedengkulnya...kali ini penampakan paha mulus tanpa kerutan serta lemak membuat aku inGin mengecapnya sekarang juga,..tapi sabar..yanti orangnya gak bisa dipaksa mesti disuap pake uang.
Setelah celananya terlepas..yanti langsung reflek berusaha menutupi bagian tubuhnya yang berharga dengan kedua belah tangannya...
"Ok...bagus..
Tapi ini baru buat satu pasang baju yan..." kataku mempengaruhi dia.
"Loh maksud engko..?" yanti bingung lagi.
"ini kan contoh untuk baju dan celana..kalo untuk dalaman mu pake apa contohnya?"kataku mengajaknya berpikir.
"Maksud engko..saya mesti buka bh saya juga?" yanti menunjuk BHnya.
"Iya.!" ujarku pendek sambil saya mengeluarkan 300rb lagi dari tumpukan uang itu. "Ini tambahannya buat kamu lepasin bhmu", aku meletakkan 300rb lagi diatas tumpukan 300rb sebelumnya.
"Aduh ko...malu aku..." yanti gelisah.
"Gak usah malu..nih liat si nisa" ..aku klik foto nisa lainnya yang tanpa bra "nih ada yuli, sandra.dll..semua gak malu sama engko..."
Semua gambar psk simpananku kukeluarkan...untuk mempengaruhinya bahwa ini "anugrah" baginya.
"Yah..udah deh..punya saya sih kecill..kalo dibangkinkan mereka ..'akhirnya Yanti mengakui kualitasnya.
Pelan-pelan yanti melepas bra...begitu terlepas..aku sadikit termangu akan keindahan payudaranya yang kecil, kencang indah dan proporsional dengan tubuhnya...
"Punyamu ok juga yan..".kataku memujinya ketika menerima bra dari tangaanya.."jangan lupa ambil duitnya"..secepat kilat yanti mengambil duit 600rb yang ada dimeja...
Ketika dia menghitung aku pura menyesali tawaran..
"yan..lupa... celana dalamnya belum...lupa aku ..nih duit 200rb..copot deh..cepetan.."kataku memberi tekanan padanya.
"Ah.... gak mau ko..".yanti langsung menutup celana dalamnya.."malu banget koh.."
"Yah ampun yan...cewe ini cuma 500rb mau kasih liat aku semuanya..."
Kutunjukkan koleksi foto memek koleksi wanitaku.."nih..liat..
Aku kan gak minta liat dalamnya paling juga keliatan bulunya doang..".
"Ih..engko... "kata yanti kesal sambil melepas celana dalamnya...
Hmm..bulunya rupa belum lebat banget..masih ok lah menurutku...
Tanpa ingin membuang waktu..
"wah ini baru dua pasang..tinggal baju tidur lagi..."
Yanti yang kali ini sudah full naked hanya bengong mendengar pernyataanku...
"Ok..tenang-tenang..kamu duduk aja disofa yah...nih..ada film pilih yah ...baju tidur seksi yang kamu mau.."
Ruang kerja ku juga sekaligus ruang home theater di dinding ada lcd tv 30 inch yang terkonek ke komputerku..
Langsung saja kutekan play di wm player untuk memulai sesi terakhir rencana gilaku...klip pertama berdurasi 2 menit adalah peragaan busana pakaian dalam wanita baik bra maupun lingerie..nonton klip ini yanti masih ok saja..dan aku duduk santai di kursi kerjaku memperhatikannya... klip kedua adalah kisah dua model lingerie yang lesbi..selesai pertunjukkan mereka langsung action dibelakang panggung..melihat aksi permainan wanita lesbi ini yanti mulai salah tingkah dan berulangkali merubah posisi duduknya..volume home theather kusetel 75% sehingga seluruh ruangan dipenuhi desahan dari para pemain video porno tersebut. Sebelum berlanjut ke adegan berikutnya aku berjalan mendekati pintu yang terletak antara sofa dan meja kerjaku. Perlahan-lahan kukunci pintu dan kuletAkkan kuncinya diatas meja dan kututup dengan kertas. Yanti asyik memperhatikan permainan mereka dan tidak sadar saya telah berada dibelakang sofa. Pada saat yang sama muncul adegan dua orang pria pendukung acara memergoki dua gadis lesbi tersebut tengah ber 69. .
Kedua pria tersebut berinisiatif mendekati kedua wanita tersebut dan tidak lama kemudia terlihatlah ******-****** besar orang bule itu sedang diservis blow job oleh kedua wanita tersebut.
"Hah..gede betul .".teriak yanti...
"Lho..yang gede itu enak lho yan.."kataku meyakinkan.
"Eh engko sudah disini..".yanti kaget aku sedang dibelakang sofa memperhatikannya.
Adegan demi adegan terus berganti dan diakhiri dengan posisi doggy serta muncrAtnya peju. .yanti kaget...dan bertanya" itu apaan ko?"
"Itu namanya mani yang bisa buat kamu hamil..."
"Kok dikeluarkan disitu?"
"Iya..kalo dikeluarkan dalam..bisa hamil..makanya diluar saja.."
Final klip adalah koleksi pribadi saya..disini yang jadi pemeran utama adalah saya sendiri dengan para wanita simpananku sebagai aktris utama.
Scene pertama si yuli yang menggunakan lingerie putih dan g string hitam meliuk-liuk diiringi musik diatas ranjang sementara aku menshooting dari kursi hotel,susu yuli yang 36b terlihat sangat tidak muat dengan lingerie yang digunakan dan membuat dia tampak sangat hot..perlahan saya pindah posisi dan akhirnya duduk disebelah yanti...yanti cuek saja tapi saya perhatikan..yanti menggigit bibirnya serta pahanya agak mengangkang...wah pasti mulai hot deh ..tidak lama adegan berganti dengan aksiku meremas-remas payudara yuli..serta meyedot dan menjilati susu yuli yang montok itu..saya lepaskan lingerienya dan saya berputar kebelakang menciuminya serta meremas-remas payudaranya dari belakang..divideo yuli terlihat menikmati banget foreplay aku..kemudian aku turun kebawah serta menciumi punggungnya dan pantat yuli..secara bersamaan kuturunkan g string yuli..serta kueluskan jari jemariku dipaha yuli dan daearah Genital..yuli melenguh kuat membuat yanti ikut mendesah...wah..berhasil sorak ku dalam hati..kena deh kamu,..
This image has been resized. Click this bar to view the full image. The original image is sized 599x325.
Kemudian yuli kurebahan dipinggir ranjang dan kakinya terkulai kelantai..kemudian sambil jongkok dilantai aku menjilati pahanya dari lutut hingga ke clitoris..berkali-kali. final scene adalah adeganku sedang menyedot habis klitorisnya yuli. Film sengaja ku cuT disitu dan yanti belum melihat penisku karena sepanjang film masih terbungkus rapi oleh celana dalam. Film sengaja kulanJutkan dengan rekamanku bersama nisa yang alur ceritanya juga dimulai dengan tarian erotis dengan lingerie merah yang menyala. Kali ini aku menggeserkan posisi dudukku menempel ke yanti..yanti sendiri sdh tidak konsen dengan yang difilm karena dia sibuk mengatur nafasnya yang tersenggal menahan nafsu. Ketika tanganku memegang pundaknya yanti diam saja dan membiarkan tanganku membelai rambut dan kupingnya...ketika nisa sedang asyik dijilatin punggungnya akupun melanjutkan aksi dengan menempelkan kepalaku ke pundak yanti. Begitu yanti merespon dengan menarik kepalanya kebelakang..akupun lansung menciumi lehernya..aku berbisik ditelinganya "kamu mau dijilati seperti mereka ..?" "Mau ko...tapi nanti Minta tambah yah duitnya."..dasar pembantu matre..makiku dalam hati..
Lalu kujilati pungunggnya yanti..dan perlahan-lahan tanganku mulai meremas-remaspayudara yanti..yanti mulai melenguh menahan nikmatnya.
".ko..enak betul yah..enak banget.".ceracau yanti mengalahkan suara nisa di tv.
Setelah puas dipunggung aku pindah ke depan serta menjilati kedua bakpao kembar..yanti bergelinjang tidak keruan..aku sengaja berlama-lama karena adekan foreplayku dengan nisa cukup lama...jadi aku gak mau mendahului yang di tv...
Setelah itu aku turun menciumi perut dan pusar yanti..yanti tambah kegelian.. Sedari tadi aku belum memperhatikan memek yanti,,dan sambil menjilat piusar..aku liat memeknya sdh terbuka lebar dan sudah becek..wah ini mah tinggal langsung tancap..tapi aku tahan dulu..
Kemudian mengikuti adegan di tv aku menjilati paha dan daerah sekitar pubis,.., aku belum menyentuh ground zero sama sekali.ketika ditv adegan berganti dengan nisa mempeloroti celanaku dan mengulum kontolku,..aku langsung mulai menyerang ground zero..pikirku yanti sudah tidak berkeberatan/kaget melihat penisku jika sedang menikmati sedotan mulutku.. Sedang asyiknya kujIlati clitoris yanti..yanti menyeracau.."ko..kontolmu gede juga..aduh..aduh,...enak ko..lagi-..lagi,.." .begitu bersuara,..langsung kukeluarkan teknik sedotan mautku yang bikin para wanita simpananku merindukannya.
"Ko enak Betul."..yanti sepertinya sdh 85%, dan akupun mengurangi seranganku..karena aku ingin menyelesaikan dengan kontolku...
Adegan ditv sdh berganti dengan nisa yang sedang keenakkan disodok olehku dipinggir sofa dgn posisi yang mirip dengan posisi kami sekarang.
Sambil merem melek yanti tidak melepaskan matanya dari tv...kemudian kulepaskan celana pendekku dan aku bersujud disamping yanti..kali ini aku mengarahkan tangan yanti memegang burungku yang sudah ngaceng berat.yanti kaget karena tidak menyangka sebesar itu.."apa bisa masuk ko? ....besar begini ?"
"masuk kemana yan?" Tanyaku purapura bego.".kesini?"aku menunjuk memeknya. Yanti menganguk pelan.. Kudekati wajahnya kucium bibirnya aku berbisik dikupingnya.."yakin ? Kan kamu masih perawan..nanti gimana? "
"Ko..aku pengen nikmatnya..udah ko.tolong puasin aku..aku gak tahan nih...teriaknya.."
"Ok..yah...aku buat kamu nanti nikmat yah yan.."
Langsung aku turun kembalI kebawah dan menjilati kembali clitoris yanti..
Gak lama yanti sdh bergelinjang tanda bentar lagi uda mau orgasme...
Pelan-pelan kuganti dengan gosokan jemariku diklitorisnya sambil kuarahkan burungku kelubang sasaran..tanganku satunya mengambil celana pendeekku dan menaruhnyAA dibawah pantat yanti..gawat nih kalo darah perawannya banyak..setelah aman kulesakkan pelan-pelan dan yanti merintih kesakitan sambil meracau keenakkan..setelah berusaha menekan akhirnya tembus juga keperawanan yanti...yanti sedikit meneteskan airmata..aku pun tidak langsung mengocok lobang nikmat yang Baru ini..kubiarkan didalam beberapa detik. Setelah yanti sdh enjoy lg kumulai irama 3x1 ajaran guru seksku...3x masuk pendek dan sekali masuk dalam..perlahan tapi pasti yanti mulai gak kuat menahan nikmat..dia menyeracau terus..berteriak ******..enak..aduh..enak ko..kontolmu enak koh..oh..oh..
Tidak lama adegan di tv diakhiri oleh teriakan nikmat nisa yang gua sodok pakai doggy style...
Setelah suara tv senyap, sekarang hanya terdengar suara lenguhan nafasku dan ceracau nikmat yanti..tapi aku lupa satu hal, aku lupa pakai kondom..gimana ini....aku tawari yanti ganti posisi dan dia mau..secepat kilat aku ambil kondom dikantung celana pendekk yang sebenarnya sdh kusiapkan. Yanti menghadap tv dan menahan tubuhnya dengan memegang meja didepan sofa. dan aku sodok dengan doggy style sambil berdiri..
Kali ini yanti tetap sangat menikmati sodokanku...selelah 1 menit aku menyuruh kembali tiduran aku pengen memberi dia kepuasan seks yang akan dikenanggnya seumur hidup.
Sambil kosodok, mulutku sibuk menjilati dan menyedot putting susunya...menurut pengalamanku susu seorang wanita yg akan orgasme biasanya juga akan menjadi sangat kenjang..bener saja tidak lama kemudian yanti bergelinjang dan berteriak..ahg...enak...gak kuat..ahg...
Akupun terus menyodoknya karena juga sdh diujung tanduk.....tidak lama gantian aku yang berteriak kenikmatan....ah yanti..enak ...auw..ahggg..
Aku terkulai memeluk yanti disampingku yang juga lemas berkeringatan..
Ko..aku takut hamil...tenang aman kok..aku kan tadi pakai kondom..aku kan tahu kamu lagi masa subur.. Ok?
Udah cepetan saya mandi ganti baju...nih bawa bajumu semua...
Loh kok dikembalikan? Kan duitnya uda aku keterima..iya..gak papa..saya kasih lagi kekamu , anggap saja hadiah..senyumku licik..nanti beli baju gimana ?
Yah..nanti ajak kamu ..ok?
Ok sip deh...sebelum ngeloyor pergi..tangan yanti terbuka menunggu tips tamahan dari ku..terpaksa keluarkan lagi 200rb untuknya...yanti tersenyum senang, sambil berjalan telanjang dia menghitung total incomenya yang melebihi gajinya sebulan. Dasar matre..
Buatku 1 juta gak masalah anggap saja dapat perawan...yah hitung bagi -bagi rejeki.
secepa
Secepat kurapikan kembali ruangku yang hancur berantakan...setengah jam lagi mereka datamg dan aku harus sdh mandi dan tidur sore...
Bravo.
Diposkan oleh Dee Namaku di 19:57 Kupergoki Istriku Selingkuh, Aku Entot Istri Yang Menyelingkuhi Istriku Label: Umum 0 komentar
Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota masih di Pulau Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis kayu dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa. Namun secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram. Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku dilanda senewen. Karena penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa taksi aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi. Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu.
Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.
Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.
Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya.
Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.
Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.
Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual. Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.
Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit. Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng.
“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.
Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.
“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.
Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.
“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”
Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri.
“Ahh…”
Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan). Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang. Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.
Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.
“Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.
Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.
“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”
Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.
Gaya ****** rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang. Konsistensi gerakan ****** yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku.
“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”
Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.
“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..”
Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.
“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”
“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”
“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”
Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.
Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.
“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.
“Maafkan isteriku yah”
Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.
“Ayo ke kamarmu Mbok.”
Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung. Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.
Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.
“Ehhmm.. Eehhf..”
Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.
“Ehh.. Ehhshs..”
Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.
“Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya.
Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan lidahku.
“Oohh.. Paakk.. Oohh..”
Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya.
“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.
Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul
Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya.
“Oohh.. Paakk.. Ohh..”
Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.
“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”
Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya.
“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”
Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu.
“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.
Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku.
Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.
****
Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu. Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.
Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu.
TAMAT
Diposkan oleh Dee Namaku di 19:38 Di Balik Kamar Kost Label: Umum 0 komentar
Kamis, 07 Januari 2010
Pertama-tama perkenankan saya memperkenalkan diri dulu. Biasa teman-temanku memanggilku Nana (nama lengkap/aslinya ga usah disebut yah), lahir tahun 83. Tubuhku cukup jangkung untuk ukuran wanita, terakhir kuukur 172 cm, dengan berat 48kg dan tiga lingkar tubuh 86/60/90. Rambutku lurus sebahu, wajah lonjong ,dan kulit putih karena aku WNI keturunan. Saat ini masih kuliah di fakultas sastra di salah satu universitas swasta di Bandung dan ngekost tidak jauh dari kampusku. Aku termasuk gadis yang sering ke salon dan modis, maka aku sudah tidak asing dengan tatapan nakal cowok-cowok di kampus kalau aku memakai pakaian yang ketat atau agak seksi, apalagi ketika ngedugem dimana aku memakai pakaian yang lebih terbuka. Dalam percintaan, secara jujur kuakui aku bukan type yang setia. Aku sudah mempunyai pacar yang sedang kuliah di Amerika sehingga kami jarang bertemu, kami sudah berjalan lebih dari tiga tahun dan aku mencintainya, tapi darah muda dalam diriku melibatkanku dalam beberapa hubungan one night stand dengan teman kuliah maupun teman dugem, bagiku semua itu hanya hubungan badan tanpa merubah perasaanku pada pacarku.
Kisahku ini terjadi pada pertengahan tahun 2004 yang lalu yaitu libur akhir semester. Waktu itu teman kostku sudah banyak yang pulang, di kostku hanya tersisa seorang pria, dan dua wanita termasuk diriku. Yang dua itu tidak pulang karena ikut semester pendek, tapi aku belum pulang karena waktu itu di rumahku tidak ada siapa-siapa berhubung kedua orangtuaku sedang menghadiri pernikahan di kota lain dan kakakku satu-satunya sudah dua tahun yang lalu menikah dan ikut suaminya. Jadi pemikiranku lebih baik kutunda kepulanganku sampai papa dan mamaku pulang 2-3 hari lagi, daripada kesepian di rumah mendingan kuisi waktuku untuk having fun bersama teman-temanku di Bandung. Malam itu aku ngedugem di salah satu tempat dugem di jalan Cihampelas. Teman-temanku mencekoki minuman sementara aku tidak kuat minum, mereka bilang untuk merayakan kenaikan IPK-ku. Aku mabuk sehingga dalam perjalanan pulang dengan mobil Ocha aku numpang ke WC di rumah Risa waktu sampai di rumahnya karena tidak tahan mau muntah. Setelah muntah akupun masih pusing-pusing sehingga terpaksa aku minta Risa untuk menginap di rumahnya semalam saja daripada pulang ke kost dalam keadaan sempoyongan, kan ga enak dilihat.
Singkat cerita akupun menginap di rumah Risa malam itu dan baru terbangun besoknya, hari Minggu jam sebelasan. Kepalaku masih agak berat.
“Lu orang sih, nyuruh gua minum terus, aduh kaya mau mati aja kemarin rasanya tau !” omelku pada Risa.
“Hihihi, gapapa lah Na sekali-kali aja, kan kita baru selesai semester nih !” jawabnya tertawa kecil mengingat keadaanku kemarin.
Akhirnya setelah makan sedikit, Risa mengantarku pulang ke kostku di daerah Sukamekar. Kumasuki pintu gerbang kostku, suasanya sepi seperti beberapa hari terakhir. Di depan pos jaga aku berpapasan dengan Gungun, pegawai/ penjaga kostku yang berusia dua puluhlimaan sedang ngobrol-ngobrol dengan dua orang pemuda yang kira-kira sebaya dengannya, aku tidak tahu siapa mungkin temannya yang penduduk sekitar sini. Aku tersenyum kecil sebagai basa-basi dan mereka membalasnya.
Terasa sekali mereka memandangi tubuhku yang masih memakai pakaian seksi semalam berupa sebuah rok putih sejengkal di atas lutut dan tank top berdada rendah yang memperlihatkan sedikit belahan dadaku. Aku mempercepat langkahku ke tangga, di dekat tangga akupun berpapasan lagi dengan pegawai kostku yang lain, si Acep yang masih berusia SMA, sekitar enambelas tahun, orangnya agak culun, berambut cepak dan kerempeng, dia sering bertugas membelikan barang pesanan dan mengantar makanan untuk kami, para penghuni disini.
“Eh…Neng, baru pulang yah !” sapanya sambil cengengesan.
Aku hanya menjawab iya saja lalu menaiki tangga, instingku mengatakan kalau dia berusaha mengintip rokku yang mini ketika aku naik, sempat terlihat sekilas olehku ketika sampai di lantai dua dan membelok. Sampai di kamar, aku langsung membuka pakaianku dan masuk ke kamar mandi, langung kubuka shower dan kuguyur tubuhku dengan air dingin, segar sekali rasanya, udara di luar waktu itu lagi panas ditambah lagi panas alkohol masih sedikit terasa dari dalam tubuhku.
Selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan apapun sambil mengelap rambutku dengan handuk. Kuambil celana dalam kuning dan kupakai. Aku tidak menemukan baju barongku yang biasa kupakai tidur di gantungan di pintu, baru ingat kalau baju itu sudah kutaruh di tempat cucian. Karena malas mencari baju lain di lemari, akupun lantas melempar diriku ke kasur. Biar saja tidur hanya dengan celana dalam, apalagi cuacanya lagi panas, kipas anginnya juga kumatikan. Kututupi tubuhku dengan selimut dan kupeluk guling kesayanganku untuk melanjutkan tidurku yang masih belum puas ditambah masih sedikit pening, maklumlah orang ga kuat minum di suruh minum banyak ya gini nih jadinya. Entah berapa lama aku tertidur lelap sekali sampai kurasakan ada rasa geli pada tubuhku, secara refleks tanganku menepis dan menggulingkan tubuh ke arah lain. Namun perasaan itu datang lagi dengan lebih hebat, kali ini juga kurasakan pada paha dan dadaku seperti ada yang mengenyot. Kali ini aku terbangun dan kaget sekali melihat ternyata benar-benar ada orang yang sedang mengenyot dadaku dan seseorang lainnya sedang menjilati pahaku. Spontan akupun menjerit, namun sebuah tangan membekap mulutku dari belakang. Ketika aku meronta, gerakanku langsung terkunci oleh tangan-tangan yang memegangi kedua tangan dan kakiku.
Aku mengedip-ngedipkan mata memperjelas pandanganku, aku makin terperanjat dengan keempat wajah menyeringai diatasku, wajah yang tak asing bagiku. Yang dua adalah pegawai kostku, Gungun dan Acep dan dua orang temannya yang kutemui di bawah tadi. Aku tidak habis pikir bagaimana mereka bisa masuk sini, padahal pintu sudah kukunci, tapi sekarang bukan waktunya memikirkan itu, sekarang harusnya memikirkan apa yang harus kulakukan menghadapi situasi ini.
“Halo Neng, maaf yah kita masuk sini diam-diam abis ga tahan liat body Neng yang bahenol !” kata Gungun.
“Emmphh…eemhhh !” aku berusaha berteriak walau mulut masih dibekap sambil meronta ketika Gungun meraba payudaraku.
“Udahlah Neng, ga usah ngelawan terus, disini lagi gak ada siapa-siapa kok !” sahut orang yang membekapku yang berambut agak bergelombang dan matanya besar.
Dalam situasi makin kritis seperti ini aku mulai berpikir ulang, aku pernah membaca berita tentang pembunuhan di kost, melawan mereka yang sedang kalap mungkin saja malah mencelakakanku, bukankah lebih baik pasrah saja menuruti mereka. Lagipula aku ini kan bukan perawan dan pria yang pernah main denganku bukan hanya pacarku, bedanya cuma mereka sama-sama WNI keturunan dan yang empat ini bukan. Yah, anggap saja tambah pengalaman seks lah, begitu pikirku positif. Yang masih membuatku risau adalah apakah aku sanggup melawan empat orang sekaligus mengingat seumur hidup aku selalu bermain konvensional satu lawan satu. Mungkin sekaranglah waktunya bagiku untuk mencoba rasanya digangbang. Seiring dengan birahiku yang mulai naik, rontaanku pun berangsur-angsur berkurang berganti menjadi kepasrahan. Darahku berdesir dan bulu-buluku merinding ketika tangan-tangan itu menggerayangi tubuhku, ciuman dah jilatan juga menghujani tubuhku. Salah seorang teman Gungun tadi menarik lepas celana dalamku. Keempat orang itu menelan ludah menyaksikan keindahan tubuhku yang sudah telanjang bulat, terutama Acep sepertinya ini baru pertama kali dia melihat tubuh wanita secara nyata.
“Anjrit, jembutnya lebat banget euy !” kata Gungun sambil merabai kemaluanku yang berbulu lebat tapi rapi, karena sering kucukur rapi tepiannya agar tidak keluar-keluar kalau memakai baju renangku yang seksi.
Teman Gungun yang rambutnya gondrong sebahu menciumi payudaraku, digigit dan disedot-sedotnya putingku yang sensitif. Kuncian mereka terhadapku mengendur dan tangan yang membekap mulutku juga sudah lepas. Kepalaku menggeleng-geleng ketika Gungun mau menciumku, tapi dia lalu memegangi kepalaku sehingga aku tak bisa lagi menghindari mulutnya. Rangsangan yang datang bertubi-tubi membuatku semakin horny dan mulutku pun membuka menerima serangan lidah Gungun, mau tak mau aku harus beradaptasi dengan bau mulutnya. Kumainkan lidahku mengimbangi lidahnya yang menari-nari di mulutku. Ketika asyik berciuman dengan Gungun setidaknya ada dua jari yang bermain di vaginaku, aku tidak tahu siapa itu karena aku biasa memejamkan mata kalau berciuman agar lebih menghayati, selain itu tangan yang menggerayangiku ada empat pasang sehingga tidak sempat mengenalinya satu-satu.
Lama juga Gungun menciumiku, itu dia lakukan sambil tangannya menjelajahi lekuk-lekuk tubuhku, hampir lima menit kira-kira, begitu mulutnya lepas aku akhirnya lega bisa kembali menghirup udara segar walau dengan nafas sudah memburu.Ketika kubuka mata, kulihat di sebelah kananku teman Gungun yang matanya besar itu sedang mengenyoti payudaraku dengan rakusnya, dia sudah membuka pakaiannya, aku melihat penisnya yang sudah tegang itu menggantung di selangkangannya, bentuknya panjang dengan kepalanya disunat. Iihhh…geli sekaligus terangsang membayangkan aku harus mengulum dan dimasuki benda itu. Si Acep sedang menjilat dan meraba tubuh bagian sampingku (sekitar perut, paha, dan dada), dia juga masih memakai kaos oblongnya tapi celananya sudah dibuka, penisnya yang juga bersunat lumayan juga untuk seumuran dia. Ternyata yang daritadi mengorek vaginaku adalah si pemuda gondrong, kini dia bahkan mendekatkan wajahnya ke sana dan uuhh…lidahnya menyentuh bibir vaginaku dan terasa menggelitik nikmat tubuhku sampai menggeliat karena itu. Aku bingung apa yang kualami saat itu termasuk perkosaan atau bukan, dibilang ya bisa juga karena awalnya mereka yang memaksa, tapi dibilang tidak juga bisa karena toh aku juga mulai menikmatinya.
“Memeknya enak, wangi loh mmm…ssluurrpp !” sahut si gondrong di bawah sana.
“Oh, ya…nanti juga saya mau nyicipin yah, makannya cepet !” kata Gungun.
“Jangan lama-lama yah, nanti kita kebagiannya bau jigong lu” timpal si mata besar
Kini Acep sudah mencaplok payudaraku dengan mulutnya, walau kelihatan culun jilatannya membuat putingku makin menegang. Gungun juga membuka pakaiannya hingga telanjang. Wah, anunya juga ga kalah gede dari kedua temannya, tinggal milik si gondrong saja yang belum kulihat karena dia masih sibuk menjilat vaginaku. Aku harus mengakui enak sekali diperlakukan seperti ini, dalam seks satu lawan satu aku tidak pernah merasakan bagian-bagian sensitifku dimainkan dalam saat bersamaan.
“Uuhh-eeemm….aaahh !” aku tak tahan untuk tidak mendesah ketika lidah si gondrong menyapu bibir vaginaku, bukan cuma itu, jarinya pun ikut keluar masuk di sana.
Hal itu berlangsung sekitar lima menit lamanya, kemudian Gungun mengambil posisinya.
“Hayo sini, saya juga mau rasain, gantian dong !” katanya menyuruh si gondrong menyingkir.
Langsung Gungun melumat bagian selangkanganku itu dengan bernafsu, tangannya memegangi kedua pahaku sambil mengisap dan menjilat, mulutnya terbenam di kerimbunan bulu kemaluanku, gayanya seperti makan semangka saja. Serangannya lebih mantap dari si gondrong yang cenderung monoton, lidah si Gungun sepertinya agak panjang sehingga ketika menyusup ke dalam vagina benda itu menyentuh klitorisku juga menjilati dinding kemaluanku, kontan akupun makin menggelinjang tak karuan. Ketiga orang lainnya tertawa-tawa dan berkomentar jorok melihat reaksiku, mereka pun makin bersemangat mengerjaiku. Payudaraku sedikit nyeri ketika dipencet-pencet si mata besar dengan gemasnya. Si gondrong yang kini sudah membuka bajunya berlutut di sebelahku memegangi penisnya untuk disodorkan padaku.
“Diisep Neng, enak loh !” suruhnya sambil menggosokkan kepala penis itu ke wajah dan bibirku.
Walau sebenarnya geli dengan kemaluannya yang hitam dengan kepala kemerahan itu, aku tertantang juga untuk mencobanya, maka kugenggam batang itu dengan tangan kiri dan kuawali dengan menyapukan lidah pada kepala penisnya. Dia langsung mendesah keenakan karenanya. Entah kekuatan apa yang membuatku demikian liar, padahal sebelumnya dekat-dekat orang seperti mereka saja aku enggan, apalagi untuk ML.
Awalnya aku sangat tidak nyaman dengan aroma penisnya, namun mau tidak mau aku harus membiasakan diriku. Aku berusaha tidak menghirupnya dan kuemuti dalam mulut sambil sesekali mengocok dengan tangan, kesempatan itulah yang kupakai untuk mengambil udara segar. Sementara rasa geli pada vaginaku kian menjalari tubuhku, rasanya seperti mau pipis. Tubuhku menggelinjang, aku tidak tahan lagi dan mencapai orgasme pertamaku, dari vaginaku keluarlah lendir yang dijilatinya dengan lahap.
“Eh-eh, gantian dong, saya juga mau ngerasain pejunya si Neng !” kata si Acep
Acep menggantikan posisi si Gungun, dia menjilati sisa-sisa cairan kemaluanku. Jilatannya tidak selihai Gungun, maklum karena dia masih hijau, baru pertama kalinya menikmati wanita. Dia lebih suka menyentil-nyentil klitorisku dengan lidahnya yang memberi rasa geli. Sekarang Gungun berlutut di sebelah ku dan meraih tanganku digenggamkan ke penisnya. Keras dan hangat, begitulah kesan pertama begitu jari-jariku melingkari batang itu. Mulailah aku mengocok penis itu dengan tangan kiriku dan yang kanan memegangi milik si gondrong sambil mengoralnya. Si mata besar masih menyusu dengan nikmatnya pada payudaraku, sepertinya dia ketagihan dengan payudaraku yang montok itu.
Acep tidak lama menjilati vaginaku, posisinya digantikan oleh si mata besar yang tidak sabar menunggu giliran, karena paling kecil diapun mengalah pada temannya. Si mata besar mencium vaginaku dengan bernafsu dan terkesan terburu-buru. Aku dibuatnya semakin bergairah melayani kedua penis yang menodongku, secara bergantian kukocok dan kuoral menirukan apa yang pernah kulihat di film porno di rumah temanku. Rasa jijikku pada penis hitam yang kepalanya seperti jamur itu perlahan-lahan sirna. Gungun mengungkapkan ekspresi nikmatnya dengan meremas payudaraku yang digenggamnya, sedangkan si gondrong sambil menekan-nekan penisnya ke mulutku ketika gilirannya dioral seolah tidak rela melepaskannya. Ditambah lagi Acep sedang asyik memainkan putingku, benda mungil berwarna merah kecoklatan itu dia pilin-pilin dengan jarinya sesekali juga dijilati. Si mata besar pun tidak lama-lama menjilati vaginaku, dia lalu bangkit berlutut diantara kedua pahaku dan menempelkan kepala penisnya di bibir vaginaku.
Kuhentikan sejenak aktivitas terhadap dua penis dalam genggamanku untuk memperhatikan penis si mata besar mendesak memasuki vaginaku. Kutahan nafasku sambil menggigit bibir, proses penetrasi itu kuresapi dalam-dalam. Setelah masuk sebagian dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menghujam sampai mentok, spontan aku pun menjerit kecil dan merapatkan pahaku.
“Waaah…enak pisan, sempit oi !” katanya setelah berhasil membobol vaginaku.
Tanpa buang waktu lagi dia menggenjotku, penis itu keluar-masuk vaginaku. Aku meneruskan kocokanku terhadap si gondrong dan Gungun, rasa nikmat yang menjalari tubuhku semakin membuatku bersemangat mengocok kedua penis itu. Si Acep juga makin seru mengisapi payudaraku sampai basah kuyup oleh ludahnya juga oleh ludah orang-orang yang tadi mengisapnya. Tak lama kemudian, ketika aku sedang mengulum penis Gungun, sesuatu yang basah dan hangat menerpa wajah dan leherku dari samping. Ow, ternyata si gondrong sudah keluar, kulepas sejenak penis Gungun dari mulutku, semprotan berikutnya makin membasahi wajahku begitu aku menengok menghadap todongan benda itu.
“Uhh…isepin yah Neng !” lenguhnya seraya menjejali mulutku dengan penisnya.
Dalam mulutku penis itu masih menyemburkan isinya dan itu kuhisapi tanpa memikirkan rasa jijik lagi walaupun baunya yang agak menyengat, mungkin karena saking terangsangnya sampai tidak sadar aku jadi seliar itu. Sampai sejauh ini ponselku yang kutaruh di meja sana sudah berdering sekali dan dua SMS sudah masuk, kubiarkan saja karena tanggung. Aku dapat merasakan penis si gondrong menyusut dalam mulutku dan pemiliknya terengah-engah.
“Yee, payah lu, belum nojos udah ngecrot !” ledek Gungun pada temannya.
“Enak pisan sih anjrit, sampe ga tahan !” balas si gondrong
Sekarang si mata besar mengajak ganti posisi, mereka lalu membalikkan tubuhku hingga telungkup. Akhirnya ganti posisi juga pikirku, aku sudah gerah daritadi berbaring telentang sambil dikerjai mereka, punggungku panas sekali rasanya dan benar saja keringatku sudah membasahi sprei dibawahku tadi. Perutku diangkat dari belakang hingga posisiku seperti merangkak. Kutengokkan kepalaku ke belakang dan kulihat si mata besar kembali memasukkan penisnya ke vaginaku.
Tusukan-tusukan kembali kurasakan, kali ini lebih cepat dan dalam. Di depanku si Acep berlutut minta giliran merasakan mulutku. Akupun membuka mulut mempersilakan batang itu memasukinya. Kuemut benda itu tanpa menghiraukan lagi baunya, tidak terlalu besar tapi cukup keras, namanya juga barang ABG. Aku melirik ke atas melihat anak itu merem-melek menikmati kulumanku, lucu juga reaksinya yang amatiran itu.
“Gimana Cep, asyik ga diemot ******nya ?”
“Si Acep udah gede euy !”
Celoteh-celoteh yang ditujukan pada si Acep itulah yang sempat kudengar waktu itu. Sambil terus mengoral Acep, akupun selalu menggoyang pantatku mengikuti genjotan si mata besar, terus terang rasanya enak sekali seperti diaduk-aduk. Payudaraku yang menggelayut sedang dipegang-pegang si gondrong yang sedang mengistirahatkan penisnya. Tangan kananku menggenggam penis si Gungun dan mengocoknya pelan.
“Pelan-pelan aja kocoknya Neng, ga pengen cepet-cepet ngecrot sih !” demikian katanya.
Sibuk sekali aku jadinya dan udara sekitarku serasa makin panas karena dikerubuti empat orang ini, mana badannya lumayan bau lagi. Hanya birahi yang meninggilah yang mengalihkanku dari semua itu.
Sekitar lima belas menit menggenjotku, si mata besar sepertinya mau keluar, kelihatan dari sodokannya yang makin cepat.
“Annjjiiinngg…aaahhh !” lenguhnya panjang diiringi semprotan spermanya di dalam vaginaku yang tak bisa kutolak.
Sialan juga nih orang pikirku, sembarangan main buang di dalam, ga minta ijin atau omong dulu kek padahal gak pake kondom, untung waktu itu aku tidak dalam masa subur, kalo iya kan amit-amit harus hamil sama orang-orang ginian. Begitu penisnya lepas, aku merasa cairan hangat meleleh membasahi paha atasku. Gungun langsung mengambil alih posisinya menusukkan penisnya padaku seolah dapat membaca apa yang ada dalam hati kecilku yang masih ingin digenjot karena belum mencapai klimaks alias tanggung. Si Acep yang masih kuoral nampaknya makin menikmati saja, tanpa sadar dia memaju-mundurkan pinggulnya seakan sedang menyetubuhi mulutku. Dia mengeluarkan spermanya dalam mulutku saat Gungun menggenjotku dengan ganasnya sehingga aku tidak bisa konsentrasi mengisap penis itu, maka cairan itupun meleleh sebagian di pinggir bibirku.
Setelah Acep melepas penisnya yang telah kubersihkan dari mulutku, lengan Gungun mengangkat dadaku sehingga kini aku berlutut, Gungun tidak berhenti menggenjotku sambil menopang tubuhku dengan lengannya yang melingkari perutku. Si mata besar sambil mengistirahatkan senjatanya menggerayangi payudaraku yang membusung dalam posisi itu. Si gondrong memintaku kembali mengoral penisnya yang sudah mulai bangkit lagi, sepertinya dia suka dengan pelayanan mulutku. Kugenggam penisnya yang disodorkan padaku, ih…masih lengket-lengket bekas spermanya tadi, sedikit jijik aku dibuatnya namun juga tak kuasa menolaknya. Serta merta kumasukkan benda itu kemulutku, kujilati sisa-sisa spermanya hingga bersih. Di dalam mulutku benda itu semakin mengeras dan bergetar.
“Pelan-pelan aja Neng, buat persiapan ngejos di bawah nanti !” katanya.
Tak lama kemudian tubuhku kembali mengejang, seperti ada yang mau meledak di bawah sana. Aku melepas kulumanku untuk melepaskan desahan yang tak bisa kutahan lagi, lendirku pun kembali keluar bersamaan dengan tubuhku. Orgasme kali ini terasa lebih panjang, Gungun masih menggenjot sampai 2-3 menit kemudian hingga akhirnya diapun menghujam penisnya lebih dalam dan mempererat pelukannya. Dia menggeram dan memuntahkan spermanya ke dalam vaginaku, hangat kurasakan di dalam sana. Kami break sebentar sekitar lima menitan. Saat itu Gungun dan Acep memperkenalkan dua orang itu kepadaku, yang gondrong namanya Amad dan yang matanya melotot itu namanya Ifud, memang benar keduanya adalah teman mereka yang tinggal di pemukiman penduduk tak jauh dari sini.
Gungun juga bercerita bagaimana mereka bisa masuk sini. Ternyata mereka iseng mengintipku waktu keluar dari kamar mandi tanpa busana tadi lewat lubang angin diatas pintu kamarku dengan memakai bangku tinggi. Tadinya sih hanya sekedar mau ngintip, tapi tak lama kemudian waktu Amad dan Ifud mau pulang mereka ingin ngintip yang terakhir kali dan menemukanku telah terlelap hanya dengan memakai celana dalam dan selimut yang tersingkap. Situasi kost yang sedang sepi dan nafsu setan mendorong mereka berencana memperkosaku. Maka setelah yakin aku benar-benar tidur, Gungun mencongkel kaca nako yang tepat di sebelah pintu lalu meraih grendel sehingga mereka bisa masuk dan terjadilah seperti ini. Aku sebenarnya marah mendengar semua itu, lancang sekali mereka berbuat begitu, ini kan pemerkosaan namanya, tapi mau marah gimana juga toh aku menikmatinya, salahku juga berpakaian mencolok di depan mereka. Aku menatapi mereka satu-persatu yang memandangi tubuh telanjangku dengan tatapan kesal sekaligus berhasrat. Tidak tau mau omong apa deh, soalnya perasaanku benar-benar campur aduk sih.
“Bentar yah, mau cuci muka dulu” kataku sambil bangkit dan melangkahkan kakiku dengan gontai ke kamar mandi.
Di sana aku mencuci mukaku dari cipratan sperma agar aroma yang menyengat itu hilang. Keluar dari kamar mandi, kembali aku duduk di kasur dikelilingi mereka. Sudah tanggung untuk dihentikan, jadi kuikuti saja deh permainan mereka. Kali ini si Acep yang masih hijau itu minta diajari cipokan.
“Boleh yah Neng, soalnya saya pengen ngerasain dicium cewek itu kayak apa sih, apalagi cewek cakep kaya Neng” pintanya, mukaku memerah karena malu dan juga tersanjung akan pujiannya.
“Cium-cium-cium !” teman-temannya yang lain menyorakinya
“Sssttt…jangan keras-keras dong, ada yang tau gimana !” kataku memperingatkan sehingga mereka mengurangi volumenya.
Aku memejamkan mataku seperti kebiasaanku berciuman menunggu Acep menciumku, pertama-tama aku merasa bahuku dipegang lalu menempellah bibirnya dengan bibirku. Teknik ciumannya benar-benar amatiran, kaku dan membosankansekali, sehingga aku yang berinisiatif memainkan lidahku baru dia mulai bisa membalasnya, aku melingkarkan tangan memeluknya dan percumbuan kami makin panas.
Selama percumbuan itu juga aku merasakan tangan-tangan lain berkeliaran di sekujur tubuhku, mengelusi punggung, paha, payudara, dll. Tidak jelas siapa yang melakukan karena aku memejamkan mata, yang jelas darahku mulai bergolak lagi karena belaian ditambah kometar-komentar jorok mereka. Ada seseorang memelukku dari belakang dan menjilati leherku, oohh...benar-benar sensasional, demikian rasanya pertama kali dikeroyok. Lama juga aku berciuman sambil digerayangi, nafasku sampai naik-turun ga karuan karenanya. Setelah itu si Amad gondrong meminta jatahnya, dia berbaring telentang dan menyuruhku membenamkan penisnya pada vaginaku. Akupun naik ke atas penisnya, benda itu kugenggam dan kueluskan pada kemaluanku dulu supaya nafsu si Amad mendidih. Kemudian baru aku mulai menjebloskannya perlahan-lahan.
“Ahhh...eeegghh !” desahku saat memasukkan penis itu, aku memejamkan mata dengan bibir membuka.
Setelah terasa mentok, akupun perlahan menaik-turunkan tubuhku. Amad juga mendesah kenikmatan karena penisnya dihimpit dinding vaginaku.
Gerak naik-turunku semakin cepat sehingga payudaraku ikut bergoncang-goncang. Dengan aku yang memegang kendali, si Amad kelihatan kelabakan, dia mendesah-desah gak karuan. Kelihatan sekali pengalaman seksnya masih dibawahku. Dia julurkan tangannya meraih payudara kiriku, sepertinya dia gemas melihat payudaraku yang juga naik-turun itu. Dua orang lainnya duduk menonton liveshow kami, Gungun sebelumnya telah turun ke bawah untuk memeriksa keadaan dan berjaga-jaga di pos jaga dekat gerbang. Tak lama kemudian si Ifud mendekatiku dan berdiri di sebelah menyodorkan penisnya yang langsung kugenggam. Jadilah aku bergaya woman on top sambil mengocoki penis Ifud. Amad, ternyata tidaklah setangguh yang kukira, tampang boleh sangar kaya preman, tapi dia orgasme dalam waktu yang relatif singkat, isi penisnya tertumpah dalam vaginaku. Aku paling senang ML di saat safe seperti ini, bebas dari rasa was-was walau pasanganku buang di dalam. Tanpa malu-malu lagi, kupanggil si Acep agar menuntaskan birahiku. Aku duduk di kasur membuka kedua pahaku seakan mempersilakan anak itu menusuknya, aku harus membimbing penisnya memasuki vaginaku karena ini pertama kalinya bagi dia.
Setelah kepalanya menekan bibir vaginaku, kusuruh dia mendorong pantatnya.
“Ohhh...yess !” desahku ketika penis perjaka itu menghujam ke dalam.
Selanjutnya yang kurasakan adalah gesekan-gesekan antara penisnya dengan dinding kemaluanku. Acep pun semakin menikmati persetubuhan pertamanya itu dengan makin cepat menusuk-nusukkan penisnya hingga akhirnya kitapun orgasme bersama atas bimbinganku tentang mengatur tempo genjotan. Sisa waktu sekitar sejam lebih kedepan aku terus disetubuhi mereka baik secara bergilir maupun barengan. Hingga akhirnya kami semua pun kelelahan bersimbah peluh. Wajahku sekali lagi belepotan sperma karena salah seorang membuangnya di sana ketika orgasme. Sejak itu mereka sering memintaku melakukan hal yang sama lagi, terutama Acep dan Gungun. Terkadang memintanya agak memaksa pula. Memang sih awal-awalnya aku cukup menikmati, tapi lama-lama kesal juga karena mereka makin gak tau diri, misalnya pernah satu malam Gungun mengetuk pintu minta jatah lagi, sehingga mengganggu tidurku.
Aku sampai pernah marah dan mengancam akan melapor ke pemilik kost sehingga mereka agak ngeper, terutama setelah Gungun keceplosan ngomong tentang itu ke pamannya yang menengoknya dari kampung, sehingga pria paruh baya itu juga sempat minta jatah padaku (kalau sempat akan kuceritakan juga). Aku tidak ingin hal ini tercium kemana-mana, apalagi sampai ‘kecelakaan’ gara-gara mereka, maka kuputuskan setelah sewaku habis bulan itu, aku pindah ke kost lain yang agak jauh dari tempat itu hingga saat ini. Terkadang terbesit di benakku ingin mengulangi lagi keroyokan seperti itu, tapi ah...tidaklah, terlalu berisiko tinggi terhadap imej dan kesehatan nantinya. Bulan September lalu aku sempat bertemu lagi dengan si Gungun ketika sedang berjalan di dekat kost lamaku itu, kelihatannya di baru dari membeli sesuatu.
“Neng, udah lama yah !” sapanya sambil senyum cengengesan.
Aku membalas dengan senyum kecil saja sambil terus melangkah agak jutek.
“Siapa tuh Na ? masa lu kenal sama yang gituan ?” tanya seorang temanku yang jalan bareng.
“Ohh, itu cuma babu di kost lama gua, masih inget gua juga dia yah” jawabku santai.
“Naksir ke lu kali” timpal temanku yang lain disusul tawa kami.
The End
Diposkan oleh Dee Namaku di 16:59 Aku, Narsih dan mbak Murti Label: Umum 0 komentar
Senin, 04 Januari 2010
--------------------------------------------------------------------------------
AKU
Namaku Damar, 25 tahun, baru lulus Universitas. Sambil menunggu kesempatan untuk dapat mulai bekerja, sekarang aku meneruskan program S-2 di Universitas yang sama. Sampai saat ini aku belum punya pacar, meskipun teman wanitaku cukup banyak, dan pergaulanku dengan mereka termasuk kategori 'biasa-biasa' saja.
Sejak lulus SMA di Jawa Tengah, aku tinggal dengan Pak De di kawasan perumahan eksklusif di kawasan Jakarta Selatan. Pak De dan Bu De, yang menyayangiku adalah 'pasutri' yang sangat sibuk dengan kegiatan bisnis dan sosial mereka masing-masing. Berusia 60-an, mereka berdua adalah cerminan kaum feodal Jawa yang masih sangat konservatif. Ketiga orang anak-anak mereka sudah berumah tangga dan semua tinggal di luar negeri. Ini membuatku jadi seolah seorang pangeran yang kesepian, dan sebagai seorang introvert. Aku banyak menghabiskan waktu di puri yang megah namun kosong ini.
Salah satu dari berbagai kesukaanku adalah menonton film hardcore di home theater, tentu ketika Ndoro-ndoro itu tidak sedang di rumah. Terkadang ketika aku tidak dapat lagi menahan gejolak birahi, maka aku 'melepas'-nya dengan bermasturbasi di kursi kegemaran Pak De. (Aku tidak pernah lupa menyediakan sekotak tissue di dekatku.)
NARSIH
Pembantu Rumah Tangga (PRT) kepercayaan Bu De. Dari 3 orang PRT disitu, hanya dia lah yang diperbolehkan masuk ke 'ruangan dalam' untuk membersihkannya. Berkulit mulus layaknya mojang Priangan, janda menawan beranak satu asal Sukabumi ini menurut perkiraanku berumur 30-an. Seringkali tubuhnya yang sintal dan terawat baik itu mengisi 'laporan' (lamunan porno)-ku. Hanya karena pengaruh ajaran keluarga, yang dengan tegas menganut perbedaan 'kelas' (antara majikan dan pembantu), yang masih bisa mencegahku untuk 'mendekatinya'.
Satu kejadian yang sangat memalukan tapi sekaligus mendebarkan terjadi ketika aku sedang bermasturbasi sambil menonton adegan lesbian favoritku. Di saat aku sedang orgasme, maniku bermuncratan, dan aku mengerang dalam nikmat, masuklah Narsih.
"Eh, ada Aden disini, kirain teh kosong, sayah cuma mau bersihin kok. Punten nya', nanti aja kalau Aden udah selesai, sayah balik lagi."
Aku yakin bahwa sebenarnya, tanpa sepengetauanku, dia sudah cukup lama ikut menonton bermacam adegan, dan mengamati dari awal permainan soloku.
Sejak peristiwa itu aku bertekad untuk membalas dendam dengan cara mengintip ketika dia sedang mandi, atau berganti pakaian di kamarnya. Suatu ketika aku bahkan pernah melihatnya sedang bermasturbasi, meremasi payudara dan memelintir puting-putingnya, jari-jarinya yang lentik mempermainkan klitoris, dan keluar-masuk vulva-nya. Sampai akhirnya dia merintih, mengerang dalam klimaksnya. Dan aku pun 'menemani'-nya dalam orgasme dari kejauhan. (Aku selalu membawa beberapa lembar tissue di kantongku saat mengintip Narsih.)
MBAK MURTI
Bu Murti, istri pengusaha sukses ini tinggal hanya berselang 3 rumah jauhnya. Perbedaan umur yang cukup jauh tampaknya bukan penghalang dalam menjalin persahabatannya dengan Bu De, sehingga dia sudah terbiasa dan leluasa bergerak di rumah kami. Sejak pertama diperkenalkan kepadanya, aku tidak pernah berhenti mengaguminya. Ibu dari 2 anak ABG, yang sangat paham merawat kecantikan dan tubuhnya ini seringkali kuajak 'kencan' dalam fantasi liarku. Semula Bu De mengharuskan aku menyapanya dengan "Bu", tapi suatu kali justru Mbak Murti yang menegaskannya sendiri.
"Mbakyu, Dik Damar dan saya 'kan hanya terpaut beberapa tahun saja, dia masih pantas menjadi 'adik' saya." katanya waktu itu. (Ooh.., terima kasih Mbak Murti.)
TIGA-SERANGKAI
Suatu waktu Pak De dan Bu De bepergian cukup lama ke luar negri menengok cucu-cucunya. Siang hari itu aku sedang asyik dengan menonton film XXX kegemaranku, dan bersiap untuk bermain solo. Tiba-tiba ketika aku sedang bersiap melepas celana, entah sudah berapa lama dia mengamati 'kesibukan'-ku, di sampingku berdiri Mbak Murti.
Dalam pakaian tennis (gaun sangat pendek dan t-shirt ketat) dia menampakkan kemolekan lekuk tubuhnya. Dan tanpa basa-basi lagi dia berlutut di depanku.
"Sini Damar, biar saya bantu."
Dengan sangat santun dan ramah dia mengatakan bahwa dia dapat memahami keadaanku, dan dalam suara yang mulai serak dia masih sempat memuji bahwa aku adalah anak muda yang baik karena ternyata lebih memilih swalayan daripada jajan ataupun bermain sex bebas.
Selanjutnya, tanpa berkata sepatah pun, kedua tangannya dengan leluasa mulai melepas bajuku. Bibirnya yang sering aku khayalkan menciumiku mulai menjelajahi leher, telinga dan dadaku, lidahnya juga seakan tak mau kalah beraksi. Aku semakin tenggelam dalam kolam kenikmatan waktu Mbak Murti menjilat, mengecup, dan menggigit kecil puting dadaku. Jemarinya mulai mengelus penisku, sekejap kemudian, dalam satu gerakan yang sangat cepat, dilepasnya celanaku, dan aku yang tak berdaya telah telanjang, duduk di kursi Pak De. Mbak Murti semakin tak terkendali, darah semakin mengalir deras ke penisku, keras-panjang-tegak-menantang.
"Aaahh..!" desah panjang Mbak Murti, nafasnya yang panas terasa sangat dekat di sekitar bawah perutku, penisku yang telah dalam genggamannya tak dilepasnya lagi.
"Oohh.., Mbaaak..!" terucap dari mulutku saat dia mendaratkan lidahnya di 'leher' penisku.
Disitu dia memutar dan memainkan lidahnya, aku tak dapat menahan keluarnya cairan kentalku.
"Mmm.., Damar..!" dan dengan tatap kagum pada penisku (panjang 18 cm, lingkar 5 cm) dijilatinya protein yang mengalir dari tubuhku itu.
Satu tangan Mbak Murti mulai menggenggam dan meremas lembut, lalu lidahnya berpindah menjilati setiap milimeter kantong bijiku. Di 'ambil'-nya bijiku dengan bibirnya, lalu dikulum dalam mulut, seakan ingin ditelannya.
Dia melihat juice mengalir lagi dari ujung penisku, tanpa membuang waktu sedetik pun dikatupkannya kedua bibirnya pada mahkotaku. Inilah oral sex-ku yang pertama. Terus perlahan dia berusaha memasukkan seluruh penisku ke dalam mulutnya, bibir dan lidahnya seakan berlomba, naik-turun-naik-turun menelusuri penisku. Aku tidak sedang berkhayal, badanku terasa ringan serasa melayang tinggi saat dia tersengal megatakan, "Masih tahan Damar..? Tunggu saya ya, plee..ase..!"
Mbak Murti bangkit, seperti kesurupan dia tanggalkan seluruh pakaiannya, dan dengan gaya yang sangat binal dia baringkan tubuhnya di selembar kulit domba New Zealand yang terhampar di lantai.
"Damar, kamu tau apa yang harus kamu lakukan.." katanya, dan tiba-tiba aku bukan lagi jejaka pemalu.
Seluruh ingatanku (dari 'pelajaran' di film) kukerahkan. Aku seolah menjelma menjadi cowboy yang sedang bersiap menundukkan kuda betina yang sedang birahi ini. Tak ada waktu lagi menciumi bibirnya yang merekah dan merangsang. Kuraih payudaranya, aku sempat melirik BH-nya yang berukuran 34C, dan tak kulepaskan. Kedua putingnya yang meregang kupelintir pelan sampai dia mengerang dalam kenikmatan. Kujilati, kulum, dan hisap keduanya tanpa ampun.
Sekejap dengan sigapnya dia menyergap kepalaku dan, tanpa berkata apapun, mengarahkannya ke bawah perutnya. Aku ragu sejenak, tapi sudah cukup aku melihat bagaimana lelaki pun ternyata dapat memberikan cunnilingus, dan sekaligus menikmatinya. Dengan rakus aku melahap apa yang ada di hadapanku, klitorisnya yang telah mencuat tampak mengkilat dilumuri cairan yang menggenang di vulva Mbak Murti. Bukit vagina tertutup bulu kemaluannya yang digunting pendek dan terawat rapih mengundangku untuk berlama-lama menikmati keindahan ini sambil berpindah ke posisi 69.
Bertubi-tubi kuluncurkan lidahku, keluar-masuk, naik-turun, sambil sekali-sekali bersama jariku menggoda sang 'Dewi Clitoris'. Mulutku tak hentinya meneguk segarnya air danau senggama ini. Kurasakan otot-otot Mbak Murti menegang, dan Mbak Murti berteriak dalam ledakan orgasme yang tak terkendalikan lagi.
"Ooohh.. Hhh.., Daamm.. Ar.. Yesss, Yess, Damar..! Aaa... hhh..!"
"Aden..! Ibu Murti kenapa..?" masuklah Narsih tergopoh-gopoh.
Dari kamar mandi, Narsih yang tubuhnya masih basah hanya dibalut handuk, tampak jelas gemetar menyaksikan pemandangan yang dilihatnya. Seperti lemas tanpa tulang dia roboh terduduk di sampingku, handuk pembungkus tubuhnya terlepas.
Sebelum Narsih sempat menyadarinya, aku tarik tubuh janda molek ini. Tubuhnya terbaring menggelepar ketika aku lampiaskan semua khayalanku yang selalu berakhir di lembar-lembar tissue selama ini.
"Aden, Aden, Aden..!" hanya itu desahnya.
Kudaratkan rudalku di lembah payudaranya, aku gesekkan ke putingnya, tampak dia menggelinjang. Lalu aku bangkit tepat di hadapannya, "Den Damar, kok jadi seperti di pi..." kalimatnya (maksud dia pilem) tidak selesai karena penisku sudah membungkam mulutnya.
Dengan mata tertutup aku sangat menikmati permainan seruling janda Sukabumi ini, sampai ketika tiba-tiba alunan nadanya terasa faals. Ketika aku membuka mata ternyata Mbak Murti yang untuk beberapa saat tadi KO-lah penyebabnya. Kulihat dari belakang Narsih, satu tangan Mbak Murti meremas payudara Narsih, sementara satunya lagi mengobok-obok 'momok' (Sunda: vagina)-nya. Melihat adegan ini aku memutuskan untuk istirahat sejenak menjelang final round nanti. Sekarang Narsih lah yang berjaipong tanpa protes sedikitpun atas iringan degung Juragan Murti.
Gila, semua fantasiku jadi kenyataan, sementara di layar muncul adegan lesbian, di depan mataku dua perempuan, yang katanya berbeda 'kelas' (tapi tak ada batas lagi kan?) beraksi. Mbak Murti tanpa sungkan lagi langsung menyodorkan clitoris nya ke mulut Narsih yang langsung melahapnya seakan sedang menikmati jagung bakar di Puncak, tangan Mbak Murti menuntun tangan Narsih ke payudaranya. Narsih tetap patuh ketika jemari Mbak Murti menelusuri 'momok'-nya, tapi segala sesuatu ada batasnya. Nurani perempuan desa lugu yang lama tak tersentuh lelaki ini akhirnya bicara.
"Den Damar, saya pingin dirojok pake ******nya Aden."
Mbak Murti terhenyak, "Nggak bisa Narsih, saya harus duluan! Nanti kalau ****** Damar masih bisa ngaceng, baru giliran kamu. Pokoknya nggak bisa, harus saya duluan!"
Narsih pasrah, "Yah, kalau memang begitu mah, terserah Juragan ajah."
"Damar, fuck me, now, please..! I want your cock inside my pussy."
Too good to be true. Penisku yang memang sudah semakin berat di ujungnya ini segera meluncur ke sasaran pertamanya. Sewaktu penisku mulai masuk ke dalam, dan memompa Mbak Murti, kulihat Narsih 'sibuk' sendirian bermasturbasi. Rupanya tembakanku tepat, bull's eye! Hanya sebentar aku menunggangi Juragan kuda binal ini, dia menyerah.
"Damar, aku keluar sekarang. Fuck me, fuck me. Aaa... ah, yesss!"
One down, one to go.
Kali ini aku tak boleh membedakan kedua perempuan itu, mereka harus mendapatkan apa yang diinginkannya. Perlahan aku memisahkan diri dari Mbak Murti yang sudah tak berdaya lagi, dan beringsut ke arah Narsih yang tahu bahwa sekarang gilirannya.
"Den Damar, punten, sayah pingin seperti yang di pilem itu. Dirojok sembari nungging!"
Edan, dasar janda doyan, kataku dalam hati. Pelan tapi pasti aku tak ingin mengecewakan PRT Bu De-ku yang setia ini. Ternyata goyang, gitek, geyol, dan sedotan mojang ini istimewa. Aku hampir kewalahan berjaipong dengan Narsih, ini harus ditancep seperti wayang golek di batang pisang, pikirku.
Tanpa peduli lagi, aku pindah versnelling 2.
"Adeee.. eeen, ****** Aden enak, aduh saya kayak terbang, terus tancep Den Damar. Ampun, Aden, aduh Emak, sayah keenaaa... aakan, Ade.. een..!"
Game is not over, pikirku begitu masih berdiri di belakang Narsih dengan penis yang sangat keras dan berdenyut-denyut.
"Damar, kamu hebat!" celetuk Mbak Murti, sambil merangkak dia beringsut mendekatiku lagi.
"Narsih, kesini kamu..!" perintahnya, "Sekarang kita kerjain Damar berdua, ya. Nanti kalau maninya keluar ("mani itu pejuh, ya Juragan?" tanya Narsih polos,) kita pakai buat luluran. Maninya lelaki bisa bikin kulit kita jadi halus."
Dengan kompak mereka mulai 'bekerja'. Mbak Murti dengan telaten mengocok batang penisku, sementara Narsih dengan patuh menjilati kantong bijiku. Disinilah batasku, aku meledak sejadi-jadinya. Hampir tak mampu lagi rasanya aku berdiri selagi maniku menyemprot dengan deras, kedua perempuan itu berusaha keras untuk mencegah ada yang tercecer. Dengan sungguh-sungguh diulaskannya saripati kelelakianku ke tubuh-tubuh mereka yang molek itu.
Entah berapa jam kemudian ketika aku terbangun, Mbak Murti tak nampak lagi disitu. Tapi kulihat Narsih memandangiku tersenyum sambil membersihkan arena tempat permainan rodeo tadi. Narsih menyerahkan secarik kertas dari Mbak Narti.
You are a real Cowboy!, begitu tulisnya.
Sampai sebelum Pak De dan Bu De kembali, beberapa kali kami mengulang permainan ini. Setelah mereka pulang, bagaimana? Aku belum tahu, karena sekarang aku harus pergi menjemput mereka ke Cengkareng.
TAMAT
Diposkan oleh Dee Namaku di 01:16 Suami - Suami Takut Istri XXX Label: Umum 0 komentar
Mbak Pretty adalah seorang janda cantik yang tinggal di sebuah komplek perumahan. Wajahnya cantik dengan mata bulat indah, hidung mancung dan bibir yang tebal sensual dan selalu basah mengundang lelaki manapun untuk melumatnya. Suaranya pun serak-serak basah mengundang. Tubuhnya tinggi semampai seperti model dengan lekuk-lekuk indah, kulit putih mulus dan buah dada yang luar biasa ranum menggiurkan dengan ukuran 36C
Pendeknya semua orang yang normal pasti mau tidur dengan Pretty. Wanita ini memiliki tubuh yang seksi seperti bidadari dan memiliki kecantikan luar dalam. Ditambah perilaku yang sangat lembut dan ramah, makin lengkaplah kesempurnaan Pretty. Ya, semua orang pasti punya pandangan mesum pada janda muda itu.
Para lelaki di komplek itu seperti Pak RT, Mas Karyo, Bang Tigor, Uda Faisal bahkan satpam seperti Dadang mempunyai nafsu yang sama pada Pretty. Mereka selalu bersikap baik dan mencari muka saat bertemu ataupun berpapasan dengan Pretty. Maklum sebagai janda kembang apalagi cantik dan seksi, Pretty bagaikan kembang yang menarik kumbang di sekitarnya. Para lelaki yang telah beristri itu berlomba-lomba menawarkan kebaikan pada Pretty seperti membawakan belanjaannya, membantu membereskan rumah dan lain-lain hanya untuk berlama-lama bersama wanita cantik itu. Mereka bisa memuaskan dahaga nafsunya dengan mencuri-curi pandang ke arah semua titik lekuk keindahan tubuh Pretty.
Pretty yang masih muda dan jelita adalah wanita impian para lelaki. Sejak pindah ke komplek ini, mereka tak pernah melewatkan mengamati janda muda yang segar itu. Wajahnya yang cantik, tubuhnya yang seksi, baunya yang harum, kakinya yang jenjang, kulitnya yang putih mulus, rambutnya dicat kepirangan yang panjang sebahu, buah dadanya yang montok dan membusung, pantatnya yang bulat, semuanya suka.
Pretty bukannya tidak sadar akan hal itu. Apalagi dengan statusnya sebagai janda kembang Pretty tahu para lelaki itu hanya ingin mendapat perhatiannya atau malah hanya ingin mencuri-curi lihat tubuhnya yang memang padat dan sekal. Pretty sendiri bangga akan penampilannya dan amat sadar akan daya tarik tubuhnya. Ia suka memaki baju dnegan belahan dada rendah yang memperlihatkan pangkal buah dadanya yang penuh dan rok mini yang menampakkan paha mulusnya .Ia suka pura-pura mengambil barang sambil membungkuk, saat ada lelaki yang sedang memperhatikannya, karena bila ia membungkuk maka bagian dadanya seperti hendak meloncat keluar dari bajunya karena gaya gravitasi menarik buah dadanya begitu berat, kaosnya menjadi makin ketat dan pantatnya menungging indah, membuat kemaluan setiap laki-laki memberontak dan mengeras
Pak RT lebih gila lagi. Dengan bermodalkan kedudukannya ia sering kerumah Pretty untuk mengurus surat-surat sambil cuci mata. Tak jarang ia menwarkan bantuan. Padahal istri Pak RT ini sangat galak dan bila ia tahu kelakuan suaminya pasti dilabrak tanpa ampun. Pretty sih senang-senang saja karena ia menjadi lebih mudah mengurus segalanya.
Hari ini Pak RT lebih beruntung lagi, karena tadi pagi sempat mencuri celana dalam Pretty yang belum dicuci. Dia sempat mencium bau harum belahan selangkangan Pretty dari celana dalam bekas pakainya itu. Setelah istrinya tidur, malamnya Pak RT beringsut ke kamar mandi dengan sembunyi-sembunyi sambil membawa celana dalam Pretty. Buat apa lagi kalau bukan buat coli? Ia segera bermasturbasi dengan membayangkan wajah Pretty dan mimpi bercinta dengan janda muda itu dari segala macam posisi. Pak RT merem melek dan mendengus-dengus penuh nafsu.
‘Wah,’ pikirnya. ‘Kalau cuma begini terus, bisa rusak ****** ini aku betot. Gimana yah caranya bisa ngentotin si Pretty yang semlohay itu? Aku musti cari cara buat bisa masukin ****** ini ke memeknya!’
Setelah orgasme dan melepaskan air mani ke lantai kamar mandi, Pak Bejo kembali ke teras dan kongkow-kongkow. Dia masih mengatur strategi untuk melaksanakan pikiran kotornya.
Pak RT lantas membuka folder-folder gambar di dalam HPnya. Di dalamnya terdapat tiga foto yang sangat dia sukai. Semuanya seronok dan diambil tanpa sepengetahuan sang target. Gambar Pretty saat mengenakan kaos ketat yang memperlihatkan kemolekan buah dadanya, gambar belahan dada Pretty saat pujaan Pak RT itu membungkuk dan gambar paha mulus Pretty.
Sambil menikmati ketiga gambar Pretty yang seksi itu, Pak RT terus melamun hingga larut malam sambil menggaruk-garuk selangkangannya yang makin gatal.
@@@@@@@@@@@@@@@
Para lelaki itu sering ngobrol di pos ronda sambil membicarakan berbagi hal termasuk tentang Pretty yang cantik dan seksi. “Si Pretty makin cantik aja yah…”Pak RT memulai pembicaraan tentang Pretty. “Iyo Pretty makin mantap dan mateng…”Faisal menambahkan.
‘Si Pretty memang benar-benar dahsyat.’ Kata Karyo menambahkan blak-blakan, “Coba lihat aja bibirnya. Uahahhh, pokoke maknyuuuss. Kalo dipake buat nyepong, baru nempel aja paling aku udah keluar.” Para lelaki yang lain kaget mendengar ucapan Karyo yang blak-blakan dan membayangkan apa yang diucapkannya mau tak mau mereka mulai terangsang. Tepat pada saat itu Pretty lewat pulang dari kerja. Karena jalan yang dilewatinya melewati pos ronda itu, mau tak mau Pretty harus menyapa para lelaki itu.
“Selamat malam , bapak-bapak…” “Selamat malam Mbak Pretty…” koor para lelaki itu. Pretty tersenyum malu mendengar betapa antusiasnya para lelaki itu membalas sapaanya. Setelah berbasa-basi sedikit Pretty lalu menyudahi pembicaraaan. “Sudah ya bapak-bapak saya pulang dulu, capek sekali rasanya ….permisi” “Silakan..”sekali lagi para lelaki itu berkoor membalas salam Pretty.
$$$$$$$$$$$$
Setelah bermalas-malasan beberapa saat , Pretty sadar ia harus mandi untuk menyegarkan tubuhnya . Tiba-tiba Pretty merasa sangat horny, ia mengingat sentuhan dan kemaluan mantan suaminya, Pretty mendadak merasakan sesuatu yang mulai basah di selangkangannya. Mau tidak mau sensasi itu tetap terbayang oleh janda muda ini bagaimana kemaluan mantan suaminya membelah dan mengaduk-aduk vaginanya, bagaimana berat tubuh mantan suaminya menindih dan menggumuli tubuh telanjangnya dan tubuh mereka menjadi banjir keringat, desahan dan erangan nikmat juga nafas memburu akan memenuhi kamar itu, suara becek dari vaginanya yang dicocor kemaluan mantan suaminya, suara tumbukan antara tubuh telanjang mereka, ahhhh. Tiba-tiba Yuni sadar dari khayalannya , merasa tubuhnya berkeringat dan merasa ia harus mandi air dingin , membersihkan tubuh dan pikirannya.
Pretty lalu bersiap untuk mandi. Ia masuk kamarnya dan membuka lemarinya untuk mengambil baju salin. Baju salin itu ia letakkan di atas ranjang. Kamar mandinya terletak di kamar tidurnya hingga ia tanpa ragu mulai melepas bajunya karena merasa aman berada di kamarnya sendiri. Tanpa ia sadari beberapa pasang mata sedang mengintipnya. Mereka adalah para lelaki di pos ronda tadi yang mengikutinya ke rumahnya. Uda Faisal bahkan mempersiapkan handycam dan merekam kegiatan Pretty dalam kamar. Kamar Pretty memang terletak di samping taman dan agak tersembunyi. Cuaca yang mulai gelap dan pepohonan yang rindang ditaman belakang Pretty membantu kegiatan mereka Para lelaki itu terhenyak melihat pemandangan erotis di hadapan mereka, sebuah aksi striptis yang tidak disadari oleh si empunya tubuh indah yang menyajikan kemolekan tubuhnya
Ternyata Pretty benar-benar sudah yakin bahwa ia sendirian .Ia sempat mengaca sejenak dan para lelaki itu bebas untuk menikmati keindahan tubuhnya yang masih berkeringat namun masih terbungkus itu, lalu ia mulai membuka baju putihnya yang ketat dengan langsung diturunkan melalui lengannya ,begitu mudah rupanya . Pemandangan selanjutnya benar-benar membuat mata dan jantung para lelaki yang mengintip hampir melompat dari tempatnya. Buah dada super yang masih terbungkus BH tipis berwarna hitam kontras dengan kulitnya yang putih mulus benar-benar menyita perhatian Mereka bingung bagaimana BH itu tidak terlihat tercetak padahal ia memakai baju seketat itu sehingga kukira mereka mengira ia tidak memakai BH. BH itupun agaknya berbahan tipis dan tidak begitu mampu menahan gumpalan didadanya karena kedua gumpalan itu seperti ingin meloncat keluar saja dan puting susunya tercetak jelas karena tipisnya BH itu. Pretty lalu melepas sendalnya dan menurunkan celana pendeknya. Para lelaki itu merasa lemas , menelan ludah berkali-kali melihat keindahan tubuh Pretty yang baru setengah telanjang namun sudah membuat mereka tidak sabar lagi.melihat tubuh itu dengan gundukan pantat , buah dada , paha dan betis mulus yang berkilauan bermandikan keringat. Bahkan telapak kakinya yang bersih itupun menimbulkan sensasi dalam diri mereka.Bau aroma keringatnya mulai menyeruak di dalam ruang tertutup itu bercampur parfumnya terasa harum bagi mereka dan merangsang setiap indra
Pretty lalu mengambil handuk kecil dari gantungan pakaian dan mulai mengelap keringatnya, rupanya ia tidak ingin masuk angin, mulai dari mukanya juga bulu-bulu halus diatas mulutnya , turun ke lehernya yang jenjang kemudian kedua lengannya yang berbulu halus itu, turun lagi ke bagian dadanya. Disini ia mengelap agak lama, rupanya butir-butir keringat menetes turun dan berkumpul di lembah buah dadanya yang dalam karena saking besarnya buah dadanya yang kini terlihat putih berkilauan ditimpa sinar lampu. Karena tidak leluasa mengelap lembah buah dadanya yang terlalu dalam,akhirnya ia mulai membuka BH tipisnya . Kedua buah dadanya langsung mencelat indah begitu BH yang mengekang itu dibuka. Indah sekali, bulat dan kencang dengan ukuran sebesar itu dengan puting susu yang cukup proposional ukurannya berwarna coklat gelap yang tegak menantang keatas yang juga terlihat basah mengkilap karena keringat. Pretty agaknya mengagumi sendiri buah dadanya dan berputar-putar didepan kaca sehingga para lelaki yang mengintip dapat menikmati kedua payudaranya dari berbagai sisi itu dan kemudian Pretty mulai melapnya . Mulai dari sekeliling bulatnya payudara itu dari bagian bulatan bawahnya, putingnya dilap dengan hati-hati, mukanya agak memerah saat melakukan ini , manis sekali , rupanya putingnya cukup sensitif terhadap sentuhan walau sedikit saja.
Pretty kemudian melanjutkan mengelap tubuh telanjangnya yang putih berkilauan karena keringat itu merenggangkan sedikit kedua kakinya lalu melanjutkan ke daerah kemaluannya yang juga pasti berkeringat banyak melihat lebatnya bulu di daerah itu .Sekali lagi terlihat pipinya memerah . Ia tidak terlalu lama di situ dan melanjutkan ke bagian belakang tubuhnya yaitu daerah pantat. Pantat itu sendiri cukup berkeringat dan agak lama Pretty melapnya terutama dibagian belahan pantatnya yang seksi itu. Setelah itu bagian paha yang kencang dan mulus terutama di bagian dalam pangkal pahanya yang rupanya berkeringat juga cukup banyak dan dilanjutkan dengan betisnya yang mulus .
Setelah selesai dan tubuh itu sudah agak kering, Pretty lalu mengambil sabunnya dan menyiapkan handuk mandinya dan masuk ke kamar mandi. Pintu dibiarkan saja terbuka dan para lelaki yang mengintip bisa melihat Pretty yang mulai memutar kran shower dan airpun mulai menyiram tubuh indahnya. Setelah beberapa saat ia mulai menyabuni seluruh tubuhnya dengan teliti dari atas sampai ujung kaki . Mereka melihatnya dengan kagum karena tubuh itu kembali terlihat berkilau terutama dibagian-bagian yang menonjol dan terlihat bagian kemaluannya juga sudah berbusa oleh sabun yang digosokkan dengan lembut hati-hati
Pak RT benar-benar tidak kuat lagi menahan birahi. Dia mengambil celana dalam bekas Pretty yang diambilnya dari keranjang cucian waktu itu, dan mulailah dia coli dengan menggesekkan celdam Pretty di kontolnya yang sudah membengkak Tanpa disangka mas Karyo juga mengeluarkan sebuah BH yang ternyata adalah BH bekas Pretty dan diciumi. Aroma susu seorang wanita yang sudah matang dan bau keringat bercampur wangi tubuhnya menyengat hidung Mas Karyo dan meningkatkan gairahnya
Pretty membelah lembah diantara kedua payudaranya dan mengelap keringat yang ada di situ. Kemudian ia mengangkat tangannya bergantian dan mulai mengelap ketiaknya yang juga ditumbuhi bulu hitam halus. gayanya saat itu benar-benar menggairahkan untuk dilihat karena buah dadanya ikut terangkat dan tampak makin kencang.
Setelah itu turun ke bagian perutnya yang rata dan sekitar pusar yang juga berkilauan karena basah . Kemudian ia menurunkan sisa baju ketatnya sehingga ia hanya memakai celana dalam yang juga cukup tipis dan terlihat sudah basah kuyup oleh keringatnya hingga menerawang transparan. Ia segera membukanya dan saat menunduk terlihat belahan kemaluannya yang dihiasi bulu lebat , mengintip indah berwarna kemerahan dan lubang pantatnya yang kecil sekali. Kini Pretty berada dalam keadaan telanjang total dan ****** para lelaki yang mengintippun sudah berdiri total menantang langit , bahkan Uda Faisal tanpa malu sudah mengeluarkan kontolnya dari dalam celananya dan mengelusnya perlahan
.
Detak jantung Pak RT makin cepat karena tahu si janda muda sedang mandi sementara ia malah coli menggunakan celana dalam yang bekas dipakai Pretty. Gerakannya makin meningkat cepat karena saat coli Pak RT membayangkan enaknya menikmati tubuh Pretty di ranjangnya sendiri dan bagaimana rasanya memeluk janda muda yang cantik itu. Pak RT membayangkan asyiknya melihat tubuh molek Pretty terhentak-hentak didera sodokan penisku.
Tigor kembali mengintip sedikit ke kamar mandi.dan mendapati Pretty sedang menyabuni buah dadanya yang besar dan kenyal.”Wow. Tubuh si Pretty benar-benar indah. Sangat seksi,” batin Tigor. “Seandainya saatnya tepat , aku ingin masuk ke dalam sana dan mengentot janda muda yang aduhai itu.”
Pak RT meneruskan coli di celdam Pretty saat si janda muda itu membungkuk untuk menyabuni kakinya yang jenjang dan pahanya yang mulus. Tak lama kemudian, Pretty bersandar pada dinding sementara air shower membilas tubuhnya yang mulus. Tangan kiri Pretty menangkup buah dadanya yang indah. Jari jemarinya mulai mengelus dan menowel-nowel pentilnya. Mereka terpana melihat wanita seksi itu memainkan payudaranya. Tangan kanan Pretty menuruni perutnya yang langsing dan masuk ke selangkangannya.
“Aaaaahhhhhh,” Pretty mendesah kecil.
Tangan kiri Pretty yang penuh gelembung sabun itu kini memilin dan meremas-remas pentil payudaranya hingga mengeras, lalu meremas buah dadanya bergantian. Tangan kanan Pretty masih berada di selangkangannya. Semakin mencondongkan tubuhnya ke belakang, Pretty membentangkan kakinya sedikit. Para lelaki yang mengintip bisa melihat jari jemari lentik tangan wanita molek itu keluar masuk memeknya sendiri. Mereka terpesona melihat si cantik Pretty menggunakan jempolnya untuk menggosok dan menggerakkan daging menonjol yang ada di ujung atas bibir vaginanya.
“Ah! Ah! Ah! Ehm! Ehm! Ooooohhh!!!” kaki Pretty melengkung saat si jelita itu melenguh perlahan. Akhirnya tangan kirinya turun lemas ke samping badannya, sementara jari-jarinya tangan kanannya berhenti bergerak, namun tetap berada di dalam liang vaginanya. Perlahan ia tarik jemarinya dan dijilatinya pelan , lalu si cantik melanjutkan mandinya.
Terdengar suara shower dimatikan dan Pretty mulai keluar dari shower. terlihat Pretty keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang terlilit di tubuhnya yang indah. Apalagi handuk milik Pretty berukuran medium, hanya bisa menutup sebagian balon buah dada dan berada tipis di atas paha, jika dia merunduk sedikit, pasti selangkangannya akan terlihat dengan jelas dari belakang.
Tak sengaja, Pretty menjatuhkan handuknya ke lantai. Tanpa sepengetahuan wanita ayu itu, para tetangganya yang nafsu birahinya sedang memuncak ada di balik jendela kamar sedang mengawasi tiap gerak-gerik tubuhnya yang molek. Karena memunggungi pintu, mereka bisa menyaksikan pantat montok Pretty yang sempurna.
Perlahan-lahan Pretty berbalik dan para lelaki itu hampir tak kuat menahan nafsu. Kali ini mereka menyaksikan keindahan tubuh Pretty secara langsung tanpa sehelai benangpun. Rambut di atas kemaluan Pretty terlihat terawat karena dipotong rapi dan sangat lembut, sementara payudara Pretty yang montok sangat ranum dan besar dengan puting yang tegak menantang karena kedinginan. Si molek itu mengambil handuk lalu mengeringkan rambutnya yang dikeramas. Karena bergerak cepat, buah dada Pretty bergoyang ke kanan dan ke kiri dengan erotis. Faisal mulai mengocok ****** lagi.
Saat Pretty usai mengeringkan rambut, Janda muda itu mengambil celana dalamnya dengan sedikit membungkuk. Tentu saja para pengintip makin puas karena bisa melihat lebih jelas ke arah lubang anus sang janda muda. Warna merah muda anus mungil milik ibu muda itu sangat mengundang selera. Saat mengenakan celana dalamnya, payudara si cantik itu bergoyang-goyang. Kemudian ia mencoba mengenakan kaus tangtop putih yang baru dibelinya yang begitu ketat dan bahannya jatuh pas di badan sehingga bentuk tubuhnya begitu tercetak jelas. Tanpa BH payudaranya tampak begitu membusung dan putingnya tercetak jelas.Pemandangan erotis ini makin lama makin menggairahkan . Setelah puas menikmati sendiri keseksiannya, Pretty membuka kembali tangtop itu memakai BHnya baru memakai dasternya.
Pak RT lalu mendapat akal untuk menjebak Pretty. Ia akan masuk melalui pintu depan dengan alasan bertamu sementara yang lain mencari jalan dari pintu belakang. Setelah menyisir rambutnya, Pak RT lalu mengetuk pintu rumah Pretty. Pintu dibuka oleh Pretty yang terlihat segar karena habis mandi. “Ohh Pak RT ada apa pak?”"Ooh begini Mbak Pretty saya ingin membicarakan tentang sumbangan kebersihan….”"Oh itu ya, ayo masuk dulu Pak saya ambilkan minum…”
Ketika kembali dengan segelas air putih, Pak RT sudah duduk di ruang tengah. Saat Pretty membungkuk memberikan minum Pak Rt sekilas dapat melihat belahan pangkal payudara Pretty yang putih mulus dari balik leher daster yang dipakai Pretty. Dengan cepat Pak RT meneguk air putih dan mengembalikan gelasnya pada Pretty. Janda muda yang cantik itu mencoba mengambil gelas, tapi sebelum sempat menarik gelas, tangan Pretty sudah ditarik oleh Pak RT. “Eeeh apaan nih Pak RT…. !!” Tubuh Pretty tertarik ke depan ke arah pelukan Pak RT. Dengan sigap Pretty memutar tubuh sehingga Pak RT kini berada di belakangnya dan mencoba lari, tapi Pak RT terus memegang tangan Pretty dan memeluk tubuhnya. Saat mereka bergumul gelas yang dipegang Pretty terlempar hingga pecah berkeping-keping. Tangan Pak RT mulai nakal meraba-raba dada kenyal Pretty dan meremasnya dengan sangat keras hingga terasa sakit. Pretty membungkukkan badan ke depan mencoba melepaskan diri dari pelukan erat Pak RT.
Semua usaha Pretty sia-sia. Untuk bisa mempertahankan keseimbangan diri, Pretty harus mundur ke belakang. Tanpa dikomando, Pak RT segera beraksi. Pria tua itu menyelipkan selangkangannya yang sudah membusung besar ke lipatan pantat Pretty. Tangannya juga meremas buah dada Pretty dengan sangat kasar. Pretty mengernyit kesakitan.
“Saya pengen banget ******* Mbak Pretty” bisikku. ” Ya Tuhan ..” jawabnya sambil menutup mulutnya yang berbibir tebal seksi dengan tangannya karena kaget dan mukanya memerah. Baru pernah seorang laki-laki mengatakan dengan begitu terus terang bahwa ia ingin bermain cinta dengan dirinya. Entah ia harus merasa terhina atau tersanjung, karena ternyata bahkan setelah ia menjanda , tubuhnya masih tetap memiliki keindahan dan lekuk liku sintal yang dapat merangsang seorang pria . Ia memang rajin merawat tubuhnya dengan senam. Bahkan memang ia suka memakai baju ketat untuk menunjukkan tubuh indahnya dan memang laki-laki manapun pasti menoleh saat ia lewat dan memandangnya dengan penuh nafsu birahi. Ia tahu pandangan para laki-laki normal manapun disekitarnya yang mengagumi kemontokan dan kemolekan tubuhnya pasti ingin menelanjangi pakaiannya dan menyetubuhinya bila mereka bisa.
“He-Hentikan, Pak!! A-Atau saya akan teriak minta tolong!” kata Pretty terbata-bata. Dia sangat ketakutan.
“Aku tahu Mbak Pretty tidak akan melakukan itu. Apa yang dibutuhkan Mbak Pretty adalah tidur dengan laki-laki sejati. Setelah kita bersetubuh nanti, Mbak Pretty akan menjadi seorang wanita yang mendambakan ****** besar setiap hari.” Kata Pak RT sambil terengah-engah penuh nafsu.
Setelah berusaha mengatasi kepanikan, Pretty mencoba melawan. Tangan Pretty meraih rambut Pak RT, memaksa pria tua itu menunduk dan dengan sekuat tenaga Pretty menyepak kemaluan Pak RT.
“Aduh! Lonthe!!”
Pria tua yang mesum itu pantas menerimanya. Dengan nekat Pretty mencoba kabur ke pintu depan sambil melewati Pak RT yang sedang kesakitan. Salah besar. Tangan Pak RT menarik rambut Pretty dan membanting tubuh si cantik itu ke lantai. Pretty yang jauh lebih ringan terbanting dengan keras.
Pak RT melepaskan rambut coklat Pretty.
Pretty mencoba berdiri dengan sempoyongan, ia berusaha mempertahankan kesadarannya. Dengan satu tamparan keras di pipi, tubuh Pretty terlempar lagi ke lantai. Air mata mulai menetes di pipi mulus Pretty. Tamparan kedua menyusul tak lama kemudian, membanting tubuh Pretty ke arah yang berlawanan. Akhirnya pukulan dan tendangan Pak RT seakan tak berhenti menghajar tubuh Pretty. Pak RT mengunci tubuh Pretty, sehingga walaupun Pretty berusaha melawan, semua tidak ada gunanya. Tak perlu waktu lama sebelum akhirnya perlawanan Pretty mengendur dan tubuhnya mulai lemas. Tamparan demi tamparan Pak RT menjadi hajaran yang tak tertahankan.
“Pak!! Saya mohon!! Hentikan! Hentikan!!” ratap Pretty sambil menangis.
Akhirnya Pak RT berhenti menghajar Pretty. Pretty mulai meraung-raung dan menangis sejadi-jadinya. Darah menetes dari hidungnya yang sembab.
“Nggak apa-apa. Sebentar lagi juga sembuh.” Pak RT menyeringai.
Tangan Pak RT mulai bekerja dengan cepat melucuti pakaian yang dikenakan Pretty. Pak RT melepas rok dan rok dalam yang dipakai Pretty. Akhirnya Pretty bisa merasakan tangan kuat pria tua itu merobek celana dalamnya.
Pretty tidak percaya ini semua terjadi padanya. “Ini pasti mimpi buruk.”
Pak RT juga tidak percaya melihat kemolekan tubuh Pretty. Kaki yang jenjang, paha yang mulus dan rambut tipis tercukur rapi menutup gundukan memek yang bersih. Keindahan yang tidak ada duanya. Keindahan tubuh Pretty persis seperti apa yang selalu diidam-idamkan oleh Pak RT ketika masturbasi sendirian di kamar mandi. Tubuh yang indah itu kini tergolek pasrah di atas lantai.
Pak RT tak perlu waktu lama untuk menyerang tubuh Pretty. Dia membenamkan kepala di antara paha Pretty dan mulai menghirup aroma wangi liang kewanitaannya. Pak RT mulai menjilati bibir kemaluan Pretty.
“Ya Tuhan!” Pretty menggigil tak berdaya sambil mencengkeram kepala Pak RT dengan kedua tangannya dan mencoba mendorongnya menjauh. Bahkan mantan suaminya tak berani melakukan itu padanya. Lidah Pak RT makin lama makin meningkat intensitas iramanya dan Pretty mulai kehilangan kendali pada tubuhnya. Dengan malu Pretty mulai menyadari kalau tubuhnya perlahan menikmati apa yang dilakukan oleh Pak RT sementara batinnya mencoba mengingkari.
“Aaah!!” lenguh Pretty keras sambil terus mencoba mendorong kepala Pak RT.
Lenguhan Pretty makin lama makin keras dan tubuhnya menggigil penuh nafsu birahi di bawah rangsangan luar biasa dari Pak RT. Pretty sudah tidak ingat lagi akan semua hal yang ia junjung tinggi, pekerjaan, pendidikan, latar belakang, … semua hilang ditelan nafsu. Tidak ada jalan keluar. Dia akan ditiduri oleh laki-laki ini, seorang pria tua yang ternyata memiliki hati busuk.
Dengan kecepatan tinggi, Pak RT mulai meloloskan baju dan celana yang ia kenakan. Saking nafsunya, ia bahkan merobek kaos oblongnya. Berbaring di lantai, Pretty sekilas melihat batang zakar Pak RT sebelum dia akhirnya memeluk Pretty. ****** Pak RT sangat besar, bahkan lebih besar dari milik mantan suaminya, batin Pretty dalam hati. Kaki Pretty yang jenjang diangkat ke atas oleh pria tua yang sudah nafsu itu, keduanya ditautkan di pundak Pak RT dan dengan secepat kilat, Pak RT sudah sampai di selangkangan Pretty. Tanpa tunggu waktu terlalu lama, langsung dilesakkan kontolnya ke dalam memek Pretty.
“Ya Tuhan!” lenguh Pretty ketika penis Pak RT masuk ke dalam liang kemaluannya. Si cantik itu bahkan harus menutup mulutnya dengan tangan agar tidak berteriak kesakitan saat ****** Pak RT dipompa dalam rahimnya berulang-ulang kali.
Tapi Pak RT tetaplah seorang pria tua. Tidak sampai lima menit, Pak RT sudah melepaskan cairan pejuhnya di dalam rahim Pretty. Pretty menatap wajah Pak RT dengan perasaan campur aduk.
“Sudah kubilang kalau kau akan menikmati semua ini, Pretty. Lenguhanmu terdengar sangat keras dan merangsang.” Kata Pak RT sambil meringis penuh kemenangan.
Pretty yang malu memalingkan wajah.
Saat Pretty berusaha bangun, Pak RT menarik tubuh Pretty dan memeluknya.
“Mau kemana, sayang? Kita kan belum selesai. Kamu nggak pengen dikenthu lagi?”
“Mau ke kamar mandi.” Kata Pretty berusaha melepaskan diri dari pelukan Pak RT.
“Tapi kamu kan nggak bisa pergi seperti ini.”
Pak RT berdiri dan membantu Pretty ikut berdiri. Satu persatu dilepaskannya semua pakaian yang melilit tubuh indah Pretty. Mulai dari baju, BH sampai rok dalam yang masih tersangkut di kaki Pretty. Setelah selesai, dibaliknya tubuh Pretty.
“Sekarang baru boleh pergi.” Kata Pak RT terkekeh sambil menampar kecil pantat Pretty yang bulat dan mulus. Sambil menahan air mata, Pretty pun pergi ke kamar kecil.
Saat kembali ke kamar tengah, Pak RT sedang menonton acara TV.
“Duduk di pangkuanku!” Perintah Pak RT sambil menepuk kakinya. Pretty sempat ragu-ragu untuk sesaat, dia sangat sadar bahwa dirinya saat ini sedang telanjang tanpa sehelai benangpun di depan seorang pria yang bukan suaminya sendiri. Orang itu kini menghendaki tubuh indah Pretty duduk di pangkuannya. Pretty hanya bisa mendesah penuh kepasrahan. Air matanya kembali menetes.
Tak berapa lama setelah duduk di pangkuan Pak RT, tangan jahil pria tua itu mulai meraba-raba tubuh indahnya. Lama kelamaan, api yang tadinya padam mulai menyala lagi. Kali ini Pak RT ingin mengeluarkan pejuh di mulut Pretty. Pretty selalu menganggap hal itu kotor dan menjijikkan. Hanya pemain film porno yang pernah melakukannya.
“Aku tidak mau melakukannya.” Kata Pretty bersikukuh.
Tanpa banyak bicara Pak RT meraih kepala Pretty dan akhirnya wanita cantik itu hanya bisa pasrah. Pretty mulai mengoral ****** Pak RT.
Remasan tangan Pak RT di kepala Pretty mengeras. Si cantik itu bisa merasakan denyutan di ****** yang diemutnya kalau Pak RT hampir mencapai orgasme. Kontolnya sangat besar dan keras di dalam mulut Pretty sehingga dia mulai batuk-batuk dan kehabisan nafas tapi Pak RT tidak peduli. Pretty berusaha mundur untuk menarik nafas, tapi tangan Pak RT meraih rambut belakang Pretty dan mendorongnya maju sampai tertelan seluruh batang kemaluan sang pria tua. Karena kuatnya dorongan Pak RT, tubuh Pretty menggelepar karena tercekik kehabisan nafas.
Pretty berontak dan berusaha melepaskan diri, tapi Pak RT terlalu kuat untuknya. Lalu perlahan pria tua itu berhenti sesaat, memberikan kesempatan bagi Pretty untuk bernafas sejenak. Sayang hanya sebentar, karena kemudian tiba-tiba saja kepala Pretty didorong maju dan dipaksa menelan seluruh batang kontolnya. Tepat ketika ujung kepala ****** Pak RT menyentuh tenggorokan Pretty, air mani pun meledak di dalam mulutnya.
Tidak ada jalan lain kecuali menelan seluruh pejuh yang dikeluarkan oleh Pak RT untuk menahan diri agar tidak tercekik. Saat dilepas oleh Pak RT, Pretty rubuh ke belakang dan menarik nafas lega. Seluruh pipi dan dagunya belepotan air mani Pak RT yang keluar dari bibirnya yang merah.
Sadar apa yang baru saja diminumnya, langsung saja Pretty merasa mual. Janda cantik itu segera lari ke kamar mandi dan muntah-muntah di sana. Setelah muntah, Pretty merasa lebih baik dan tidak lagi merasa mual. Sesaat setelah muntah, barulah Pretty sadar kalau Pak RT sudah berdiri di sampingnya. Pretty tidak melakukan perlawanan apapun saat pria yang lebih pantas menjadi ayahnya itu memeluk tubuh indahnya yang telanjang dan mengelus rambutnya yang indah untuk menenangkan si cantik itu.
“Apa Mbak Pretty sudah enakan sekarang?” bisik Pak RT. Mau tak mau Pretty mengangguk pasrah.
Pak RT membantu Pretty bersih-bersih sebelum membawa Janda yang cantik itu kembali ke ruang keluarga. Pak RT menyuruh Pretty duduk di salah satu sofa sementara dia sendiri duduk tepat di hadapan Pretty.
“Santai saja. Jangan dianggap masalah berat.” Kata Pak RT sambil mengeluarkan sebungkus rokok dan mulai menghisapnya. “Pindah channel TVnya.”
Dengan menurut, Pretty meraih remote TV dan memencet tombol. Entah acara apa yang ingin ditonton Pak RT, Pretty tidak peduli.
Tepat saat itu para tetangga lain muncul sambil tersenyum-senyum dari ruangan belakang. Faisal dan Tigor bahkan sudah telanjang dan menciumi pakaian dalam Pretty yang entah darimana mereka ambil.
Pretty menjadi pucat melihat mereka. Ia tak menyangka para tetangga lelakinya berada di sini semua, dan dalam keadaan telanjang. Berarti dari tadi mereka…. ?
Berbagai pikiran berkecamuk dalam pikiran wanita cantik ini. Ia tak sanggup berkata apa-apa karena shok berat. Dirinya dalam keadaan telanjang karena baru saja diperkosa oleh Pak RT dan kini tiba-tiba muncul lagi beberapa tetangganya yang lain yang juga telanjang.
Pretty bahkan diam saja saat Faisal menariknya berdiri dan bagai robot ia menurut saja ditarik mendekati para tetangganya yang telanjang itu. Pretty kini berdiri di tengah-tengah Faisal, Tigor dan Karyo. Tanpa ba bi bu dan tanpa ada yang mengomando masing-masing mengambil bagian terhadap tubuh indah Pretty. Faisal menciumi bibir seksi Pretty sambil tangannya menangkup payudara Pretty yang semerbak. Karyo berjongkok di depan Pretty dan menciumi belahan kemaluan Pretty sementara Tigor berada dibelakang tubuh Pretty dan menggerayangi punggung mulus dan pantat sekal Pretty .
Pretty hanya bisa menengadah saat Faisal menciumi leher jenjangnya, menciuminya lembut hingga membuat Pretty tergetar. Air mata menetes di pipi mulus Pretty. Faisal memang pandai dalam membangkitkan gairah wanita termasuk istrinya, walau istrinya yang memegang kendali di rumahnya. Dari situ Faisal turun ke buah dada Pretty yang bulat kencang dengan puting susu menegak menantang. Dengan gemas Faisal menciumi buah dada yang menjadi idaman para lelaki di komplek itu. Untunglah Pak RT tadi tidak begitu intensif mengerjai buah dada itu sehingga Faisal bisa menikmatinya utuh. Dengan lembut Faisal menjilati bulatan buah dada yang sekal itu hingga membuat Pretty terbuai dan tergetar dalam geli dan nikmat. ” Aaauw…” Pretty mengeluh saat Faisal menggigit buah dadanya dan meninggalkan bekas kemerahan di pangkal buah dadanya seperti hendak menandai kekuasaannya. “Jangaannn… da.. ngggh…” desah Pretty. Faisal lalu mencucup dan menghisapi puting payudara Pretty bergantian kiri dan kanan menariknya hingga monyong. menggigit puting itu dan menggesek-gesek dengan giginya membaut Pretty menggelinjang-gelinjang nikmat dan geli. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia dikepung tiga lelaki, Faisal di depan, Karyo di bawah dan Tigor di belakang dan ketiganya aktif menjelajahi tubuh telanjangnya.
Karyo sementara itu sibuk sendiri dengan kemaluan Pretty . Kemaluan itu begitu mengundang dihiasi bulu-bulu halus. Pretty tersentak kaget saat jari-jari gemuk Karyo menarik kedua sisi bibir vaginanya dan menguaknya sehingga isi vaginanya terlihat di hadapan Karyo. Karyo mengendus liang kewanitaan Pretty hingga wanita cantik itu merasa geli karena hembusan nafas Karyo. Jari jemari gemuknya itu beraksi dengan cepat, mencubit, menusuk dan mengelus bagian dalam memek Pretty. Jempol Karyo digunakannya untuk mengelus-elus klitoris Pretty sementara jari tengahnya masuk ke liang cinta janda muda yang cantik itu.
Tigor memulai aksinya dengan mengendusi bagian belakang leher Pretty, membuat wanita cantik itu merinding geli. Tigor dapat mecium bau harum dari rambut panjang Pretty. Ia lalu mengangkat lengan Pretty dan mulai menjilati ketiak Pretty. Pretty antara kaget dan geli merasakan lidah Tigor yang kasar, menjilati ketiaknya yang mulus. Kedua tangan Tigor sendiri lalu turun ke bawah dan meremasi belahan pantat Pretty yang montok dan membulat indah. Pantat wanita cantik itu jelas jauh lebih menggairahkan daripada pantat Welas istrinya yang kurus itu, bahkan keseluruhan tubuh indah Pretty jelas lebih montok dan lebih merangsang daripada tubuh istrinya. Diraihnya tangan halus Pretty dan diletakkan di kontolnya yang sudah menegang dari tadi.
Pretty sangat terkejut kali ini. Ia tidak berani berteriak tapi matanya seolah mengatakan agar Tigor menghentikan ini semua. Tentu saja Tigor hanya tersenyum nakal dan menggerakkan tangannya mengelus-elus kontolnya.
Oooh enak sekali rasanya kemaluannya dielus-elus oleh tangan halus kembang kompleks ini. Tigor memperkeras genggamanny hingga kini tangan Pretty seolah mengocok kemaluannya. Muka Pretty berubah-ubah antara pucat dan merah, bibir bawahnya ia gigit agar tak mengeluarkan desahan. Ia takut kejadian ini akan ketahuan orang lain tapi ia juga menjadi bergairah karena baru pertama ini memegang kemaluan seorang laki-laki yang begitu keras, panas dan panjang.
Pretty memejamkan matanya lagi. Betapa rendahnya diri Pretty saat ini, beberapa hari yang lalu Pretty adalah seorang wanita anggun, bahkan cenderung sombong yang tidak sudi melayani pria lain . Kini, ada tiga orang laki-laki yang tidak saja menyaksikannya bugil, tapi juga mempermainkannya seperti seorang pelacur. Pretty merasa lebih rendah dari seorang pelacur, dia adalah seorang wanita yang berzina.
Gerakan mulut dan jemari Uda Faisal tidak ada hentinya menghujani tubuh indah Pretty dengan rangsangan. Sebagai perempuan normal, rangsangan lelaki mesum itu lama kelamaan berpengaruh juga pada tubuh Pretty. Pretty membuka kakinya yang jenjang makin melebar tanpa sadar. Bau cairan cinta Pretty yang kian membanjir memenuhi seisi ruangan yang berAC, begitu pula bunyi becek memek Pretty yang terus disodok jari jemari Karyo yang keluar masuk dengan cepat. Kali ini tidak perlu waktu lama sebelum Pretty akhirnya menyerah pada nafsu birahinya sendiri. Janda cantik itu meraih kepala Faisal dan ditekannya ke arah buah dadanya sementara pinggul Pretty bergerak seiring sodokan jemari Karyo di memeknya. Tangan Pretty yang lain terus mengocok penis Tigor dengan gerakan yang makin lama makin cepat.
“Uaaaahhhhh!!” Pretty menjerit lirih karena rangsangan hebat yang dilakukan para lelaki itu. Faisal terus menyerang payudara dan Karyo menyerang vagina sang ibu muda yang cantik. Bagaikan seorang pekerja seks komersial yang binal, Pretty menggerakkan pinggangnya agar tusukan jemari Karyo masuk lebih dalam, Pretty sudah lupa pada statusnya sebagai seorang wanita yang anggun dan terhormat.
Saat membuka matanya yang terpejam sedari tadi, Pretty menyadari tubuhnya sudah hampir jatuh dari pinggir sofa. Kakinya terbentang sangat lebar dan memeknya dapat diakses dengan mudah oleh Karyo. Bibir vagina Pretty terlihat lebih merah dari biasanya dan rambut-rambut di sekitar lubang cintanya itu basah oleh cairan pekat.
Faisal meraih kepala Pretty dan menariknya ke bawah, ke arah selangkangannya. Sebelum Pretty menyadari apa yang terjadi, penis Faisal sudah masuk ke dalam mulutnya.
Walaupun tidak terlalu besar, tapi penis Faisal masih tetap bisa membuat Pretty tersedak saat pria itu memaksa kepala Pretty naik turun dengan cepat. Tangan Pretty menggapai-gapai lengan Faisal dan berusaha meronta. Tapi walaupun begitu, pria beristri yang bejat itu masih tetap perkasa dan Pretty tidak semudah itu bisa menghentikan aksinya.
Tiap kali kepala Pretty turun ke arah selangkangan Faisal, penisnya yang besar masuk ke tenggorokannya. Pretty tersedak dan makin lama makin kehilangan kesadarannya karena tidak bisa bernafas. Pria itu mencekik Pretty dengan kontolnya sampai janda seksi itu hampir mati lemas. Untungnya Faisalmengakhiri aksinya dan menarik kontolnya dari mulut Pretty. Wanita cantik itu segera jatuh ke lantai dan terbatuk-batuk. Pretty berusaha menarik nafas dalam-dalam dan menghirup udara walaupun terasa sangat berat.
Akhirnya, sambil mengangkat pinggul indah Pretty ke arahnya, Karyo menyelipkan kemaluannya yang mengeras ke dalam lubang vagina janda muda yang cantik itu. Karyo bisa merasakan gerakan spontan Pretty yang mencoba melawan dengan beringsut menjauh, tapi itu malah membuat sang tetangga bejat mendesah keenakan karena tubuh mereka saling bersinggungan dengan lembut. Dengan pandai, Karyo yang banyak pengalaman itu mengelus-elus paha Pretty yang terbentang lebar dan mulai bergerak maju mundur sementara lubang rahimnya terus menyedot penis Karyo dengan nyaman. Gerakan penis lelaki itu makin lama makin dalam menjelajah rapatnya pertahanan vagina Pretty. Walaupun mendesak ke dalam terus menerus, tapi Karyo tidak ingin menusukkan penisnya sampai ke ujung, dia merasakan pelan-pelan katupan bibir memek Pretty yang menjepit kontolnya bagaikan penghisap debu, liang cinta janda muda yang hangat dan basah ia rasakan dengan nikmat dan perlahan. Pretty hampir-hampir gila dibuatnya.
Tiap sentakan, tiap putaran dan tiap kali ****** Karyo berpilin di dalam lubang vagina membuat Pretty tidak bisa menahan gairah sensual yang makin lama makin meraja dalam dirinya. Pretty tidak mampu menahan hausnya diri sendiri akan kenikmatan bercinta, dia ingin penis Karyo menusuk lebih dalam dan lebih dalam lagi. Dia ingin menurunkan vaginanya sampai mentok ke paha Karyo agar batang penisnya bisa masuk semua ke dalam vaginanya. Tapi Karyo menahan diri dengan menikmati tubuh Pretty selama mungkin dan itu membuat janda seksi itu melenguh tak berdaya.
Saat akhirnya penis itu menusuk lebih jauh ke dalam dan membelah vaginanya yang masih cukup rapat, Pretty seakan hampir mati oleh gelombang kenikmatan yang mengubur dirinya. Sayangnya, sekali lagi Karyomenahan diri dan tidak memasukkan seluruh kontolnya masuk ke dalam memek sang janda yang cantik.
Pretty menggeleng frustasi, walaupun dia malu mengakui kalau dia menginginkan penis Karyo lebih dalam lagi tapi gairah sensual yang makin dirasakan membuatnya lupa diri. Dengan penuh keputusasaan, wanita cantik itu hanya bisa melenguh panjang dan meminta dengan dengan manja. “Mas… masukkan…”
Pretty merasakan jemari lelaki itu yang dengan nakal meremas, meraba dan memijat pipi bokongnya yang bulat putih mulus, mata Pretty memejam dan seluruh tubuhnya bagaikan disetrum jutaan volt llistrik ketika tangan Karyo menyibakkan pantat Pretty dan jari tengahnya itu masuk ke dalam lubang anusnya.
“Hngghh!!” Pretty mengernyit menahan rasa sakit bercampur nikmat yang disebabkan oleh jari sang tetangga nakal.
“Masukkan apa… Mbak Pretty?” tanya Faisal yang kemudian menyadari kalau janda seksi itu sudah di ambang batas penyerahan diri yang total.
“I-itu… dimasukkan…”
“Apanya?”
“I-itunya…”
“Itunya apa?”
“Penisnya… masukkan… masukkan lebih dalam!!”
Tigor mengerling pada Karyo dan lelaki itu lagi-lagi mempermainkan Pretty, dengan sengaja dia menggerakkan pinggulnya dengan gerakan sangat pelan yang menyiksa sang janda. Dia tidak mau membuat Pretty puas dan tak pernah mau melesakkan penisnya sampai mentok jauh ke dalam. Dia belum mau membuat Pretty puas, dia ingin Pretty lebih responsif, dia ingin Pretty lebih binal lagi, dia ingin janda muda yang cantik itu melupakan eksistensinya sebagai seorang wanita anggun dan berubah menjadi budak seks yang haus disetubuhi saat itu juga.
Dengan penuh keputusasaan, Pretty merayapkan bibir vaginanya yang haus kemaluan lelaki dan menangkup penis lelaki yang berukuran besar dan memenuhi seluruh liangnya dengan sangat rapat, dinding vagina Pretty seakan tidak rela diserang dan liang rahimnya itu langsung mengeluarkan cairan cinta yang menjadi pelumas. Pretty sudah pasrah, dia sudah siap dihina sampai serendah-rendahnya, dia hanyalah seorang wanita biasa yang ingin merasakan disetubuhi saat ini juga.
Rangsangan hebat dari Pretty membuat Karyo tak tahan lagi. Dengan sebuah teriakan keras, lelaki itu menghunjamkan seluruh kontolnya yang mengejang keras ke dalam vagina Pretty dengan kekuatan penuh, dia tidak main-main lagi sekarang, seluruh batang kemaluannya melesak ke dalam sampai paha mereka saling tampar. Karyo membiarkan kontolnya berada di dalam untuk sesaat sambil mendengarkan desahan kekalahan yang keluar dari mulut Pretty. Dengan kekuatan penuh, lelaki yang perkasa itu mulai menggiling memek sang janda muda yang cantik dan menusukkan kemaluannya dalam-dalam sampai seluruh batangnya selalu tertelan habis.
Faisal bisa merasakan lesakan dahsyat kemaluan Karyo di seluruh tubuh Pretty, dia bisa merasakan pahitnya kekalahan yang tentunya menguasai diri Pretty yang kini hanya bisa pasrah disetubuhi Karyo. Faisal bergerak ke hadapan Pretty, tubuh wanita cantik yang tersengal-sengal dientoti Karyo itu terkulai pasrah di atas lantai. Dengan gerakan ringan, Faisal mengangkangi dada Pretty dan duduk di atas buah dadanya. Satu tangan Faisal meraih rambut Pretty, menjambaknya dan menarik kepalanya ke depan. Tangan Faisal yang lain menggiring penisnya yang sudah tegang ke bibir mungil Pretty. Mata Pretty terbelalak karena terkejut dan dia memalingkan wajah dengan marah, walaupun sedang dilanda gairah birahi yang sangat tinggi tapi Pretty tahu dia tidak mau melayani dua orang sekaligus! Dia masih waras dan tidak ingin disamakan seperti seorang pelacur!
Pretty merintih, “Jangan! Aku mohon… aku tidak bisa melayani kalian berdua bersamaan!”
“Kenapa tidak? Sekarang saat yang tepat, Mbak Pretty… ayo kulum penis saya.” Kata Faisal tenang.
“Tidak! Jangan… aku tidak mau!!” Pretty menolak. “Aku bukan pelacur! Aku tidak mau… dua orang… aku…”
Pada saat bersamaan Karyo menusuk kontolnya lebih jauh lagi ke dalam liang rahim Pretty, entah sudah berapa jauh ia menguasai memek Pretty, yang jelas, ia sudah lebih jauh dari apa yang pernah dicapai oleh Anton, mantan suami Pretty. Wanita cantik itu melenguh nikmat dan hal itu memberikan kesempatan untuk Faisal menyerang Pretty. Dengan sedikit kasar Faisal menyodokkan penisnya ke dalam mulut Pretty.
“Atas kena bawah bisa, Mbak Pretty sayang.” Bisik Faisal menggoda.
Rongga mulut Pretty langsung sesak begitu penis Faisal masuk ke dalam dengan paksaan, janda muda yang cantik itu hampir saja tersedak dan merasakan daging berotot milik Faisal melindas lidahnya sampai ke dalam. Tubuh Pretty tersentak dan dia menggelinjang tak berdaya. Di bawah, Karyo terus saja membenamkan ****** raksasa ke dalam memeknya sementara di atas Faisal menghunjamkan penis ke dalam rongga mulutnya. Air mata Pretty meleleh saat dia menyadari betapa rendah dirinya saat ini . Penghinaan dan rasa malu apalagi yang masih bisa ia hadapi saat ini? Dia disetubuhi oleh dua orang sekaligus. Jari jemari Tigor yang sesekali masuk ke dalam lubang anus membuat Pretty menyadari satu hal lagi, seluruh lubang di tubuhnya sudah mereka kuasai, seluruh tubuhnya sudah menjadi milik tiga laki-laki biadab ini. Dia sudah tidak berharga lagi. Dia sudah tidak punya harga diri lagi.
Sementara Pretty menghisap-hisap penis Faisal, Karyo kian liar mengendarai memek sang ibu muda yang cantik itu. Dengan sisa tenaga yang entah didapat dari mana, lelaki itu terus menggerakkan kontolnya keluar masuk, Pretty juga menggerakkan pinggulnya seiring gerakan penis Karyo dan melayani permainan tetangganya itu. Karyo dengan pandangan mata bahagia menyaksikan batang kemaluannya yang masih tetap keras keluar masuk dari memek Pretty dengan perkasa, dengan sengaja lelaki itu menarik penisnya hingga ujung gundulnya saja yang tersisa di dalam. Kemudian dengan kekuatan penuh, Karyo kembali melesakkan kontolnya masuk ke memek Pretty.
Disepong oleh wanita secantik Pretty sungguh nikmat rasanya, karena istrinya yang sebenarnya juga cantik itu tidak pernah mau melakukannya karena merasa jijik. Faisal menekan penisnya jauh lebih dalam ke mulut Pretty, memasuki rongga tenggorokannya sampai perempuan cantik itu sesak dan hampir tersedak. Gerakan tubuh Pretty yang didorong oleh Karyo juga membuat sensasi tersendiri bagi Faisal, seakan-akan janda seksi yang cantik itulah yang bergerak naik turun, padahal dorongan itu datang dari bawah.
Dalam keadaan tidak berdaya, tubuh Pretty menjadi bulan-bulanan kedua laki-laki yang kini menguasai dirinya itu. Berkali-kali Karyo membolak-balik tubuh Pretty agar bisa mendapatkan posisi yang enak dan kini janda muda yang cantik itu turun ke lantai dan menelungkup ke bawah. Wajahnya berada tepat di bawah perut Faisal sementara di belakang, Karyo mengendarai Pretty secara ‘doggie-style’. Wajah Pretty semakin pucat dan sayu, dengan memelas Pretty memohon pada Faisal agar menyelamatkannya dan segera mengakhiri semua ini. Sayangnya tidak ada harapan bagi Pretty.
Dengan satu tusukan penuh tenaga, Karyo melesakkan penisnya ke dalam liang cinta Pretty.
“Hnnghh!” Pretty menggeram dan memejamkan mata menahan sakit.
Tubuh pendek Karyo berada di belakang tubuh Pretty. Tangannya memeluk pinggang Pretty agar seimbang sementara dia melesakkan penisnya ke dalam rahim Pretty. Tidak ada kelembutan saat lelaki mesum itu menyetubuhi Pretty, Karyo bergerak dengan sangat cepat dan kasar. Agar tidak tergoyang terlalu hebat, Pretty mencengkeram lutut Faisal yang duduk di sofa. Pretty menengadah dan Faisal kembali menyodorkan kontolnya. Lagi-lagi Pretty harus menyepong Faisal. Pretty segera menjilati batang kemaluan Faisal sementara Karyo mengentoti vaginanya dengan kecepatan tinggi.
Hampir sepuluh menit posisi ini tidak berubah. Faisal menjambak rambut Pretty dengan gemas. Pretty merasakan semprotan air mani membanjiri mulutnya. Agar tidak tersedak, Pretty menelan seluruh sperma yang disemprotkan oleh lelaki itu. Walaupun sudah mencapai klimaks, Faisal tidak segera menarik kontolnya dari mulut Pretty. Sementara itu, Karyo masih terus menggerakkan pinggulnya menyetubuhi Pretty dari belakang. Gerakan Karyo sangat cepat dan penuh nafsu, Pretty takjub pada kekuatan dan kecepatan Karyo. Belum pernah seumur hidupnya Pretty merasakan dientoti sedemikian cepat dan lama. Makin lama makin cepatlah kocokan ****** Karyo di dalam memek Pretty sampai pria itu melenguh keras dan menyemprotkan pejuhnya membanjiri vagina Pretty.
Kedua lelaki busuk itu mencapai klimaks hampir bersamaan, dua laki-laki buas yang mencengkeram erat tubuh telanjang Pretty berebut ingin memeluknya, masing-masing ingin melesakkan penisnya jauh lebih dalam ke dalam mulut dan vagina wanita cantik itu dan menembakkan air mani mereka dalam dalam. Faisal beralih ke sisi kiri Pretty, dia menarik kontolnya yang mulai lemas meskipun si cantik itu masih saja menyedot air mani yang masih keluar dari ujung kemaluannya. Karyo mundur ke belakang dan menarik keluar kontolnya dari dalam memek Pretty, terdengar suara letupan kecil dan desahan nikmat dari lelaki yang mesum itu. Karyo berbaring di sisi kanan Pretty.
Mereka bertiga kelelahan… kenyang oleh nikmatnya regukan birahi yang telah diraih. Pretty memejamkan mata kecapekan, dia tidak mengira bahwa sekali ini dia benar-benar sudah mengkhianati nuraninya dengan cara yang paling menjijikkan, tidak saja dia berselingkuh dengan tetangganya, tapi dia juga melayani lelaki lain secara bersamaan. Bagaimana mungkin wanita seperti dia bisa melayani dua orang sekaligus? Dulu bersetubuh dengan mantan suaminya saja sudah seperti kiamat, rasa malu dan jijik yang hinggap tidak bisa hilang oleh apapun. Tapi kini? Dia disetubuhi oleh dua orang lelaki sekaligus. Rasa malu pada diri sendiri kian membuncah karena Pretty merasa mendapatkan kenikmatan yang luar biasa disetubuhi oleh mereka berdua.
Janda seksi yang baru saja dinikmati dua pria itu ambruk ke lantai ruang tamunya sendiri. Nafasnya terasa berat hingga Prettypun terengah-engah. Belum sampai lima menit beristirahat, rambut Pretty sudah dijambak oleh Karyo. Pria itu menarik kepala Pretty dan menyorongkan kontolnya yang basah oleh air mani ke mulut Pretty. Pretty segera menjilati ****** Karyo dan membersihkan semua pejuh yang ada di batang kemaluan itu.
Setelah Pretty selesai membersihkan penis Karyo dengan mulut, pria mesum itu mendorong kepala Pretty menjauh. Sekali lagi Pretty duduk dengan lemas di lantai sementara dua pria yang baru saja menyetubuhinya duduk di sofa dan bersantai tanpa mempedulikannya.
“Bagaimana rasanya, Karyo?” tanya Faisal dengan sopan sambil merapikan celananya kembali.
“Luar biasa, memeknya kok masih sempit ya? Padahal enak sekali. Untung saja tadi aku sempat minum obat kuat. “
Melihat kedua pemerkosanya sudah lunglai, Pretty mempunyai pikiran untuk melarikan diri. Ia melihat pintu tidak dijaga dan Pak RT juga masih tiduran di sofa, sedang Tigor tidak kelihatan. Biarlah ia menanggung malu harus bertelanjang bulat keluar dari rumahnya asal ia bisa bebas dari siksaan para tetangganya ini. Ia bisa melapor pada istri-istri tetangganya yang galak-galak.
Cepat ia bangkit dan sebelum para pemerkosanya sadar ia sudah berlari ke arah pintu. Tubuhnya telanjang dan putih berkilau karena keringat, paha mulusnya yang walaupun sudah lemas mencoba untuk menopang tubuhnya berlari ke arah kebebasan. Buah dadanya yang montok semerbak bergoncangan hebat.
Saat tangan Pretty hampir mencapai gagang pintu, sebuah lengan yang kekar menhalangi larinya hingga buah dadanya yang membusung itu menabrak lengan itu. Kontan janda muda yang montok seksi itu kaget dan cepat melangkah mundur lagi sambil sebelah tangannya menutupi bagian tonjolan buah dadanya.
” Hei !! ” bentak pemilik lengan itu ” aku blum nih !!”Tigor membentak sambil membayangkan kelembutan dan kekenyalan buah dada sang janda muda tadi sambil tersenyum mesum.
Pretty langsung merasa lemas . Ia tidak mungkin melewati Tigor yang tubuhnya bagai binaragawan. Dengan mudah tubuh indah Pretty dikuasai oleh Tigor. Ia membimbing Pretty ke kamar tidurnya. Pretty makin lemas karena jalan keluarnys sudah tertutup karena kamarnya justru terletak di pojok. ” Pakai ini ..” Pretty kebingungan saat Tigor menyodorkan setumpuk pakaian. Masa ia mau memberinya pakaian setelah mereka memperkosanya seperti ini ?. Keheranannya hilang saat ia selesai mengenakan pakaian itu dan disuruh mempertunjukkannya ke hadapan para tetangganya.
Pretty hanya mengenakan sebuah kemeja kecil putih yang sangat pas dengan lekuk tubuh atasnya dengan memakai BH berukuran mini dan tipis. Ukuran kemeja yang terlalu kecil mencetak keindahan lekuk tubuh Pretty untuk santapan mata para lelaki yang saat itu berada di dalam rumahnya.Mata mereka mengikuti gerak tubuh Pretty bagaikan seorang penonton pertandingan tenis yang mengikuti gerak arah bola. Buah dada Pretty bergerak naik turun tanpa bisa dikendalikan seiring gerakan lenggok pantatnya yang bergerak dengan sempurna. Karena sempitnya pakaian dan tipisnya bh yang ia kenakan, mereka bisa melihat ujung puting buah dada Pretty menjorok ke luar seakan minta diselamatkan dari sempitnya pakaian yang ia kenakan. Ukuran buah dada Pretty yang besar membuat pakaian itu sulit dikancingkan, ia hanya bisa pasrah seandainya ada orang yang dengan sengaja mengintip-intip buah dadanya melalui sela-sela kancing yang terbuka.
Selain mengenakan pakaian sempit dengan BH tipis, Tigor memaksa Pretty mengenakan rok pendek yang terlalu mini untuk wanita setinggi Pretty, kakinya yang jenjang melangkah tanpa dilindungi apapun. Pahanya yang putih mulus seperti pualam menimbulkan decak kagum sekaligus birahi yang makin memuncak dari para tetangganya Rok mini Pretty hanya bisa melindungi kira-kira beberapa cm saja dari selangkangannya, jika janda cantik itu memaksa jongkok atau membungkuk, orang yang berada di depan atau belakangnya bisa melihat celana dalam jaring-jaring yang ia kenakan. Jaring-jaring itu tidak melindungi apapun, karena seandainya cermat melihat dan mengamati, bibir vagina Pretty akan terlihat jelas dan membayang. Semua lelaki pemerkosanya memandang kagum ke arahnya tanpa rasa malu, bahkan beberapa orang menyiulinya dan berkomentar menjijikkan.
Bisa dibilang, mungkin di seantero rt ini, tubuh seksi Pretty tidak ada yang bisa menyaingi. Rambutnya yang panjang dan indah seperti cewek cantik di iklan shampo, kulitnya yang putih bersih seperti pualam bagaikan bintang iklan sabun, kecantikannya yang di atas rata-rata seakan bagaikan bidadari yang turun dari langit, dan yang lebih hebat lagi, keseksian tubuhnya yang tak bisa disangkal siapapun juga sangat menggugah nafsu birahi.
Pretty harus menari bagi mereka. Memang dia tidak akan benar-benar telanjang, tapi menari hanya dengan BH tipis dan celana dalam menerawang di depan banyak lelaki buas seperti ini sama saja seperti menari telanjang, sama saja parahnya.. Tubuh wanita cantik itu gemetar karena ketakutan. Pretty menundukkan kepala karena malu yang luar biasa, wajahnya memerah dan keringat dinginnya mengalir tanpa henti, tangannya meremas-remas pinggiran rok mininya dengan cemas.
“Siapa yang ingin menonton si cantik ini bergoyang? Silahkan menikmati pertunjukan gratis ini!” kata Tigor layaknya seorang mc, dia meletakkan satu tape kecil yang memang sudah sedari tadi ia siapkan di atas meja tamu. Tombol play ditekan, lagu dangdutpun mengalun.
“Goyang! Goyang! Goyang!” hampir bersamaan, para penonton berteriak-teriak.
“Ingat, selalu sunggingkan senyum. Buka bajumu sambil melenggak-lenggok seperti penari striptease, cukup sampai bh dan celdam saja, tidak perlu telanjang.”
Setelah Pretty menganggukkan kepala tanda tunduk, dengan terpaksa ia menyunggingkan senyum pada para lelaki yang berkeliling menonton keindahan tubuhnya. Ketika Tigor memperbesar volume musik yang sedang berdendang, Pretty mulai menggoyangkan badannya. Goyangan pinggul dan pantat bulat si cantik itu langsung menghipnotis dan mempesona tiap orang yang menonton. Wajah mereka langsung memerah menahan nafsu melihat wanita secantik Pretty melenggak-lenggok memancing birahi. Teriakan mesum dan siulan nakal bergema silih berganti, kata-kata kotor terlontar mengomentari kemolekan Pretty. Kebetulan dulu saat masih kuliah, Pretty pernah mengikuti kursus modern dance.
“Buka! Buka! Buka!” teriak orang-orang yang berada di situ. Tidak ada pilihan lain bagi Pretty. Lebih baik membuka pakaiannya sendiri sebelum para lelaki itu malah memaksanya telanjang nanti. Dengan gerakan perlahan dan sedikit meliuk-liukkan badan sesuai irama lagu, Pretty melucuti baju tipis menerawang yang ia kenakan. Payudaranya yang sentosa menggelinjang erotis dalam balutan bh tipis berwarna putih. Guncangan buah dada Pretty memompa birahi para tetangga yang terbangkit kembali gairahnya, ingin rasanya mereka melihat balon buah dada Pretty meloncat keluar dari ketatnya bh yang menutupnya.
Dengan wajah merah karena malu dan keringat deras mengalir, Pretty mulai melucuti rok mini yang ia pakai dan melemparkannya pelan ke pojok ruangan. Janda muda yang cantik jelita itu kini berdiri hanya mengenakan kutang dan celana dalam di ruang tamunya sendiri.Pak RT, Faisal dan Karyo yang berada di ruangan itu pun bersorak sorai dan bertepuk tangan melihat kemolekan Pretty. Dengan goyangan erotis yang mengundang syahwat, Pretty berlenggak-lenggok mengikuti irama lagu. Pretty sengaja beberapa kali memejamkan mata karena tak kuat menahan diri yang ingin menangis menari setengah telanjang di hadapan mata para lelaki buas yang menatapnya penuh nafsu. Pantat Pretty yang bulat sempurna dan montok bergerak-gerak erotis mengikuti lenggokan pinggulnya sementara buah dadanya berulang kali meloncat-loncat seakan mau copot dari ikatan ketat kaitan BHnya, penonton berseru meminta Pretty mendekat supaya mereka bisa meremasnya sekali atau dua kali, tentu saja seruan itu selalu ditolaknya.
Setelah hampir tiga lagu Pretty melenggak-lenggok di ruang tamunya sendiri dikelilingi oleh sekelompok lelaki kasar, akhirnya Tigor menyuruhnya berhenti. Tubuh si cantik itu basah kuyup dihujani keringat yang deras mengalir sampai-sampai tubuhnya yang seputih pualam bagai digosok sampai mengkilat. Tepuk tangan meriah sedikit mengagetkan Pretty, pria-pria buas dan kotor yang baru saja menyaksikannya menari terlihat bagaikan serigala kelaparan yang sudah siap menubruknya.
“Huibat sekali neng geulis ini menari, hayo dilanjutkeun! Kenapa berhenti? Merangsang pisan euy…” kata Dadang sang satpam. Pretty merasa malu karena bahkan seorang seperti Dadang yang hanya seorang Satpam dapat menikmati keindahan tubuhnya yang dijaganya betul.
“Sori, saudara-saudara semua, tapi pertunjukannya cukup sampai di sini dulu. Kalau ingin lanjut tunggu giliran ya…” Kata Tigor sambil tersenyum puas melihat orang-orang yang menonton aksi Pretty menjadi gelisah karena kecewa.
“Yaaaah… masa cuma segitu doang? Nanggung nih ngacengnya!” keluh Pak RT tangan kirinya masih terselip masuk di selangkangan, tangan itu tadinya ia gunakan untuk mengocok si kecil dengan paksa, akhirnya tangan itu ditarik keluar dengan kecewa. Pemandangan indah adegan tari striptease Pretty memang membuat pria itu tadinya tak tahan, dia tak peduli kalaupun harus coli di depan teman-temannya.
“Terima kasih atas perhatian saudara-saudara sekalian. Demikianlah akhir dari pertunjukan ini.” Tigor tersenyum lebar mendengar nada kecewa yang menggema di ruangan kecil itu, “dia ini giliran saya, boleh dilihat, tidak boleh dipakai.”
Tigor lalu menuntun Pretty ke kamar mandinya, dan menyuruhnya mandi dulu
Si cantik itu telanjang bulat dan masuk ke kamar mandi
Pretty berdiri bersandar ke tembok dengan wajah menunduk malu dan lengan yang menutup buah dada dan kemaluannya. Walaupun begitu, di bawah guyuran air shower yang membasahi sekujur tubuh indahnya, Tigor bagaikan menatap keindahan seorang dewi.
Kejadian ini tentu saja disaksikan oleh Dadang yang terus memantau di dekat pintu, dia selalu berada di belakang Tigor
“Ba.. bang Tigor ma-mau mandi?” Pretty terbata-bata. Dia tahu seharusnya dia mengucapkan kata-kata itu dengan suara semanja dan seseksi mungkin, tapi Tigor bukanlah suaminya, dia tidak mungkin bersikap manja pada orang tak dikenal berwajah buruk dan sekotor Tigor. Tapi bagi Tigor, suara yang keluar dari mulut Pretty itu bagaikan nyanyian merdu seorang bidadari.
“I-iya… saya mau mandi.” Kata pria itu tergagap.
“Ma-Mau mandi b-bersama?” ajak Pretty. Hanya satu jalan keluar bagi Pretty, yaitu mempercepat semuanya agar segera selesai. Dengan gerakan pelan yang sangat erotis, Pretty mendekati Tigor.
Pria berotot yang berprofesi sebagai penagih utang itu melotot dan menatap tak percaya gerakan tubuh Pretty, payudaranya yang besar dan kencang bergerak menggelombang ketika si cantik itu berjalan. Pretty kini tak peduli lagi apakah tubuhnya yang telanjang terlihat jelas atau tidak. Pandangan Tigor juga tak lepas dari gundukan mungil yang berada di selangkangan Pretty, karena rambut yang berada di atas kemaluan dicukur bersih, gundukan bibir kemaluan Pretty bisa terlihat jelas oleh Tigor yang langsung meneguk ludah karena menahan nafsu.
“Saya lepas ya baju bang Tigor.” Bisik Pretty perlahan. Tigor hanya pasrah, mau diapakan juga dia mau, asal oleh Pretty.
Dengan gerakan gemulai, Pretty melucuti satu demi satu pakaian yang disandang Tigor dan meletakkannya. Berdiri sangat dekat dengan wanita telanjang secantik Pretty membuat Tigor merinding, nafsu, malu tapi mau. Buah dada Pretty yang masih kencang memompa semangat Tigor, ingin rasanya dia menjamah, tapi rasa takut dan segan membayangi. Akhirnya, seluruh pakaian Tigor telah dilepas. Pria itu kini berdiri telanjang di depan Pretty. Kemaluan Tigor yang ukurannya super besar berdiri menantang di hadapan Pretty, tegangnya penis Tigor tentu adalah hasil pertunjukan erotis Pretty. Walaupun situasinya sangat tidak menyenangkan, entah kenapa Pretty merasa geli dengan keluguan Tigor.
“Jangan takut bang, saya tidak menggigit kok… kecuali diminta…” bisik Pretty sambil menggigit bibir bawahnya. “Ayo mandi sama saya.”
Si cantik itu kaget sendiri setelah mengatakan pernyataan erotis itu. Bagaimana mungkin kata-kata itu bisa terucap dari mulutnya? Apa yang terjadi pada dirinya? Apakah dia sudah mulai menyukai affair semacam ini setelah berkali diperkosa oleh tetangga-tetangganya? Atau karena ia tahu ia bisa memperalat keluguan Tigor
Perubahan wajah Pretty terlihat jelas, ia mundur beberapa langkah dan menjauhi Tigor, kali ini sekali lagi Pretty menutupi buah dada dan kemaluannya. Sikap Pretty yang berubah-ubah membuat Tigor bingung.
“Sa… saya mandikan ya, Mbak Pretty…” kata Tigor perlahan.
Pretty yang ternyata tengah meneteskan air mata mencoba menyembunyikan tangisnya lewat guyuran air yang turun dari shower, ia tidak mau Tigor marah dan menghajarnya nanti. Mendengar suara lugu Tigor yang mendekatinya, Pretty hanya bisa mengangguk dengan pasrah. Yang akan terjadi terjadilah. Sebelum peristiwa ini terjadi, selama hidupnya Pretty hanya pernah mandi bersama dengan satu orang lelaki, yaitu Andi mantan suaminya. Merinding juga rasanya mandi dengan lelaki tak dikenal seperti Tigor.
Air yang turun dari shower menghujani dua tubuh telanjang yang saling berhadapan, perlahan-lahan Pretty membalikkan badan karena malu, namun melepas kedua lengan yang menyembunyikan buah dada dan kemaluannya. Si cantik itu memejamkan mata menanti gerakan Tigor. Lelaki itu bergerak perlahan, dia tak puas-puasnya mengagumi keindahan tubuh Pretty yang molek. Bagian belakang tubuhnya pun sangat putih dan mulus tanpa bercak sedikitpun, berbeda dengan tubuhnya yang kotor dan kasar berotot.
Tangan Tigor menyentuh punggung Pretty perlahan. Pretty mengeluarkan desahan pelan, ia berharap Tigor tidak mendengarnya. Walaupun tidak mendengar desahan erotis Pretty, Tigor bisa merasakan getaran pelan dari tubuh wanita seksi yang sedang memunggunginya. Dengan perlahan, Tigor menggosok punggung Pretty dengan tangannya, ia mengambil sabun dan mengoleskan pelan di punggung seputih pualam milik janda cantik itu.
Melihat kepasrahan Pretty, Tigor makin berani, tangannya bergerak ke depan dan perlahan-lahan meraih payudara Pretty yang sedari tadi membuatnya terpesona. Dengan dua tangan dari kiri dan kanan, pria tua itu menangkup buah dada Pretty yang besar dan kencang. Pretty meringkik lirih ketika Tigor meremas balon buah dadanya. Pria itu makin mendekat dan memeluk tubuh Pretty dari belakang. Kini Tigor menggosok punggung Pretty dengan dadanya, hal ini makin membuat Pretty terangsang hebat. Terlebih ketika dirasakannya kemaluan Tigor terselip tepat di tengah-tengah lembah pantatnya. Pria itupun dengan nakal menggerakkan pinggul agar kontolnya menggesek-gesek pantat Pretty.
Pretty merengek lebih keras, gesekan ****** di pantat dan remasan tangan di payudara makin ditingkatkan, membuatnya tak mampu bertahan. Si cantik itu masih memejamkan mata ketika ia berbalik. Dengan sengaja ia mengeraskan aliran shower agar memancar lebih keras. Berhadap-hadapan dengan Pretty membuat ****** Tigor makin menegang, ia memeluk wanita seksi itu erat-erat. Dengan bantuan sabun, Tigor mengoles-oles buah dada Pretty, ia menggerakkan payudara Pretty naik turun di dadanya sendiri.
Pretty melenguh menahan nafsu, ia akhirnya bergerak naik turun tanpa diminta, menjadikan buah dadanya yang bersabun sebagai penggosok dada Tigor. Pria itu sendiri tak berhenti, ia meremas pantat bulat si jelita dan mulai berani menciumi tubuhnya. Bibir Tigor bergerak dari wajah namun menghindari bibir seksi Pretty, Tigor menciumi setiap jengkal kulit mulus Pretty yang basah oleh siraman air dari shower, mulai dari lehernya yang jenjang, lalu turun ke dada yang masih belepotan sabun. Sambil membersihkan buah dada Pretty dengan tangan, ia juga menciumi kedua balon payudara si cantik itu dengan penuh nafsu, kali ini ia menghindar dari puting payudara Pretty. Ciuman Tigor berlanjut ke daerah perut, terus turun sampai akhirnya ke bibir kemaluan Pretty. Kali ini Tigor tak menghindar.
Dengan kepasrahan penuh birahi, Pretty menahan dirinya dengan menyandarkan tangan ke tembok kamar mandi. Tigor berjongkok hingga kepalanya tepat berada di depan kemaluan Pretty. Air terus mengalir membasahi tubuh mereka berdua
Tigor mengelus-elus paha mulus Pretty lalu menciuminya bergantian, kiri ke kanan, kanan ke kiri, terus menerus. Ciuman itu tak berhenti dan makin lama makin masuk ke arah selangkangan.
“Ohhhhmmm… esssstttt…” desah Pretty tak berdaya saat bibir vaginanya mulai tersentuh lidah nakal Tigor.
Dengan menggunakan jemarinya, Tigor membuka bibir memek Pretty yang berwarna merah muda dan menjejalkan lidahnya masuk ke dalam liangnya. Sodokan lidah Tigor yang hangat ditambah guyuran air shower membuat sensasi erotis yang lain daripada yang lain, Pretty makin tak mampu menguasai dirinya sendiri, si cantik itu merem melek diperlakukan sedemikian rupa oleh Tigor.
Selang beberapa saat kemudian, giliran bibir Tigor yang asyik mempermainkan seputaran selangkangan Pretty.
“Mmmmhhhh! Sssttthhh… oooohhh…” desahan Pretty terus menguat.
Melihat Pretty sudah tak kuat lagi, Tigor malah melanjutkan serangannya dengan mempermainkan tonjolan klitoris Pretty. Dijilatinya tonjolan itu dengan lidahnya. Tubuh Pretty bergetar tak berdaya, ia tak tahan lagi, tubuhnya menggelinjang tanpa mampu ia hentikan.
“Yaaaaaaaaaaaaaahhhh…” Pretty menjerit lirih ketika ia akhirnya mencapai kenikmatan. Tubuhnya bergelinjang hebat dan menegang lalu ambruk ke depan. Untunglah Tigor sigap dan segera menangkap tubuh Pretty agar tidak sampai jatuh.
“Aduh… aku… lemas… sekali…” kata Pretty dengan suara lirih.
Sambil berhati-hati, Tigor mengangkat tubuh Pretty ke pinggir, mematikan keran shower dan mengelap seluruh tubuh Pretty dengan handuk. Tigor mengangkat tubuh telanjang Pretty yang sudah tidak basah dan berniat hendak menggendongnya ke ranjang. Si cantik itu sebenarnya keberatan, tapi tatapan mata Tigor menundukkannya. Dengan berani lelaki yang beruntung itu mulai mengangkat tubuh Pretty.
” Peluk saya erat-erat ya.” Kata Tigor.
Malu-malu Pretty memeluk Tigor, si cantik itu menautkan kedua lengannya ke leher sang pejantan saat dia digendong ke arah ranjang. Untunglah jarak antara kamar mandi dan ranjang Pretty tidaklah jauh. Wangi tubuh Pretty membuat Tigor memiliki ekstra semangat, baru kali ini dia menggendong tubuh seorang wanita cantik yang tak mengenakan sehelai pakaianpun. Buah dada Pretty yang berukuran besar menempel di dada Tigor, menimbulkan percikan tenaga ekstra di hati sang pejantan.
Pretty tidur tengkurap sesuai perintah Tigor saat Tigor meletakkannya di ranjang, matanya terpejam menanti serangan Tigor selanjutnya. Pria bertubuh kekar yang baru saja menggendong Pretty itu akhirnya naik ke atas ranjang, Tigor bergerak dengan malu-malu mendekati janda muda yang cantik itu. Perlahan-lahan Tigor memulai serangannya dari ujung jari kaki Pretty. Tigor belum pernah melihat jari-jari kaki yang mulus, lembut dan terawat seperti milik Pretty, sangat berbeda dibandingkan dengan jemari istrinya yang kotor dan keras karena jarang mengenakan sandal. Tigor mencium dan menjilati satu persatu jari-jari kaki Pretty.
“Ehhhhmmm…” erang Pretty. Matanya masih belum terbuka tapi bibirnya tak kuat menahan rangsangan geli jilatan lidah Tigor.
Satu persatu jari-jari kaki Pretty dijilati oleh sang tetangga sambil tak lupa mengelus-elus lembut telapak kaki Pretty yang putih. Ciuman Tigor naik ke betis, pria itu menikmati jengkal demi jengkal tubuh mulus Pretty, biarpun ini mantan istri orang, tapi nikmatnya bukan main. Setelah puas menciumi satu kaki, Tigor beralih ke kaki yang lain, serangannya sama, mencium dan menjilati jemari kaki sang dewi.
“Engghhh…” Pretty menutup kepalanya dengan bantal, ia tidak tahan pada serangan Tigor ini, membuatnya gelagapan. Tigor tersenyum puas melihat si cantik keenakan.
Tigor meneruskan lagi, ia menggerakkan bibirnya menelusuri kaki Pretty hingga sampai ke paha. Pria itu sangat kagum, ini baru namanya paha, sangat sempurna, putih mulus tanpa cela. Tigor menikmati detik demi detik, ia tahu ia hanya sekali ini saja bisa menikmati keindahan tubuh Pretty, itu sebabnya dia tidak ingin terburu-buru. Ini yang namanya sekali seumur hidup. Dia merasa sangat beruntung
“Ohhhhh… ehhhmm…” Pretty tidak mau mengakui, tapi ciuman yang dilancarkan Tigor mulai dari jari kaki naik sampai ke paha membuat wanita jelita itu belingsatan, tak berdaya sekali dia rasanya. “Ohhhhh…” sekali lagi Pretty mengerang kala Tigor menjilati pahanya. Pria itu nekat naik hingga sampai ke perbatasan paha dan gunung pantat mulus Pretty.
Pretty menggelengkan kepalanya karena tak tahan ketika bibir dan lidah Tigor akhirnya sampai di gundukan pantatnya yang kencang dan bulat.
“Ouggghhsssttt… essssstt…” desah Pretty berulang-ulang, suara erotis yang keluar dari wanita secantik Pretty menambah semangat Tigor. Pria mulai naik lagi, kali ini tangannya ikut bergerak, meremas-remas pantat Pretty yang montok dengan gemas. Pretty belum mau membuka matanya, tapi ia tak tahan dan menahan jeritannya.
Punggung Pretty menjadi sasaran selanjutnya, tubuh janda muda ini sangat seksi, merangsang di setiap jengkalnya. Benar-benar bagaikan tubuh seorang dewi yang turun dari khayangan, sempurna tanpa cela. Kini tubuh yang indah itu menggelinjang di bawah sapuan lidah Tigor yang menggerayangi bagian punggungnya. Pria ini mahir sekali melakukannya. Sebaliknya, Pretty yang belum pernah merasakan lidah maut Tigor pun takluk dan tak bisa bertahan. Tigor naik lagi, lidahnya kini menyapu pinggir sela lengan dan dinding buah dada Pretty.
“Ouuuugghhhhh… asssstttt… eessssssssttt…” mulut Pretty mendesah-desah, tubuhnya menggelinjang, tapi ia masih tetap tak mau membuka matanya.
Tigor yang tadinya takut-takut mulai percaya diri, gelinjang tubuh dan desah nafas Pretty membuatnya yakin, walaupun wanita ini secantik dewi dan seindah bidadari, tetap saja dia seorang perempuan biasa, pasti bisa ditaklukkan. Tigor mengangkangi tubuh Pretty dengan penis yang diarahkan ke belahan pantatnya.
Sampai di sela bokong mulus Pretty, penis pria itu sengaja diselipkan di tengah lalu digosok-gosokkan naik turun. Saat tangan Tigor mengelus-elus kelembutan pinggang Pretty, bibir dan lidahnya menjelajah punggung, naik ke pundak, lalu bagian belakang leher dan akhirnya sampai di daun telinga. Daun telinga adalah salah satu titik kelemahan Pretty, lidah Tigor bergerak lincah menggoyang daun telinganya. Semua rangsangan ini membuat si cantik itu takluk, ia pasrah sepasrah-pasrahnya.
Tigor masih belum selesai, dibaliknya tubuh Pretty agar menghadap ke atas. Lidah pria itu beraksi lagi, berawal dari serangan di leher depan, menuruni pundak sampai ke sela ketiak, turun lagi ke lengan sampai ke telapak tangan dan akhirnya berhenti di jari-jari Pretty. Ciuman bibir dan jilatan lidah Tigor tak pernah berhenti, terus bergerak tanpa kenal lelah menguasai tubuh Pretty. Inilah yang dinamakan mencicipi tubuh seorang wanita dengan arti yang sebenarnya.
“Auuuuuhhmmm… esssssttt… eehhhgg…” walau tak mau mengakui dan merasa terpaksa melayani orang yang bukan suaminya, tapi kalau Pretty mau jujur, dia puas sekali dengan foreplay yang dilakukan Tigor. Siapa sangka orang seperti itu bisa melakukan foreplay seenak ini?
Lidah mungil Pretty merekah, seakan minta dicium, tapi Tigor belum mau melakukannya. Pria itu terdiam sejenak karena takjub dengan kemolekan bagian depan tubuh Pretty, terutama bagian dadanya. Selama ini Tigor harus puas dengan dada istrinya yang seperti papan cucian, ia tak mengira, akan datang hari dimana dia akan diberi kesempatan mencicipi payudara sempurna seorang bidadari. Pria itupun memanfaatkan waktunya yang longgar selama mungkin, dijilatinya gunung payudara Pretty tanpa menyentuh ujung pentilnya. Buah dada Pretty yang montok dilalap habis oleh Tigor, janda molek yang sudah pasrah itu hanya bisa mendesah penuh nikmat saat payudaranya dioles-oles oleh Tigor. Pentil Pretty sudah mengeras sedari tadi, ujung payudara itu menonjol ke atas, memohon dikulum secepatnya.
Tigor makin berani, melihat puting susu yang bentuknya sempurna itu mau tak mau ia nafsu juga. Diawali hembusan nafas yang ditebarkan ke puting agar terasa hangat, Tigor menowel ujung pentil Pretty dengan ujung lidahnya, melontarkan nafsu Pretty bangkit sampai ke puncak.
“Uaaaaaaahhhh!!” Pretty membelalakkan matanya! Tubuh si cantik itu menggelinjang tak karuan.
Bangkitnya nafsu birahi Pretty membuatnya tak bisa begitu saja membiarkan Tigor terus berlama-lama, tanpa takut-takut Pretty mengangkat payudaranya dan menyodorkan putingnya pada Tigor. Melihat janda cantik itu menyerah pada nafsu membuat Tigor ingin bertepuk tangan.
“I… ini… tolong… cepat…” desah Pretty, ia memejamkan matanya kembali dan menunggu Tigor menghisap pentilnya yang sudah menjorok. Bibir Tigor menelan pentil payudara Pretty dan menghisap-hisapnya dengan buas.
“AAAAAAAAAHHHH!!!” Pretty setengah berteriak, matanya terbelalak karena nikmat yang ia rasakan. Setelah seharian diperkosa para tetangganya, kini seorang tetangga lainnya berhasil mendapatkan akses ke pentilnya. Pentil yang selama ini hanya diperuntukkan mantan suami tercinta dan direnggut paksa oleh para tetangganya yang bejat. “Ah! Ah! Auuuhhh!! Esssstt!” Pretty menahan semua nafsu yang sudah siap meledak diselangkangannya, digigitnya bibir bawah untuk membantu menahan semua getaran nafsunya.
Dadang akhirnya tak tahan hanya melihat saja adegan indah itu. Dengan langkah hati-hati agar tak mengganggu proses foreplay Tigor, Dadang duduk di pinggir ranjang dengan rasa ingin tahu yang berlipat. Tangan Dadang bergerak maju menyelip di antara paha Pretty, dengan lihai ia meraba-raba bibir memek sang janda cantik sambil memijit tonjolan di bibir atas vagina Pretty yang ternyata sudah basah.
“Eyaaaaaaagghhhh!! Uaaahhh! Aaahhh!! Jangaaaaan!!” Pretty tersentak kaget sekaligus mengalami kenikmatan yang luar biasa ketika jemari Dadang bermain di sekitar mulut vaginanya. Belum usai serangan yang dilakukan Tigor, kini Dadangr sudah datang.
Tigor menyelipkan tangan kirinya ke punggung Pretty dan menarik tubuhnya ke atas, sementara tangan kanannya masih tetap beraksi meremas-remas payudara kanan dan kiri silih berganti. Begitu posisi mereka berhadapan, Tigor melumat bibir mungil Pretty dengan penuh nafsu. Bibir yang tadinya mendesah berulang-ulang itu kini terdiam dalam dekapan sang lelaki . Pretty yang sudah tak ingat apa-apa lagi menyerahkan dirinya penuh kepada kedua lelaki itu. Ia pasrah ketika Tigor melumat bibirnya, bahkan Pretty membalas ciuman sang tetangga dengan permainan lidah yang saling memilin.
Sementara Tigor mencium Pretty dengan hot, Dadang menggerakkan jemarinya di selangkangan sang janda dengan lincah. Digesek-gesekkannya jari tengahnya di bibir vagina Pretty sementara jari telunjuknya memainkan klitoris yang menonjol. Pretty sudah lupa diri, si cantik itu memaju mundurkan pinggul karena tak tahan, ia ingin memeknya segera ditembus sesuatu yang keras dan panjang.
Lidah Tigor beraksi sepuasnya di mulut Pretty, menjelajah masuk dan menjilati seluruh liang mulut si cantik itu. Bibir Pretty juga tak tinggal diam, ia mengulum dan melumat bibir Tigor yang besar, lidah si cantik itu juga masuk ke mulut Tigor, bau rokok murahan yang tersebar dari kerongkongan lelaki itu tidak membuat Pretty berhenti, ia terus menerjang, menjilat dan melumat.
Tigor naik ke atas ranjang dan bersiap untuk melesakkan penis ke dalam memek sang janda, penisnya yang sudah keras seperti kayu ditempelkan dan dimainkan di mulut vagina Pretty, ia belum mau memasukkannya, ia ingin menggoda si cantik itu. Dadang yang tahu si empunya cewek sudah siap melakukan penetrasi bergeser ke samping memberi tempat pada Tigor untuk beraksi. Pretty mengerang dan mendesah, ia bingung sekaligus menikmati. Ia lupa pada statusnya sebagai seorang wanita terhormat, ia lupa semuanya, ia hanya ingat ia sedang bermain cinta dengan dua orang lelaki yang perkasa yang memberinya kenikmatan tiada tara.
Tigor bersiap, diangkatnya kontolnya yang kini bagaikan tiang bendera dan dengan satu tusukan pelan, masuklah kemaluannya ke dalam liang kewanitaan Pretty. Wanita jelita yang tak berdaya itu menggelinjang dan kebingungan, dia menjerit lirih di bawah serangan Tigor yang belum juga berhenti menciumi bibir dan meremas-remas payudaranya.
“Iiiiihhh… ehmmm… aaaahhh! Ahhhh!! Ahhh!!” desis Pretty berulang kala Tigor melepaskan pagutannya.
Tigor menarik Pretty dan mengaitkan kakinya yang jenjang di pinggangnya. Bagian atas tubuh Pretty sudah kembali turun ke ranjang, walau masih dipermainkan oleh Tigor, sementara kakinya kini mengait pinggang sang tetangga. Tigor akhirnya mulai menggerakkan pinggul untuk menyetubuhi sang janda cantik, ia bergerak maju mundur dengan pelan.
Hal ini yang sangat dinikmati Tigor, memek Pretty masih terasa rapat bagaikan seorang perawan. Entah karena jarang bermain cinta dengan mantan suaminya ataukah karena ****** mantan suaminya hanya sebesar tusuk gigi sehingga tidak mampu merenggangkan dinding dalam kemaluan si cantik itu.
“Heeeeennghhhgghhh!!” Tigor menggemeretakkan gigi dengan gemas saat ia mulai meningkatkan kecepatan tumbukannya.
Tubuh Pretty yang bergerak naik turun sesuai sodokan Tigor dimanfaatkan oleh Dadang, satpam kurang ajar itu menyodorkan kemaluannya ke wajah Pretty. Si cantik itu awalnya jijik dengan kemaluan Dadang yang bentuknya tidak karuan, hitam, keras dan panjang. Dari segi ukuran, mungkin Tigor lebih unggul. Tapi Pretty sudah tenggelam dalam nafsu birahi, ia tahu apa maksud Dadang menghunjukkan kontolnya. Segera saja Pretty meraih penis hitam itu dan memasukkannya ke mulut.
“Ughhhhhoooooohhh…” sekarang giliran Dadang yang merem melek keenakan. Siapa yang tidak mau kontolnya disepong seorang dewi bermulut indah seperti Pretty?
Tigor makin getol memaju mundurkan pinggulnya, enak sekali rasanya memompa vagina tetangganya yang masih sangat rapat ini. Tangan kirinya meremas-remas buah dada kiri Pretty sementara payudara yang kanan menjadi santapan tangan Dadang.
Tigor terus menggenjot vagina Pretty dengan beringas, nafas pria yang sangat bernafsu itu tersengal-sengal karena ingin segera mencapai kenikmatan maksimal. Desah nafas tiga orang yang tengah bercinta itu menjadi musik indah pencapaian kenikmatan seksual. Dadang yang keenakan dioral oleh Pretty merem melek, ia makin tak tahan sepongan si cantik itu, apalagi setelah melihat wajah Pretty yang mempesona menelan bulat-bulat kontolnya yang hitam dan panjang.
“Huuuungghhhh!!!” akhirnya diiringi satu lenguhan panjang, Dadang mencapai orgasme. Ia tak kuat lagi bertahan.
Semburan pejuh Dadang tersebar ke seluruh permukaan wajah cantik Pretty, lalu ke dada dan akhirnya perut, cukup banyak cairan putih kental yang dikeluarkan ujung gundul kemaluan satpam itu. Pretty tersengal-sengal mengatur nafas, baru kali ini dia bermain dengan dua orang pria yang sama-sama mahir bercinta, hebatnya dua laki-laki ini bukanlah suaminya, tubuh si cantik itu mengejang, dan pantatnya terangkat kuat-kuat. Bola mata Pretty berputar ke belakang, sampai hanya bagian putihnya saja yang terlihat, rupanya si cantik itu juga telah mencapai tingkat kepuasan maksimal.
Setelah Dadang dan Pretty selesai, giliran Tigor, ia merasakan air cinta membanjir di dalam liang kenikmatan Pretty, tapi tetangga bejat itu terus saja menyodokkan kemaluannya dalam-dalam, tak mau berhenti. Tak terlalu lama menggoyang memek Pretty, akhirnya Tigor juga mencapai ujung tertinggi tingkat kenikmatannya.
Meledaklah air mani Tigor di dalam memek sang menantu. Pria itu mengejang, mengeluarkan semua birahinya dalam tumpahan air mani yang mengalir deras membanjiri memek Pretty. Benar-benar puas dia kali ini, untuk pertama kalinya Pretty bersedia melayaninya tanpa melawan . Tetangganya itu benar-benar berubah dan bersedia dijadikan budak seksnya. Setelah mengeluarkan penisnya dari vagina Pretty diiringi bunyi letupan kecil, Tigor ambruk ke ranjang.
Dadang tidak mempercayai keberuntungannya. Walaupun ia memang belum memasukkan penisnya ke memek Pretty, tapi disepong wanita secantik bidadari seperti janda cantik itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Inilah pengalaman sekali dalam seumur hidup yang tak akan dilupakannya.
Pretty terbaring lemas tak berdaya di ranjang. Tubuhnya yang telanjang kini basah kuyup oleh semprotan air mani yang dikeluarkan oleh Dadang dan Tigor. Mata si cantik itu terpejam, makin kotor saja dirinya – ia bahkan mulai menikmati permainan gila para tetangganya ini, sampai kapan mereka akan memperlakukannya dengan hina seperti ini? Sampai kapan semua ini akan terjadi? Apa yang akan terjadi esok hari?
Perlahan wanita cantik yang kelelahan itu terlelap dan tenggelam dalam tidurnya.
The End
Diposkan oleh Dee Namaku di 00:58 Akibat gejolak birahi guru SD Label: Umum 0 komentar
Minggu, 03 Januari 2010
--------------------------------------------------------------------------------
Aku meraba klitorisku dengan jari jariku, terasa nikmat sekali, beberapa saat kututup mataku. Cepat sekali vaginaku sudah licin, basah sekali, sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa nikmat. Sesekali aku tekan lebih keras, tubuhku rasanya tidak sanggup menopang tubuhku, lututku bergetar lemas tidak kuat menopang tubuhku.
Oh ya, keasikan neh, perkenalkan namaku dona, 26 tahun, masih single, aku bekerja sebagai seorang guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil menghayalkan pria pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tidak dapat kubendung, apalagi semenjak aku jomblo hampir setahun ini.
Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny aku tidak kenal tempat untuk memuaskan gejolak birahiku. Balik ke cerita tadi...
Sangkin nikmatnya masturbasi di toilet sekolah, aku sampai tidak menyadari kalau pintu toilet meski kututup tapi tidak kukunci. Aku semakin tidak peduli, yang kutahu aku harus memuaskan birahiku yang sedang terbakar, kucoba menahan desahanku, meski terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku.
"sshh..emhhh", desisan kecil sesekali kelaur dari bibir tipisku.
Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja, pak Oki sungguh tampan dan tubuhnya yang sangat kekar, tadi siang aku memperhatikannya yang sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. ototnya begitu keakar, belum lagi ada tonjolan yang menggelembung di antara pahanya. Terus terbayang-bayang, aku jadi ga kaut lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di toilet sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki di toilet ini, dia memompa k*ntolnya yang besar di vaginaku dari arah belakang, tubuhnya mendorong tubuhku sehingga aku terpaksa menahan tubuhku di tembok toilet dan sedikit menungging.
Aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisku dari depan.
'uuuh pak oki', desisku pelan. aku terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas keningku. Tidak lama aku merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, namun tiba-tiba,
'braaak', pintu toilet tiba tiba terbuka.
'bu dona', kata orang yang berdiri di depan pintu toilet dengan mata yang tidak berkedip sedikitpun melihatku. Aku tersentak kaget,
'pak parman ehhhh...', kataku kaget ketika melihat pak parman, cleaning service sekolah yang umurnya sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tidak tau berbuat apa aku jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya, namun tanganku masih berada diantara selangkanganku, aku begitu kaget sampai luapa menarik tanganku.
'pak parmaan keluar', kataku dengan suara pelan. Wajahku pucat sangkin takut dan malunya. Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya.
'ngapain pak... keluar,' perintahku dengan tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yang tadinya tersingkap sampai ke pinggul.
'Bu dona', kata parman sambil mendekatiku dan mendekap tubuhku. Aku bertambah kaget, tapi aku tdak berani berteriak, aku takut ada orang yang mengetahui kalau aku masturbasi di toilet sekolah.
'jangaan pak', kataku berusaha melepaskan dekapannya, kugeser tubuhku untuk melepaskan diri dari dekapannya, namun dia tetap mendekapku sampai aku menabrak dinding.
'jangan paak', kataku takut, dia tidak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,
'jangaaan', kataku lagi.
Melihat parman yang begitu beringas dengan nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya mulai meraba raba buah dadaku. Aku menyadari kalau aku terjebak, aku berusaha melawan, dengan sekuat tenaga aku dorong tubuhnya, berhasil, dia terjatuh di lantai toilet.
Aku langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, namun ketika aku mencoba membuka grendel pintu toilet. Tanganku tertahan oleh tangan parman yang kekar,
'lepaskan', kataku, namun parman yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkanku, dia malah memutar tangan kananku ke belakang tubuhku dengan paksa, tangannya yang lain menahan tangan kiriku didinding. Aku terjebak, tenaganya kuat sekali, tubuhku seperti terkunci dan tidak bisa bergerak,
'pak parmman jangan...sakit..lepaskan', kataku memohon dengan suara memelas.
'bu dona... biarkan aku...', katanya didekat telingaku, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa telingaku.
"ahhh lepaskan', aku memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekarnya menekan tubuhku kedinding. Aku sangat takut, ketika merasa ada benda yang keras kenyal menabrak bokongku.
'ahh k*ntolnya udah tegang, dia akan memperkosaku', jerit batinku
Aku semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yang menahan kedua tanganku.
'sebaiknya bu dona jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu dona masturbasi di kamar mandi', katanya mengancam, aku mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aku dikenal sebagai wanita anggun yang berkarisma. Aku menghentikan perlawananku...berpikir sejenak.
Kesempatan itu tidak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu dengan tangan kiriku, dengan tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.
'jangan paak, kumohhhon jangaan', aku memelas kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah bebas meraba raba buah dadaku, dia memeras buah dadaku keras sekali. Ingin rasanya menangis tetapi aku takut malah ada yang dengar.
"aahh bu dona..toked bu dona gede banget emmhh', kata-kata kotor yang memuji keindahan tubuhku keluar dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaku yang masih ditutupi kemeja, dia menarik kemejaku keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai terasa meraba raba perutku,
'ammpuun pak lepaskan', kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaku.
'emmh bu dona, gede banget toket bu dona'', katanya lagi dengan berbisik dari belakang, dengusan nafasnya yang berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aku bisa merasakan penisnya sudah sangat keras sekali menabrak nabrak pantatku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyetubuhiku.
'Bu dona ijinkan saya ngent*tin bu dona', bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aku kaget mendengarnya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya.
'Pak..jangan jangan kasihani aku', kataku memelas. Sepertinya apapun yang kukatakan tidak dapat membendung nafsu setannya, sejenak tidak kurasakan tangan kanannya meraba raba tubuhku.
Penasaran apa yang dilakukannya. aku menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya..
'oooh jangan pak', aku panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan k*ntolnya, meski tidak begitu jelas aku bisa melihat penisnya yang besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya. Belum hilang rasa kagetku, Parman menekan tubuhku merapat kedinding, aku merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak pantatku.
'Aduuh pantat bu dona montok banget', katanya meremas remas pantatku. Aku terkaget, aku baru teringat jika ketika masturbasi tadi aku melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu toilet.
'Gawat neh', pekikku dalam hati mengetahui bokongku tidak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dengan mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi vaginaku udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi, aku menjadi panik kembali, aku takut membayangkannya. Kucoba lagi memberontak, tapi tetap sia sia.
Aku pasrah, rasanya tidak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek belahan vaginaku yang licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di mulut lubang vaginaku setelah mendapatkan sasaran tembak, k*ntol parman sudah berada tepat di depan mulut vaginaku, aku sungguh tidak berdaya.
'Pak parman ampun pak', kataku memohon lagi menyadari dalam hitungan detik k*ntolnya akan segera masuk kedalam tubuhku.
'Bu dona udah lama saya pengen giniin bu dona, bu dona seksi banget', katanya, dan tiba tiba kurasakan k*ntolnya mulai masuk, aku panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku, bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuhku k*ntol itu malah terbenam masuk ke dalam lubang vaginaku,
'aaaah tidaaak', pekikku dalam hati ketika kurasakan k*ntolnya terasa terbenam memenuhi vaginaku. Aku menarik nafas, ingin rasanya menangis.
Sungguh sial, vaginaku yang sudah basah ketika aku masturbasi tadi malah memudahkan batang itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tidak mungkin vaginaku bisa lecet karena ada benda yang memaksa masuk, tapi berkat cairan yang sebelumnya memang udah membanjiri vaginaku membuat k*ntol parman yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang vaginaku perlahan.
'emmmh bu dona, vagina bu dona enak banget, ooohhh', desahnya didekat telingaku ketika k*ntolnya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku,
'Ya ampuuun panjang banget k*ntol laki laki ini, ampuuun', pekikku dalam hati. Aku berharap k*ntol itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih karena jujur aja belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku. Ketika batangan itu amblas, aku terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaku... aku benar benar terdiam, tidak bergerak.
Aku pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun, tidak kusangka khyalanku bercinta di toilet sekolah, dan disetubuhi dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dengan pak oki dan aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yang sedang mendesah desah dibelakangku, yang sedang membenamkan batangannya di lubang surgaku yang berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami.
Kenyataan yang harus kuterima, parman sedang menikmati vaginaku, menikmati memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluanku.
'oooh bu dona...ohhh enaknya', desah parman ga karuan berkali kali
'emmmh', aku mendesis kecil, meski aku tidak suka tapi tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat meski tersamar oleh rasa takutku. Parman terus mengocok k*ntolnya tanpa henti, begitu dalam melesak masuk di lubang vaginaku. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding toilet.
'oooh ya ampppuuun k*ntolnya teraasa banget', teriakku dalam hati. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari kalau k*ntol parman memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan k*ntolnya begitu mantap memenuhi lubang vaginaku. Terasa banget ada benda yang mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar diseluruh tubuhku.
Diam diam aku mulai menikmati diperkosa pria ini, tiap kali dia menggerakkan batang k*ntolnya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yang kudapat. Ketika dia menancapkan penisnya kembali ke dalam liangku, aku mendesis pelan, kucoba tidak mengeluarkan suara, aku terlalu sombong untuk mengakui kalau batangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaku, tetapi tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.
'mmmh mmmmh', desisku pelan.
'enakkan bu?, katanya tiba tiba.
Ternyata dia mengetahui kalau aku mulai menikmati tusukan k*ntolnya. Aku terdiam malu, tidak berani berkomentar, kalau kubilang tidak atau memaki makinya, dia pasti tahu aku bohong karena vaginaku sudah mengeluarkan banyak cairan yang menandakan aku juga terangsang dan menikmati enjotan k*ntolnya. Aku menundukkan kepalaku dan mencoba menghindari ciuman bibirnya yang mengecup pipi kananku.
'Tunggingin dikit bu dona', katanya sambil menarik pantatku keatas.
'Kurang ajaaar... berani beraninya dia malah menyuruhku menungging', umpatku dalam hati.
Tapi aku tidak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar semuanya secepat mungkin berakhir. Aku ikuti saja kemauannya dengan menunggingkan sedikit pantatku.
'emmh pantat bo dona memang montok banget, ga salah apa yang aku khayalin selama ini', katanya sambil meremas remas bokongku gemas.
'Gila, ternyata aku sudah lama jadi fantasi laki laki ini', pikirku dalam hati.
Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan k*ntolnya kembali.
'emmh pak pelan', kataku ketika kurasakan penetrasi k*ntolnya terasa lebih dalam dari sebelumnya,mungkin karena aku menunggingkan pantatku sehingga posisi vaginaku benar-benar bebas hambatan.
Parman tidak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aku mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku,
'emmh emmmh', desisku pelan merasakan gesekan batangannya di lubang vaginaku.
Melihat tubuhku yang terdorong dorong kedepan, parman sepertinya sengaja melepaskan kedua tanganku sehingga aku dapat menahan tekanan tubuhnya, dengan kedua tanganku bertopang pada tembok.
'emmmh gila seret banget', erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yang bulat padat sambil tidak berhenti mengocok k*ntolnya.
'ooh bu oooh', parman semakin keras mendesah, aku jadi takut kalau-kalau ada orang yang mendengar desahannya itu.
"pak parman..ja..jangan berisik pak..", kataku memohon takut desahannya didengar orang.
'I..i..iya bu emhh abis enak banget', katanya pelan dengan nafas menderu.
Kocokan k*ntolnya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan satu jarinya membelai anusku. Kontan aja aku menggeliat, pantatku bergoyang ke kanan ke kiri karena kegelian.
'oooh pak parman..oooh', aku bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa nikmat yang tercipta dari kocokan k*ntol parman ditambai gesekan jarinya yang membelai anusku seperti racikan yang pas membuat aku lupa diri, dan membuatku tidak dapat membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya aku mulai benar benar menikmati semua ini, tubuhku terasa sangat geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh tubuhku.
'oooh ahhh', aku semankin menggila desahanku bertambah keras saja, parman bukan saja hanya membelai anusku dengan jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke anusku dan menusuk nusuk jarinya ke anusku, refleks pantatku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik k*ntolnya dia membalasnya dengan menusukkan jarinya ke anusku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melakukan anal sex dengan pak parman, seperti yang dulu pernah kulakuan dengan pacarku.
Parman semakin mengerang tak karuan, tidak kuhiraukan lagi apa yang dikatakan parman, rasanya aku sudah mau orgasme.
'saya mau keluar..ahh bu dona', kudengar samar samar erangannya, namun tidak kupedulikan karena aku juga merasa sudah mau orgasme.
'ooh emmmh oooh' desahku lebih keras, kurapatkan tubuhku kedinding, parman mengikuti tubuhku dan menekan keras keras k*ntolnya kedalam vaginaku, bahkan dia menusuk jarinya sampai amblas didalam anusku
'ahhhh setaaan kau parmaaaaan', lirihku panjang, aku orgasme, aku tidak dapat menahannya, sungguh luar biasa aku bisa orgasme ketika diperkosa.
Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan penis parman memenuhi liangku, tetapi tidak kurasakan lagi jari parman di anusku, kedua tangannya memegang pantatku dan memompa k*ntolnya dengan ganas.
'oooh bu dona oooh', tiba tiba parman mengerang keras dan menekan tubuhku keras, aku kaget menyadari dia mau orgasme, tapi terlambat, diringi erangannya, k*ntol parman sudah menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan penisnya dalam-dalam membuat tubuhku terdorong ke tembok.
'ooooh emmmh', entah kenapa aku ikut menikmati sensasi ketika parman orgasme di liangku, denyutan-denyutan kecil batang k*ntolnya terasa di sinding lubang vaginaku ketika cairan hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.
'Ahhh apa yang kulakukan? Parman orgasme di vaginaku', pekikku dalam hati. Aku tersadar kembali, kurapatkan tubuhku kedinding dan menarik nafasku, aku teringat kalau aku memang sudah mau haid, aku hanya bisa berharap spermanya tidak membuahi telur dirahimku.
'ahh bu dona emmh', dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dengan mata melotot. Melihatku protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan k*ntolnya yang masih dilumuri cairan vaginaku.
'Cepat keluar pak', kataku dengan suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Parman tanpa berkata apa apa langsung keluar dan kukunci pintu toilet. Aku langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma parman yang mengalir keluar,
'gila..banyak banget spermanya', umpatku dalam hati.
Aku mengenakan celana dalam dan merapikan baju yang kukenakan. Aku mengendap endap keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet. Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dengan hati berdebar aku memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belum pulang mereka lagi sibuk dengan urusan masing masing. Aku sedikit bernafas lega meski perasaan kotor masih ada dipikiranku. Dan sore itu aku pulang kerumah dengan perasaan yang tidak menentu antara malu, takjub dan takut.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dihari-hari esok pada diriku...ahh hidup...
Diposkan oleh Dee Namaku di 20:23 Awalnya dengan manekin (boneka pajangan), tapi akhirnya dengan manusia juga Label: Umum 0 komentar
Jumat, 01 Januari 2010
--------------------------------------------------------------------------------
Hai nama saya andi. Ini adalah kisah saya pada saat saya menjadi pekerja paruh waktu dengan menjadi seorang karyawan sebuah factory outlet ternama di kota yang terkenal dengan factory outletnya. Setelah ayah pensiun dari pekerjaanya, saya harus bekerja untuk melanjutkan kuliah saya. Saya sudah bekerja di tempat ini selama 3 bulan, teman saya di sini umumnya juga sama seperti saya, juga masih orang kuliahan, gaji sekitar Rp 750.000, sudah mencukupi untuk membaya SPP, uang kos dan kebutuhan sehari-hari tanpa perlu lagi transfer uang dari rumah nun jauh ke sini, Tapi, tetap saja ibu saya berat untuk saya kerja karena takut konsentrasi anaknya terbelah dan belajarnya jadi terganggu. Tapi saya sudah menerangkan bahwa saya bisa bisa mengatur waktu. Akhirnya saya dapat kepercayaan dari ibu saya dan akhirnya saya dapat mengerjakan pekerjaan ini tanpa ada yang mengahalangiku. Tapi tetap ketertarikan saya pada seks belum berhenti. Banyak pembeli dari dalam maupun luarnegeri datang ke sini yang cantik dan seksi dan mereka menggunakan pakaian yang minim-minim dan tipis yang membuat saya bernafsu (memang jaman sekarang budaya barat sudah menjajah indonesia, mereka tidak malu menggunakan pakaian seperti itu). Juga dari para karyawan di tempat saya juga cantik-cantik juga membuat saya juga makin nafsu saya makin mengembara. Kadang-kadang saya melampiaskan nafsu saya dengan onani di kamar ganti dan atau di tempat pakaian dalam perempuan(kalau sudah tutup). Dan ada suatu benda yang sering menemani saya beronani ria kalau FO sudah tutup dan karyawanya pergi semua (saya yang membuka-mengunci FO ini, di FO ini tidak menggunakan satpam), yaitu sebuah manekin (boneka pajangan yang berada di stand pakaian perempuan, saya menamai manekin itu "Nina". Manekin itu menggunakan pakaian tanktop super ketat yang membuat putingnya menyembul (tidak tahu kenapa manekin jaman sekarang pake puting segala) dan pusarnya keliatan dan rok supermini (hanya 1/4 paha) dan saya padukan sepatu bot kulit buaya dan tampilanya sangat seksi dan bajunya tidak pernah diganti (makanyatidak ada yang tahu dibalik baju itu) , tak jarang pria yang melewati manekin itu juga ngaceng (terlihat ada yang tutup-tutup selangakanganya). Manekin itu sangat cantik, rambutnya dari wig rambut coklat panjang teratur dan saya beri lipstik merah muda dan saya beri kutek bewarna merah muda. Manekin ini adalah manekin pesanan langsung ke pembuatnya, manekin ini saya pesankan payudaranya dan pantatnya besar dan bentuk badanya seperti gitar spanyol tetapi dengan mengatas namakan pesanan bos saya (malu donk kalo jujur) ketika ada penambahan manekin. Untung pesananya dikirim lewat jasa pengiriman barang kalau tidak nanti supirnya ngomong macam-macam). Di daerah selangkanganya saya bolongi (saya tidak memesan dibolongi karena beresiko ketahuan) dengan bor (sewaktu ada perluasan tempat, peralatan tukangnya di tinggalkan, dan saya pakai untuk melubanginya) dan saya beri karet disekelilingnya (supaya penis saya tidak lecet dan adarasa jepitanya). Selama ini saya berhasil menjaga rahasia onani saya dengan Nina ini. Tapi, sepandai-pandainya menyimpan bangkai, baunya tercium juga. Tapi untungnya "saksi" ini tidak menyebar luaskanya, tetapi malah menjadi pengganti Nina ini.
Kejadian ini berlangsung beberapa bulan lalu.
Pada waktu itu sudah menunjukan jam 10.00 malam, jadi FO tutup dan karyawan mulai beres-beres dan langsung pulang. Saya yang ngaceng gara-gara melihat beberapa wanita chinnese menggunakan pakaian ketat dan rok mini. Karena melihat pahanya yang putih mulus tak berbulu dan melihat payudaranya yang berisi membuat saya bergelora dan ingin cepat-cepat onani dengan Nina dan akhirnya malam ini saya dapat berdua dengannya. Setelah semua orang pergi, saya mematikan lampu dan saya ke stand wanita dan fantasi saya dengan Nina dengan adegan seperti Mr Bean dengan boneka teddy-nya. Ketika saya berada di depannya, tanganya saya tarik dan memegang penis saya seolah-olah dia penuh nafsu memegang penis saya dan kemudian saya mendekatinya dan memcium bibir seksinya itu. Rasanya keras sekali lidahku natap bibirnya yang kaku itu seolah-olah kami sedang french kiss . Setelah itu saya mencium lehernya yang tadi aku semprot parfum yang saya ambil di etalase parfum. Wangi sekali membuat fantasiku makin membara dan saya membayangkan dia menganga keenakan dan setelah itu.kemudian saya mulai main kebawah dan dari luar saya pegang payudaranya dan kemudian saya melepas tank top ketatnya itu dan akhirnya terlihat payudara super besar yang puting coklatnya yang tegak tapi keras. Dengan membayangkan payudaranya kenyal dan empuk aku elus-elus dan mulai mengemut payudaranya yang ranum dan putingnya saya gigit keras (ah... Manekinya nggak rasain aja lo...) dan saya mulai kebawah lagi dan lagi sehingga sampai dipangkal roknya dan saya pelorotkan dan terlihat sebuah vagina imitasi tapi enak sekali(kan nggak pake CD, namanya juga manekin). Kemudian saya menurunkan celana jeans CD saya, kemudian saya memberikan pelumas dulu ke penis saya dan di sekitar lubang itu agar tidak lecet (ingat, boneka tidak mengeluarkan cairan pelumas) dan saya mulai memasukan penis saya dengan posisi berdiri. Kepala penis saya sudah masuk, kemudian sudah 1/4, 1/2, 3/4 dan akhirnya masuk semuanya. Ohh... Enak sekali, meskipun rasanya tidak seenak vagina beneran tapi sudah bisa bikin enak. Maju-mundur-maju-mundur Ohh enak sekali rasanya melayang-layang dan lebih enak dibandingkan dengan tangan ugghhh ahhh oh yesss... Saya mendesah terus bolak balik menikmati pijatan penis saya. Tak kerasa beberapa menit kemudian saya mencapai klimaks. Mani saya mucrat di lubang vagina tiruan itu, cukup kental dan banyak. Saya sempat mengejang keenakan dan beberapa menit kemudian penis saya menyusut dan menyusut dan akhirnya kembali keukuran minimal. Kemudian saya membersihkan vaginanya dengan tissue yang sudah saya persiapkan dan saya juga membersihkan cairan yang ada di penis saya serta yang jatuh di lantai. Cukup lama membersihkan sekitar penis saya. Karena ada yang ada di jembut saya dan cukup sulit membersihkanya. Kemudian setelah bersih saya menaikan celana dalam saya dan celana saya serta memasang kembali ikat pinggang saya dan tidak lupa memakaikan kembali baju dan celana Nina kembali dan mulai ke pintu keluar. Ketika akan keluar, saya melihat sebuah bayangan manusia dibalik lemari baju yang awalnya saya kira manekin tetapi bergerak. Saya takut setengah mati (bukan karena hantu, tapi takut ketahuan kejadian ini). Kemudian saya berteriak
"Ayooo... Siapa disana?"
Tapi tak ada jawaban, Kemudian saya mendekatinya dengan hati-hati, perlahan-lahan sambil mengepalkan tangan tidak terasa sudah 2 meter mendekati lemari itu. Dan kemudian saya lompat "Hoop", dengan tangan yang mengepal diatas kepala yang sudah siap meninju dengan sekuat tenaga. Tapi tangan saya akhirnya tidak mendarat di wajahnya, karena saya mengenal orang ini. Sementara "saksi" ini kaget. Dengan mata melotot sepetri urat matanya mau putus dan kedua tanganya setengah terangkat dan terlihat telapak tanganya yang putih
"Ampun ampun ndi, ampun"
Saya kaget dan bercampur malu karena kejadian ini, yang tadinya saya kira musuh rupanya seorang teman
"Saras... Ngapain kamu disini?"
Saras adalah pegawai juga disini. Dia pegawai baru di FO ini sehingga menganggap saya seniornya. Dia adalah teman saya. Mukanya manis dan bisa dibilang cantik. Orang ini pandai berdandan. Dia menggunakan lipstik berwarna pink yang tipis. Rambutnya yang sebahu lebih dihiasi dengan bando emas. Mukanya yang ke arab-sundaan ini dihiasi dengan hidung mancung (khas arab) dan lehernya yang jenjang. Tidak ketinggalan kulitnya putih sekali. Tingginya sekitar 165-an ini mempunyai badan yang seksi. Usianya baru 20-an. Dia menggunakan seragam FO kami yang bewarna biru muda berlogo di bagian kiri atasnya dan terlihat branya dan puting kecilnya yang menyembul (ternyata aktifitas onani bisa membuat wanita terangsang juga) dan celanyanya jeans yang ada bordir bunganya paha kananya
"tadi saya rapiin gudang, taunya udah pada pulang" katanya sambil gugup taidak berani liat muka saya
"ahh, kamu bohong"
"betulan, sumpah deh" katanya sambil mengacungkan jari tengah dan jari manisnya
"tapi tadi kamu liat kan?"
"nggak"
"eh jujur aja kok susah banget"
"liat, tapi dikit"
"betulan?!"
"iya, enggak bohong"
"bisa jaga rahasia gak?"
dia mengangguk
"ngomong dong, liat mata saya!!!"
kemudian dia melihat mata saya dengan muka tegang
"i..ii..ya"
"Rah, saya minta kamu jaga rahasia. Jangan sampai reputasi saya rusak gara-gara kamu"
"saya janji kok"
"betulan ya?"
"iya"
"Ok deh kalo gitu, tapi awas kalo kamu ngomong ke orang laen"
"iya
"saya cuma minta kamu tutup mulut, bukan yang lain. Jangan tegang kayak gitu dong, coba kamu napas dalam-dalam"
kemudian dia mengambil nafas dalam-dalam dan terlihat payudaranya yang membusung bertambah besar dan putingnya yang menyembul dan melepaskan nafasnya perlahan-lahan dan payudaranya seperti semula. Tidak kerasa penis saya naik lagi
"gimana, udah baikan?"
"udah"
"cuma jaga rahasia kok, kok kayak mau ditembak aja"
"hehe"katanya sambil tersenyum manis
"ngomong-ngomong, tadi kamu liat punyaku ya"
mukanya tegang lagi
"udah, cuma nanya kok, kok tegang lagi"
"iya"katanya dengan lirih
"apa?nggak kedengeran"
"IYA"katanya dengan suara lebih keras
"kata kamu besar gak?"
"ehhhmmm"
"jawab, jangan ehm ehm doang"kataku dengan nada sedikit membentak
"iya"
"betulan"
"iya, punya mas besar"
"sama punya pacar kamu besaran mana?"
"saya enggak punya pacar"
"jadi orang jangan suka bohong"
"betulan, saya enggak bohong"
"tapi pernah pacaran kan?"
"pernah sih"
"udah tau 'begituan' belum?"
"udah, tapi cuma dua kali"
"rasanya gimana?"
"ya enak, tapi cuman bentar"
"ooo, ngomong-ngomong kamu terangsang ya gara-gara tadi?"
wajahnya gugup kembali
"hhhhmmmmm"
"apa?"
"i...iii..yaa"
"tadi kamu onani ya?"
"i..iyaaa"
"ya udah kamu lanjutin saja"
keliatanya dia kaget
"malu diliatin"
"ngapain malu,biar kita impas"
"enggak ah"
"eh kamu kan udah liat saya, gantian dong" kataku maksa
"enggak enak diliatin"
"cepetan"kataku maksa
"i..iya"
"rupanya ni anak lugu juga" gumamku dalam hati
kemudian dia mulai dengan tangan gemeteran dia mulai menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya mulai menggesekan tengah celana jeansnya.
"ya dimana-mana kalo di luar celana jeans ya enggak kerasa"
kemudian tangan kananya yang tadi menggesek di celana pindah mengendorkan ikat pinggangnya dan memasukanya tanganya kedalam celana jeansnya. Kemudian dia mulai menggesek-gesekan vaginanya. Dengan tangan kirinya yang sibuk menarik-narik putingnya. "Ahhh..uggghhh... Ah ah ah" desahanya berulang-ulang kali menikmati gesekanya sambil merem. Penisku yang sudah berontak dibalik celanaku rasanya sakit sekali. Sangat terlihat sekali dia sangat menikmati gesekan yang dia terima
"dimasukin aja rah jarimu"
"kuku saya panjang ah...ah...ugh..."perkataanya bercampur desahan
mukanya sangat cantik sekali. Melihatnya mendesah terus dan melihat bibir ranumnya yang menganga sekali-kali lidahnya keluar membuatku sangat ingin menikmati tubuh dirinya tapi masih saya tahan biar saya kerjain dulu ini anak baru saya menikmatinya.
"Lebih cepat, lebih cepat lagi"
"ah ah ah ahhhh ach ach" desahanya lebih cepat karena gesekanya tambah cepat
Sepertinya dia diluar kesadaran dia melepas pengait celananya dan reslitingnya (sepertinya tanganya tidak bebas di dalam celana) dan terlihatlah CD hitam yang berenda seksi dan juga terlihat tanganya di dalam CD sibuk menggesek vaginanya. Tidak kerasa melihatnya
"ughhh mau keluar ah ah"
"udah keluarin aja"
"AACCCHHHHH..."pekiknya menikmati orgasmenya
kemudian dia mengeluarkan tanganya dari CD nya dan saya mendekatinya dan langsung mencium bibirnya(sudah high voltage). Terlihat dia kelabakan menerima serangan lidahku di dalam mulutnya dan tanganya memeluku yang basah dengan cairan vaginanya. Saya melakukan French kiss dengan ganas dan gantian lidahnya yang hangat dan basah masuk kemulutku dan kupijat dengan lidahku yang sudah tidak sabar. Setelah di mulut, saya pindah ke kupingnya. Kemudian saya gigit-gigit kecil kupingnya dan saya masukan lidahku kelubang telinga
"ugghhh geliiii" desahanya
kemudian saya mencium belakang telinganya dan ini membuat dia menganga keenakan
"ya..disitu terus ahhhh" desahnya kembali
"setelah disitu saya tangan kanan saya naik yang tadi di bokong semoknya ke payudaranya dari luar dan menyentil putingnya. setelah puas memegang dari luar, kemudian saya melepas bajunya tanpa ada berontak sama sama sekali(mungkin sudah menikmati "service" yang saya berikan) kemudian terlihar dua gunung yang tertutupi kain berenda yang juga hitam (mungkin BH-CD nya 1 set) yang terlihat penuh karena sudah mengembang. Kemudian saya mendekatinya dan mencium lehernya yang jenjang itu. Saya cium dan tercium aroma parfum.
"achhhhh"
kemudian saya gigit-gigit kecil dan tidak terasa saya membuat dua cupang di lehernya 1 dikanan dan 1 dikiri dan dia sangat menikmatinya. Sambil mencium lehernya, kedua tangan saya melepas pengait kawat yang ada di belakang dan BH yang terlihat nomornya 34C jatuh. Dan terlihatlah gunung tanpa sehelai benangpun di payudaranya dan puting kecil nya yang siap untuk digigit. Kemudian saya turun kebawahnya dan mengemut payudara kirinya dan tangan kanan saya sibuk mengurusi payudara kananya dan tangan kiri saya sibuk dengan pantanya bagian kirinya. Dan tak lupa saya mengigit kecil puting mancungnya
"ssshhhhhh"
setelah meniggalkan cupang di bagian kirinya, saya ganti kekanan dan saya perlakukan sama seperti saudara kembarnya dan bedanya kedua tangan saya mulai meraba-raba paha bagian dalamnya dan menurunkan celananya yang resletingnya masih terbuka. dan setelah puas dengan kedua saudara kembar ini kemudian saya turun kebawah yang tadi celana dan CDnya saya "preteli" dan terlihatlah vaginanya yang berbulu lebat tak tau dicukur. Kemudian saya benamkan hidung saya di vaginanya
"ahhh enak terussss... Ahhhh"
saya tidak melakukan cunninglus karena vaginanya sudah bercampur dengan cairan orgasmenya jadi menggunakan hidungku saja tapi saya tidak mau dia sampai orgasme lagi jadi hanya sebentar (takut nanti setelah orgasme kedua udah gak kuat lagi). Kemudian saya menyuruh melepaskan celana dan CD saya dan saya melepaskan baju saya. Dengan cekatan dia melepaskan celana saya seperti memburu nafsu dan melepaskan CD saya dengan cepat dan terlihatlah penis saya yang ngaceng yang dihiasi jembut saya yang keriting. Dan terlihatlah antara kaum adam dan hawa yang bugil bersama, kemudian saya ajak dia ke sebuah kursi kulit yang empuk yang tidak memiliki sandaran dan saya suruh dia terlentang dan saya berada di depannya dan saya mulai menggesek vaginanya dengan kepala penis saya (saya minta maaf karena pada acara ini saya tidak melakukan anal karena saya juga sama takutnya tidak ngaceng lagi setelah ronde ketiga). Dengan perlahan-lahan, saya mulai menggesek penis saya samapai basahnya "pas". Sambil menikmati desahan "LIVE" dari mulut tanpa rekayasa saya juga menikmatinya
"ahhh uhhh ohhh yessss ach" desahanya berulang ulang
dan desahanya ini tidak bosan saya mendengarkanya dan saya menunggu sampai berkata
"udahhh achhg.... Masukin aja"
kemudian saya mulai memasukanya sampai perlahan-lahan dengan pelan sampai seluruh "batang" saya masuk semuanya. Dan setelah itu, saya mulai dengan kekuatan penuh memasuki lubang surgawinya dengan tempo medium maju mundur maju mundur dan saya menikmatinya perlahan-lahan dan nikmat sekali rasanya
"uggghhhh.... Lebih cepat lagi ahhhhh"
kemudian saya mulai dengan tempo cepat saya mulai mentodok-nyodok dengan cepat dan penis saya terasa enak sekali dan jepitanya lebih enak daripada manekin yang selama ini saya "belai" dan rasanya seperti melayang-layang. Maju mundur maju mundur terus dan terus rasanya bikin darah naik semua ke ubun-ubun dan keringat telah membasahai kedua kaum adam dan hawa ini dan tidak terasa sekitar lima menit saya merasakan kenikmatan duniawi dan terlihat Sarah yang yang masih belum ingin keluar padahal saya sudah pengin muncrat dan terasa mani saya sudah berada di pangakal penis saya. Saya kagum dengan orang ini yang daritadi belum terlihat mau keluar-keluar. Akhirnya saya mengeluarkan jurus pamungkas saya. Jurus kegel saya keluarkan. Ilmu penahan ejakulasi ini sudah sangat mantabs digunakan. Dan temponya saya tambah naikan dan gerakanya mulai seperti kilat menyambar maju mundur maju mundur ohhh enak rasanya ahhhhh oh yesss terus achhhhh. Desahan ini keluar terus menerus tanpa heni dan beberapa menit kemuadian...
"achhhh mau keluar nih" katanya
"ya udah keluarin aja"
kemudian dia mengeluarkan satu kata desahan yang volumenya lebih keras yang menandakan dia sudah orgasme dan terasa cairan hangat dari vaginanya dan tak lupa saya melepaskan penis saya dari lubang surgawinya dan saya muncratkan di bagian dadanya. "croot" mani saya muncrat seperti air yang keluar dari selang. Tubuh saya sempat kejang dan terlihat juga tadi Sarah jug mengejang dan volume mani saya keluarkan cukup banyak dan mani saya tubuh saya dan Sarah terkulai lemas. Dan perlahan-lahan penis saya menyusut sedikit demi sedikit dan menjadi ukuran semula. Kemudian setelah itu kami berciuman dan kami saling membersihkan bagian yang ternodai dengan cairan suci ini dengan tissue dan kami saling memakaikan baju kembali
"gimana rasanya?" kataku
"wahh, enak banget. Ini pertama kalinya saya dapet puncaknya"
"kalo lain kali lagi mau enggak?"
"mau banget, mau banget, tapi nanti kalo aku hamil gimana?"
"lho tadikan aku keluarin di luar jadi kamu gak bakal hamil"
"ooo begitu to? nanti bonekanya gimana?"
"nanti saya pensiunin dia"
"hehe, saya sama boneka itu enakan mana?"
"ya enakan kamu dong"
"ah bisa aja kamu ini"
"iya,beneran"
"udah malem, ngantuk lagi, pulang yuk!"
"iya"
"nanti saya anterin kamu ke kosan kamu"
"makacih ya!!!"
Sejak ini saya "mempesiunkan" Nina sebagai objek seksual saya dan saya pindahkan ke Sarah semuanya dan sehingga Nina jarang saya "gunakan" dan lama-kelamaan Sarah menjadi profesional dan terampil di bidang beginian.
Diposkan oleh Dee Namaku di 23:38 Sperma Maling Label: Umum 0 komentar
--------------------------------------------------------------------------------
Tiba-tiba sebuah suara keras membangunkan kami di tengah malam. Nita istriku memeluk lenganku saking ketakutannya. Suara itu datang dari arah dapur. Sepertinya kaca yang jatuh berantakan. Naluriku mengatakan ada hal yang tak beres ada di dalam rumah ini. Aku bangun dan menyalakan lampu. Istriku berusaha menahan aku. Dengan hati-hati aku bangun dan membuka pintu dan melangkah ke dapur.
Aku kaget dengan ketakutan yang amat saat muncul sosok asing di bawah jendela dapurku. Nampak di lantai kaca jendela pecah berserakan. Pasti dia ini maling yang hendak mencuri di rumah kami. Sama-sama kaget dengan gesitnya pencuri ini berdiri dan melangkah pendek menyambar pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih gede dari aku. Dengan rambut dan jambangnya yang nggak bercukur nampak begitu sangar. Dengan pakaiannya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong dia menyeringai mengancam aku dengan pisau dapur itu.
Aku memang lelaki yang nggak pernah tahu bagaimana berkelahi. Melihat ulah maling ini langsung nyaliku putus. Dengan gemetar yang sangat aku berlari kembali ke kamar tidurku dan menutup pintunya. Namun kalah cepat dengan maling itu. Aku berusaha keras menekan untuk mengunci sebaliknya maling itu terus mendorong dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan,
"Ada apa Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."
Namun teriakan itu pasti sia-sia. Rumah kami adalah rumah baru di perumahan yang belum banyak penghuninya. Tetangga terdekat kami adalah Pak RT yang jaraknya sekitar 30 rumah kosong, yang belum berpenghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang berbeda adalah bentangan kali dan sawah yang luas berpetak-petak. Sejak pernikahan kami 2 tahun yang lalu, inilah rumah kredit kami yang baru kami tinggali selama 2 bulan ini.
Upaya tarik dan dorong pintu itu dengan pasti dimenangkan oleh si maling. Aku terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan leluasa memasuki kamar tidur kami. Dia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku agar tidak berteriak-teriak sambil mengancam hendak memotong leherku. Istriku seketika 'klakep' sepi. Sambil menodongkan pisau ke leherku dengan kasar aku diraihnya dengan menarik bajuku keluar dari kamar. Matanya nampak menyapu ruangan keluarga dan menarikku mendekat ke lemari perabot. Pasti di nyari-nyari benda berharga yang kami simpan.
Dia menemukan lakban di tumpukkan macam-macam peralatan. Dengan setengah membanting dia mendorong aku agar duduk di lantai. Dia me-lakban tangan dan kakiku kemudian mulutku hingga aku benar-benar bungkem. Dalam keadaan tak berkutik aku ditariknya kembali ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sambil menangis histeris. Namun itu hanya sesaat.
Maling ini sungguh berpengalaman dan berdarah dingin. Dia hanya bilang, "Diam nyonya cantiikk.. Jangan membuat aku kalap lhoo.." kembali istriku 'klakep' dan sepi.
Nampak maling itu menyapukan pandangannya ke kamar tidurku. Dia melihati jendela, lemari, tempat tidur, rak kset dan pesawat radio di kamarku. Dia sepertinya berpikir. Semuanya kusaksikan dalam kelumpuhan dan kebisuanku karena lakban yang mengikat kaki tanganku dan membungkam rapat mulutku.
Tiba-tiba maling itu mendekati Nita istriku yang gemetar menggulung tubuhnya di pojok ranjang karena shock dan histeris dengan peristiwa yang sedang terjadi. Dengan lakbannya dia langsung bekap mulutnya dan direbahkannya tubuhnya di ranjang. Aku tak kuasa apa-apa hanya mampu tergolek dan berkedip-kedip di lantai. Aku melihat bagaimana sorot mata ketakutan pada wajah Nita istriku itu.
Ternyata maling itu merentangkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kanan kiri kisi-kisi ranjang kayu kami. Demikian pula pada kakinya. Dia rentangkan dan ikat pada kaki-kaki ranjang. Dan akhirnya yang terjadi adalah aku yang tergolek lumpuh di lantai sementara Nita istriku telentang dan terikat di ranjang pengantin kami.
Perasaanku sungguh tidak enak. Aku khawatir maling ini berbuat diluar batas. Melihat sosoknya, nampak dia ini orang kasar. Tubuhnya nampak tegar dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Aku taksir tingginya ada sekitar 180 cm. Aku melihati matanya yang melotot sambil menghardik, "Diam nyonya cantiikk.." saat melihat istriku yang memang nampak sangat seksi dengan pakaian tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini.
"Aku mau makan dulu ya sayaang.. Jangan macam-macam". Dia nyelonong keluar menuju dapur. Dasar maling nggak bermodal. Dia ngancam pakai pisauku, ngikat pakai lakbanku sekarang makan makananku.
Nampak istriku berontak melepaskan diri dengan sia-sia. Sesekali nampak matanya cemas dan ketakutan memandang aku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dengan maksud melarangnya bergerak banyak. Hemat tenaga.
Sesudah makan maling itu gelatakan membukai berbagai lemari dan laci-laci di rumah. Dia nggak akan dapatkan apa-apa karena memang kami nggak punya apa-apa. Aku bayangkan betapa wajahnya akan kecewa karena kecele. Kudengar suara gerutu. Nampaknya dia marah.
Dengan menendang pintu dia kembali masuk kamar tidur kami. Membuka lemari pakaian dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi lemari hingga lantai penuh berserakan. Dia buka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan imitasi istriku.
Karena tak mendapatkan apa yang dicari maling mengalihkan sasaran kekecewaan. Dia pandangi istriku yang telentang dalam ikatan di ranjang. Dia mendekat sambil menghardik,
"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin dimana..?"
Tangannya yang mengkilat berotot bergerak meraih baju tidur istriku kemudian menariknya dengan keras hingga robek dan putus kancing-kancingnya. Dan yang kemudian nampak terpampang adalah bukit kembar yang begitu indah. Payudara Nita yang sangat ranum dan padat yang memang selalu tanpa BH setiap waktu tidur. Nampak sekali wajah maling itu terkesima.
Kini aku benar-benar sangat takut. Segala kemungkinan bisa terjadi. Aku saksikan adanya perubahan raut mukanya. Sesudah tidak mendapatkan uang atau benda berharga dia jadi penasaran. Dia merasa berhak mendapat pengganti yang setimpal. Maling itu lebih mendekat lagi ke Nita dan dengan terus memandangi susunya yang sangat sensual itu. Pelan-pelan dia duduk di tepian ranjang.
"Dimana kamu simpan uangmu nyonya cantiikk..?" sambil tangan turun menyentuh tubuh Nita yang sama sekali tak bisa menolak karena kaki dan tangannya terikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat susunya.
Ampuunn.. Kulihat bagaimana mata Nita demikian paniknya. Dia merem memejamkan matanya sambil memperdengarkan suara dari hidungnya, "Hheehh.. Hheehh.. Heehh..". Istriku mengeluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sambil mengeluarkan dengus dari hidungnya.
Dan sentuhan maling itu tidak berhenti di tempat. Air mata istriku merangsang dia semakin brutal. Tangan-tangannya dengan tanpa ragu mengelus-elus dan kemudian meremas-remas susu Nita serta bagian tubuh sensitive lainnya. Hal ini benar-benar membuat darahku menggelegak marah. Aku harus berbuat sesuatu yang bisa menghentikan semua ini apapun risikonya. Yang kemudian bisa kulakukan adalah menggerakkan kakiku yang terikat, menekuk dan kemudian menendangkan ke tepian ranjangku. Maling itu terkaget namun sama sekali tidak bergeming.
"Hey, brengsek. Mau ngapain kamu. Jangan macam-macam. Jangan ganggu istrimu yang sedang menikmati pijitanku," dia menghardik aku. Dan aku memang langsung putus asa. Aku tak mungkin berbuat apa-apa lagi. Kini hanya batinku yang meratapi kejadian ini.
Dan yang terjadi berikutnya adalah sesuatu yang benar-benar mengerikan. Maling itu menarik robek seluruh busana tidur istriku. Dia benar-benar membuat Nita telanjang kecuali celana dalamnya. Lantas dia rebah merapatkan tubuhnya disampingnya. Istriku nampak bak rusa rubuh dalam terkaman serigala. Dan kini pemangsanya mendekat untuk mencabik-cabik untuk menikmati tubuhnya.
Dari matanya mengalir air mata dukanya. Dia tak mampu berpuat apa-apa lagi. Dalam setengah telanjangnya aku kian menyadari betapa cantiknya Nita istriku ini. Dia tunjukkan betapa bagian-bagian tubuhnya menampilkan sensualitas yang pasti menyilaukan setiap lelaki yang memandangnya. Rambutnya yang mawut terurai, pertemuan lengan dan bahu melahirkan lembah ketiak yang bisa menggoyahkan iman para lelaki.
Susunya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jari kelingking sangat menantang nafsu birahi laki-laki manapun yang berkesempatan melihatnya. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Begitu dahsyat mempesona syahwat. Aku sendiri terheran bagaimana aku bisa menyunting dewi secantik ini.
Dan kini maling brutal itu menenggelamkan mukanya ke dadanya. Dia menciumi dan menyusu pada susu Nita seperti bayi raksasa. Dia mengenyoti pentil istriku yang nampaknya berusaha berontak dengan menggeliat-geliatkan tubuhnya yang dipastikan sia-sia. Dengan semakin beringas nafsu nyolongnya kini berubah menjadi nafsu binatang yang dipenuhi birahi.
Dengan gampang dia menjelajahkan moncongnya ke sekujur tubuh Nita. Dia merangsek menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang sangat sensual itu. Inilah pesta besarnya. Dia mungkin tak pernah membayangkan akan mencicipi nikmat tidur dengan perempuan secantik Nita istriku ini.
Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan ciumannya maling ini merangsek ke tepian pinggul Nita dan kemudian naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan nafasnya yang memburu dia menjilati pusar Nita sambil tangannya gerayangan ke segala arah meremas dan nampak terkadang sedikit mencakar menyalurkan gelegak nafsu birahinya.
Perlawanan istriku sudah sangat melemah. Yang terdengar hanyalah gumam dengus mulut tersumpal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai ungkapan penolakannya. Mungkin ketakutan serta kelelahannya membuat stamina-nya 'down' dan lumpuh. Sementara sang maling terus melumati perut dan menjilat-jilat bagian-bagian sensual tubuhnya.
Kebringasan serta kebrutalan hasrat syahwat maling ini semakin meroket ke puncak. Jelas ia akan memperkosa istriku di depan aku suaminya. Dia bangun dari ranjang dan dengan cepat melepasi T. Shirt serta celana dekilnya. Dia menelanjangi dirinya. Aku terkesima. Maling itu memiliki postur tubuh yang sangat atletis dan menawan menurut ukuran tampilan tubuh lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat karena keringatnya nampak dadanya, otot lengannya perutnya begitu kencang seperti pelaku binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya sungguh serasi banget.
Yang membuat aku terperangah adalah kemaluannya. ****** maling itu begitu mempesona. Muncul dari rimbun jembutnya, ****** itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang juga berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang mendesakinya. Besar dan panjangnya di atas rata-rata kemaluan orang Asia dan nampak sangat serasi dalam warna hitaman pada awalnya kemudian sedikit belang kecoklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya muncul dari belahan bonggol yang mekar menantang.
Kesan kekumuhan awal yang kutemui dari rambut dan jambang yang tak bercukur serta pakaiannya yang dekil langsung musnah begitu lelaki maling ini bertelanjang. Dia nampak sangat jantan macam jagoan.
Dalam ketakutan dan panik istriku Nita melihat saat maling itu bangun dan dengan cepat melepasi pakaiannya. Begitu lelaki maling itu benar-benar telanjang aku melihat perubahan pada wajah dan mata istriku. Wajah dan pandangannya nampak terpana. Yang belumnya layu dan kuyu kini beringas dengan mata yang membelalak. Mungkin karena ketakutannya yang semakin jadi atau karena adanya 'surprise' yang tampil dari sosok lelaki telanjang yang kini ada bersamanya diranjangnya. Anehnya pandangannya itu tak dilepaskannya hingga ekor matanya mengikuti kemanapun lelaki maling itu bergerak.
Walaupun aku tak berani menyimpulkan secara pasti, menurut pendapatku wajah macam itu adalah wajah yang diterpa hasrat birahi. Adakah birahi Nita bangkit dan berhasrat pada lelaki maling yang dengan brutal telah mengikat dan menelanjangi tubuhnya di depan suaminya itu. Ataukah 'surprise' yang disuguhkan lelaki itu telah membalik 180 derajat dari takut, marah dan benci menjadi dorongan syahwat yang dahsyat yang melanda seluruh sanubarinya ? Ahh.. Aku dirasuki cemburu buta. Aku sering mendengar perempuan yang jatuh cinta dengan penculiknya.
Lelaki maling turun dari ranjang dan merangkak di depan arah kaki Nita yang terikat. Dia meraih kaki Nita yang terikat dan mulai dengan menjilatinya. Lidahnya menyapu ujung-ujung jari kaki istriku kemudian mengulumnya.
Aku menyaksikan kaki Nita yang seakan disengat listrik ribuan watt. Kaget meronta dan meregang-regang. Aku tidak pasti. Apakah itu gerak kaki untuk berontak atau menahan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus menyerang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Demikian dia melakukan pada kedua tungkai kaki istriku untuk mengawali lumatan dan jilatan selanjutnya menuju puncak nikmat syahwatnya.
Dengan caranya maling itu memang sengaja menjatuhkan martabatku sebagai suami Nita.
"Mas, istrimu enak banget loh. Boleh aku entot ya? Boleh.. Ha ha. Aku entot istrimu yaa.."
Dan aku disini yang tergolek macam batang pisang tak berdaya hanya mampu menerawang dan menelan ludah.
Namun ada yang mulai merambati dan merasuk ke dalam sanubariku. Aku ingin tahu, macam apa wajah Nita saat ****** maling itu nanti menembusi kemaluannya. Dan keinginan tahuku itu ternyata mulai merangsang syahwat birahiku. Dalam tergolek sambil mata tak lepas memandangi ulah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas tubuh pasrah istriku yang jelita, ******ku jadi menegang. Aku ngaceng.
Kusaksikan betapa maling itu merangsek ke selangkangan istriku. Dia menciumi dan menyedoti paha Nita serta meninggalkan merah cupang di setiap rambahannya. Namun yang membuat jantungku berdegup kencang adalah geliat-geliat tubuh istriku yang terikat serta desah dari mulutnya yang terbungkam. Aku sama sekali tidak melihatnya sebagai perlawanan seorang yang sedang disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku nampak begitu hanyut menikmati ulah maling itu.
Aku memastikan bahwa Nita telah tenggelam dalam hasrat seksualnya. Dia menggeliat-geliat dan menggoyang-goyangkan tubuhnya teristimewa pinggul serta pantatnya. Nita dilanda kegatalan birahi yang sangat dahsyat dan kini nuraninya terus menjemput dan merindui kenyotan bibir si maling itu. Dalam pada itu aku berusaha tetap berpikir positip. Bahwa sangat berat menolak godaan syahwat sebagaimana yang sedang dialaminya. Secara pelan dan pasti ******ku sendiri semakin keras dan tegak menyaksikan yang harus aku saksikan itu.
Dan klimaks dari pergulatan 'perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke bibir nonok Nita yang tampak ditutupi oleh bulu-bulu jembut yang tumbuh dengan sangat rimbunnya. Dia menyedot dan mengenyoti itil istriku dan menyeruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tak terelakkan..
Dalam kucuran keringat yang terperas dari tubuhnya Nita menjerit dalam gumam desahnya. Pantatnya semakin diangkatnya tinggi-tinggi. Dia nampak hendak meraih orgasmenya. Bukan main. Biasanya sangat sulit bagi Nita menemukan orgasme. Kali ini belum juga maling itu melakukan penetrasi dia telah dekat pada puncak kepuasan syahwatnya. Ah.. Lihat ituu.. Benar.. Nita meraih orgasmenya.. Nittaa..
Dia mengangkat tinggi pantatnya dan tetap diangkatnya hingga beberapa saat sambil terkejat-kejat. Nampak walaupun tangannya terikat jari-jarinya mengepal seakan hendak meremas sesuatu. Dan kaki-kakinya yang meregang mengungkapkan betapa nikmat syahwat sedang melandanya. Itulah yang bisa ditampilkan olehnya dikarenakan tangan serta kakinya masih terikat ke ranjang.
Dan sang maling tanggap. Sebelum keburu Nita kelelahan dia naik menindih tubuh istriku dan menuntun ******nya ke lubang nonoknya. Beberapa kali dia mengocok kecil sebelum akhirnya kemaluan yang lumayan gede dan panjang itu tembus dan amblas ditelan nonok istriku.
Maling itu langsung mengayun-ayunkan ******nya ke lubang nikmat yang sepertinya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan mengangkat-angkat pantat dan pinggulnya agar ****** itu bisa menyentuhi gerbang rahimnya.
Aku sendiri demikian terbakar birahi menyaksikan peristiwa itu. Khususnya bagaimana wajah istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatuh ke dahi dan alisnya. ******ku sangat tertahan oleh celana sempitku. Aku tak mampu melakukan apa-apa untuk melepaskan dorongan syahwatku.
Genjotan maling itu semakin cepat dan sering. Aku pastikan bahwa maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. ******nya yang semakin tegar kaku nampak licin berkilat karena cairan birahi Nita yang melumurinya nampak seperti piston diesel keluar masuk menembusi nonok istriku. Aku bayangkan betapa nikmat melanda istriku. Dengan kondisinya yang tetap terikat di ranjang, pantatnya nampak naik turun atau mengegos menimpali pompan ****** lelaki maling itu.
Sebentar lagi spermanya akan muncrat mengisi rongga kemaluan istriku. Dan nampaknya istrikupun akan mendapatkan orgasmenya kembali. Orgasme beruntun. Bukan main. Selama menikah aku bisa hitung berapa kali dia berkejat-kejat menjemput orgasmenya. Namun bersama maling ini tidak sampai 1 jam dia hendak menjemput orgasmenya yang kedua.
Saat-saat puncak orgasme serta ejakulasinya semakin dekat, lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Nita dan tangannya meraih kemudian melepas lakban di mulut istriku. Namun dia tak memberinya kesempatan untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Aku saksikan mereka saling berpagut. Dan itu bukan pagutan paksa. Istriku nampak menimpali lumatan bibir maling itu. Mereka tenggelam dalam nikmatnya persetubuhan. Dan ahh.. ahh.. aahh..
Maling itu melepas cepat pagutannya dan sedikit bangkit. Dia menyambar pisau dapur yang masih ada di dekatnya. Dengan masing-masing sekali sabetan kedua ikatan tangan Nita terbebas. Dan pisau itu langsung dilemparkannya ke lantai. Tangan maling itu cepat memeluki tubuh istriku serta bibirnya memagutinya. Dan tanpa ayal dan ragu begitu terbebas tangan istriku langsung memeluki tubuh lelaki maling ini. Kini aku menyaksikan persetubuhan yang nyaris sempurna. Lelaki maling bersama Nita istriku langsung tenggelam mendekati puncak syahwatnya. Hingga...
"Aarrcchh.. Cantikk.. Aku keluaarr.. Hhoohh.. Ampun enaknyaa.."
Istriku juga mendesis hebat, tak ada omongan namun jelas, dia kembali meraih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas dia bisa melampiaskan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan menancapkan kukunya. Nampak bilur sejajar memanjang di kanan kiri punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat terluka dan berdarah.
Masih beberapa saat mereka dalam satu pelukan sebelum pada akhirnya lelaki maling itu bangkit dan menarik ******nya dari kemaluan istriku. Aku langsung menyaksikan pejunya yang kental melimpah tumpah dan meleleh dari lubang nonok Nita yang tampak berwarna sangat merah karena terangsangnya. Sesaat mata maling itu melihati tubuh istriku yang nampak lunglai. Dia lantas bergerak efektif.
Maling itu turun dari ranjang, memakai celana dan T. Shirt-nya. Dia mencopot selembar sarung bantal. Dia mengeluarkan dari kantongnya HP-ku dan HP istriku, jam tangan, perhiasan dan segepok uang simpananku, mungkin hanya sekitar 500-an ribu rupiah. Dia masukkan hasil curiannya ke sarung bantal itu. Tak sampai 2 menit sejak turun ranjang dia langsung keluar dan kabur meninggalkan aku yang masih terikat tak berdaya di lantai dan Nita yang telanjang sesudah disetubuhinya. Dia telah mencuri barang-barangku dan menikmati tubuh dan kemaluan istriku.
Nita nampak bengong sambil melihati aku,
"Maaf, maass.. Aku harus memuaskan nafsu syahwatnya agar dia tidak menyakiti Mas.." Nita sudah siap dengan alibinya. Aku hanya diam. Nikmat seksual memang bisa mengubah banyak hal.
Hingga kini, sesudah 8 tahun menikah hingga mempunyai 2 anak aib itu tak pernah diketahui orang. Kami sepakat menyimpannya dalam-dalam.
Sesekali kulihat istriku bengong. Aku memakluminya. Setidaknya memang postur tubuhku serta kaliber kemaluanku tak mungkin mengimbangi milik lelaki maling itu.
Diposkan oleh Dee Namaku di 23:31 Ibu Kos Mantan Pelacur Label: Umum 0 komentar
--------------------------------------------------------------------------------
Sebagai Mahasiswa dari daerah, aku masih lugu ekali tentang kehidupan Ibukota Jakarta. Di Jakarta aku tidak punya sanak famili, jadi aku tinggal disebuah rumah kos yang dikelola oleh seorang wanita kira-kira berumur empat puluhan. Wanita itu tidak punya suami dan tidak punya anak. Dia tinggal bersama dua orang pembantunya di rumah yang semegah itu.
Aku memilih rumah kos ibu Ratna karena lokasinya dekat dengan Kampusku. Rumah kos itu terdiri dari banyak kamar, yang dihuni oleh Mahasiswa/mahasiswi, pelajar, karyawan swasta, hostess, dan berbagai kalangan profesi. Aku memilih kamar yang paling murah dengan fasilitas yang paling sederhanya, letaknya paling belakang, pojok dekat dengan kamar pembantu. Aku memilih kamar itu, karena sewanya yang paling murah. Jika mengambil kamar dilantai atas, bisa bangkrut aku. Apalagi kamar yang dekat kamarnya ibu Ratna, barangkali jauh lebih mahal. Memang ada dua kamar disamping kamar ibu Ratna, kamar itu dibiarkan kosong, katanya untuk sanak famili yang menginap.
Pergaulan di rumah kos itu tampaknya acuh tak acuh, Lu ya elu, gue ya gue, individualistis sekali. terus terang, aku yang paling minder disana, karena aku yang paling "kere". Walau aku kere, tapi terkadang aku sok pede, sok yakin, sok percaya diri. Diantara penghuni kos, akulah yang paling sering ngobrol dengan Ibu Kos. yang lainnya sibuk enggak punya waktu. bahkan pernah diajak makan bersama diruang makannya yang megah itu. Ternyata dia ramah sekali, lembut, sopan santunnya tinggi sekali, bahkan dia selalu memaklumi aku jika aku terlambat membayar uang kos. Kalau yang lainnya, ada yang sering nunggak bayar kos, dan nasibnya disuruh mengosongkan kamarnya alias disuruh pergi !!! Kabanyakan dari mereka adalah wanita. kayaknya dia tak suka sama wanita. Aku pernah nunggak tujuh bulan, Bu ratna tetap senyum-senyum saja menerima penjelasanku, kenapa aku terlambat. Dan selalu mengatakan Its Okey ?! No Problem !!!. kamu itu kan adik saya ?!. Jawabannya itu lho ? membuat aku GR banget, dan membuat aku bingung, kenapa hanya aku mendapat pelayanan istimewa ? mendapat previlage berlebihan ?
Semua jawaban itu baru terkuak ketika pada suatu malam dengan hujan yang sangat lebat kira-kira pukul 12.00 malam, dimana rumah kos itu sunyi sekali dan sebagian besar penghuninya pulang kampung karena musim liburan panjang. Kamarku yang dibelakang dan pojok, malam itu bocor, gentingnya memang sudah pada enggak karuan, kasurku basah kuyup, aku kuwalahan menghadapi air hujan sialan itu. Aku hanya bisa mojok sambil kedinginan. Dan.....tiba-tiba pintu diketuk dari luar. Aku membukanya, astaga ! Ibu Ratna yang datang.
" Kamarmu bocor ya ?, yuk pindah diatas saja, kasihan kamu kedinginan ya " Tanya nya. Aku mengangguk dan tanpa pikir panjang lantas bergegas pergi ke kamar atas bersama Ibu kosku. Aku diajaknya ke kamar dia, dan aku diberikan handuk untuk mengeringkan rambutku yang kena bocoran air hujan tadi dikamarku. Aku menuruti perintahnya, disuruhnya sekalia saja aku mandi air hangat di kamar mandi pribadinya, aku nurut saja. Kapan lagi ? kesempatan mendapat pelayanan dengan fasilitas yang sangat OK.
Selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melingkar dibagian perutku, hanya untuk menutupi bagian vital tubuhku saja. Begitu aku melihat bu Ratna, aku terkejut sekali, dia sudah ganti pakaian dengan busana tidur yang tipis sekali, dia tidak pakai BH dan bagian bawahnya tampaknya juga begitu, gaun itu transparant sekali diterpa sinar lampu kamar itu yang terang benderang. Dia berdiri dihadapanku, aku sempat gugup dan salah tingkah. Tiba-tiba dia menarik lenganku, aku dipeluknya dan bibirku diciumnya. Kontan saja handuk yang melingkari alat vitalku melorot dan membuat aku bugil. Aku masih terdiam, pasrah saja, gugup tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Tanganku ditarik bu ratna, ditempelkannya di teteknya yang besar itu. " Remas-remas dong sayang ? remas yang mesra ya ?" pintanya. Aku melakukannya dan kuelus dan kuremas-remas tetek itu. Dia menggeliat-geliat. Posisi kami masih berdiri tegak, alat vitalku berdiri tegak pula besar dan kencang sekali. Bu Ratna melepas pelukannya dan lantas menatapku sambil tersenyum manis sekali.
" Bingung ya ?" Tanyanya. Aku menggeleng tersipu. " jangan takut, enggak ada siapa-siapa disini, tidak ada yang berani naik ke kamarku ini. Kamu suka ?" Aku mengangguk bego. Bu Ratna menuntunku ke tepi tempat tidurnya. Dia merebahkan tubuhnya dengan kaki menjulur keluar tempat tidur. Posisinya menantang sekali. Lekuk tubuhnya tampak jelas sekali menerawang dari gaun transparan itu. Aku masih berdiri bugil. Ku perhatikan mekinya bu Ratna yang besar dan seksi itu. Dia memberi isyarat agar aku mendekat. Setelah aku duduk disisinya, dia bangkit dan langsung mebuka gaunnya hingga kami sama-sama bugil alias telanjang bulat. Jari jemari bu Ratna mengelus-elus alat vitalku, sambil dia mendesah-desah manrik nafsnya panjang panjang. Dia birahi sekali tampaknya.
Tak lama kemudian dia menjilati alat vitalku, dari mulai biji kemaluanku hingga ke ujung atau kepala kemaluanku. Lantas diisapnya dengan penuh penghayatan. Matanya merem melek. Dikocok-kocoknya alat vitalku, ya karuan saja semakin tegang dan semakin membesar. " Wah besar sekali ? " gumannya terkagum kagum melihat alat vitalku. " Kamu macho banget, jantan sekalii . Tidak salah aku memilih kamu, kamu masih muda punyamu kelas super " sambungnya sambil mengocok-ngocok kemaluanku.
" Kita main di sofa saja ya ? " Ajaknya mesra. " Baik bu " jawabku. " Jangan panggil aku ibu, panggil saja aku Ratna, begitu kan lebih dekat rasanya ". Kami pindah ke sofa, aku disuruhnya duduk dengan kaki dibuka lebar. Dia naik diatasku dan langsung memasukkan kemaluan ke dalam lubang mekinya, lalu beraksi dengan gerakan naik turun mengocok-ngocok ******ku. Ku peluk dia, kuciumi teteknya, dia semakin bernafsu. Diluar sementara hujan semakin lebat angin bertiup kencang sekali. malam itu kami larut dalam buaian surga dunia yang indah dan nikmat sekali.
Ratna orangnya nyentrik sekali. Dibagian bahunya ada tato kupu-kupu, gaya hidupnya juga kayak anak muda. Meki ratna pulen sekali rasanya dan dalam. Tubuhnya langsing tinggi, rambutnya sebahu lebat sekali, sama lebatnya seperti bulu mekinya itu.
Kami masih bertempur habis-habisan diatas sofa. Aku masih dibawah, dia diatas. Goyangannya indah sekali, tampak dia profesional sekali melayani aku.
" Kami sering jajan ya ?" tanyanya. " Maksud kamu apa ratna ? " Aku balik bertanya. " Yah..itu tuh...sering cari itu tuh....wanita "P" , sering main dimana kamu ?" " Ah...mana saya punya uang untuk yang begitu " " Tapi mainanmu lihay sekali, nyodoknya juga oke banget lho, aku sudah dua kali orgasme, masih belum puas, tapi kamu masih tetap bertahan kuat" Jelasnya memuji. Aku diam saja, aku masih menjilati teteknya yang besar dan montok itu.
" Sekarang kita main di tempat tidur, kamu diatas ya ?" Pintanya. Kami main diatas ranjang, aku posisi diatas. Aku dipeluknya erat sekali, bibirku dilumat habis oleh bu Ratna. Wah permainanya hot sekali.
" Sudah lama aku kesepian, tolong puaskan aku Ron, sepuas-puasnya " Pintanya. " Sampai pagi ?" jawabku. " Ya bila perlu sampai pagi. Remas tetekku, goyangnya yang kenceng dong ? terus ron...terus Ron...semakin kedalam, Oohhh..mentok Ron ! enak banget Ron, ******mu besar banget, sampai menthok banget nih...? tapi nikmat sekali, jilati tetekku Ron aku sudah mau keluar, bareng ya keluarnya ? " Pintanya memelas. " Baik, aku juga sudah mau keluar. Goyangin dong biar aku keluar ". Secara reflek Ratna menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan memutar-mutar seperti penari hula-hula Hawai. Gila banget goyangnya, aku dibuatnya kleenger...dan aku OOhhh....terus rat...terus.....nikmat Rat...mau keluar nih...." Aku juga Ron, nikmat banget ya ? mainanmu itu enak banget...OOhhh...Ronyku sayang......peluk aku Ron.....yang dalam Ron.....terus...terus....menthok.....OOHhh....Rony aku keluar Ron ??!!!" Ratna langsung meremas lenganku sekuat kuatnya, dia orgasme dan nikmat sekali tampakya hingga dia meremas lenganku kuat-kuat.
" Gila lu ?! pinter banget, kau sudah tiga kali kamu baru keluar " Kata ratna sambil bangkit dari tempat tidur dan memukulku dengan bantal dengan gaya bercanda. Dia duduk di sofa, kakiya ngangkang, tubuhnya direbahkan disandaran sofa, tampak dia lemas sekali. Mekinya masih tampak memerah, teteknya masih ereksi, karena putingnya tampak besar dan kencang, warnanya pink, indah sekali, sesuai dengan kulitnya yang kuning langsat.
" Kamu berbakat jadi Gigolo Ron "
" Gigolo ? mana mungkin ? apa modalku ?"
" Ya, kamu jadi gigoloku saja !, kita bisa setiap saat begini "
" Kamu juga mainnnya hot banget Rat ?! sudah pengalaman sekali, belajar dimana ?"
" Belajar ? ya dari pengalaman !. Tahu enggak kamu ? aku tidak bersuami ? kenapa ? karena aku takut mendapat laki-laki hidung belang. Soalnya, semua yang pernah meniduriku adalah laki-laki hidung belang, hanya butuh tubuhku saja. Dulu aku wanita panggilan, klienku orang-orang top, orang VIP, tarifku selangit. Tapi setelah aku diatas tigapuluh lima tahun, pasaranku merosot, dan aku memilih pensiun, kalah saingan dengan yang ABG-ABG " Jawabnya tegas.
" Tapi kamu kaya raya ratna ?! kok tidak pilih suami yang mantap ?"
" Kamu khan suamiku " Jawabnya bercanda.
" Kamu sering main dimana ? sering nyabo ya ? "kata ratna.
" Yah....kadang-kadang, jika kebelet banget. Dulu sering dengan cewekku, dengan janda tetangga juga pernah, tapi enggak OK, janda kampung ! dengan banci juga pernah, tapi yang paling hot dengan kamu Ratna ?!
" Ya jelas dong ? aku kan sudah lama banget enggak main, enggak ngerasain ****** ! Tapi mulai malam ini, kamu akan aku ikat, kamu harus jadi pacarku, bila perlu jadi suamiku. Aku jatuh cinta denganmu Rony, sudah lama aku menarih simpati padamu " Balas Ratna sambil menghampiriku dan memelukku serta melumat bibirku dengan bibirnya. Kami birahi lagi, sambil berpelukan dengan kaki diangkat sebelah dan diposisikan ke sandaran sofa, Ratna menuntun ******ku dan dimasukkan kedalam liang kemaluannya. Dia beraksi lagi, goyangannya membuat aku melayang-layang ke awang-awang. Baru kali ini aku merasakan goyangan yang begitu penuh gairah dan tenaga. Ratna melepas ******ku, dan dengan segera dia naik ke rajang dan posisinya nungging. Waduhhhh...mekinya tampak besar sekali dan hot, sepontan kumasukkan alat viatlku kedalam meki itu melalui posisi seperti ****** kawin.
" Aduhhh Rony, kok enak banget ya ? lebih dalam lagi Ron, Ooohhh mentok ... Ron"
" Sama, enak banget punya kamu Ratna, kamu sudah berumur, tapi barangmu pulen sekali "
" Aku rawat terus sayang...apalagi aku jarang main, paling-paling pakai dildo, ya lama-lama bosen juga. Terus Ron..terus goyangnya, sambil remas tetekku, gigit bahuku Ron, OOhhh......aku nikmat banget. Gigitanmu membuat aku semakin nafsu. Ohhh terus Ron...OOhhh Ron aku keluar, aku keluar lagi, aku kalah Ron ?! "
Sejak saat itu, aku dan Ratna intim terus. Dia pindah rumah, ke rumahnya yang baru. Begitu juga aku diajaknya disana tinggal serumah. Rumah kosnya dikelola oleh pembantu rumah tangganya. Dirumah barunya Ratna, aku bebas melakukan persetubuhan kapan saja, dengan gaya dan posisi apa saja. Ibu kos ku ini, ibu Ratna ternyata mantan pelacur yang selalu kesepian dan ketagihan sex.
Ada satu hal yang menyakitkan aku, kuliahku gagal, putus ditengah jalan, karena sering aku bolos kuliah, bangun kesiangan kelewat capek lembur semalam suntuk. Tapi aku dan Ratna hidup kumpul kebo bergelimang harta dan uang. Aku disuruhnya mengelola duabelas armada angkot dan kesemuanya pemilikannya diserahkan kepadaku. Aku bukan gigolo, karena aku tidak pernah minta bayaran, aku menyayangi Ratna, karena aku memang betul-betul mencintainya sepenuh hati. Usia kami berbeda jauh, dia sudah berumur empat puluhan, sementara aku masih kepala dua, dia lebih pantas jadi ibuku.Tapi aku sangat sayang dengannya.
--------------------------------END---------------------------------
Diposkan oleh Dee Namaku di 23:28 Diikat Teman Wanita Ku Label: Umum 0 komentar
Suatu hari Sabtu aku pergi bersama teman-teman ke sebuah disco di daerah kota. Teman-temanku sudah mempunyai pasangannya masing-masing, hanya aku saja yang sendiri. Tempat itu terasa penuh, sesak dan bising karena suara musik yang keras. Kami duduk di sebuah meja di pojok ruangan dan memesan minuman. Karena aku tak kuat minuman alkohol, jadi kupesan coca-cola. Teman-temanku ramai-ramai turun dan berdansa, tinggallah aku sendiri di meja itu.
Di kegelapan ruangan disco itu, kulihat sesosok wanita tinggi semampai, cantik dan langsing. Beberapa kali aku melihatnya sambil berharap ada balasan pandangan darinya. Tanpa menunggu lebih lama agi, kuhampirinya dan kusapa.
"Hallo, apa kabar, sendirian aja ya?"
"Ya. Lagi liat-liat dan mau having fun" jelasnya sambil tersenyum.
"Kamu sama siapa kesini?" tanyanya.
"Sama teman-teman. Kenalkan aku.." sapaku sambil menyebut nama.
"Aku Mei Mei" katanya.
Kuajak dia duduk di mejaku lalu memesan minuman. Kulihat wajahnya yang putih bersih, kulit yang halus dan cantik. Dia seorang wanita keturunan Tionghoa. Dia memakai baju dan celana kulit hitam mengkilat dan ketat. Kamipun lalu ngobrol-ngobrol dan ketawa-tawa seolah-olah kami sudah kenal lama. Impresi pertamaku mengatakan dia orang yang baik dan mudah akrab namun cukup agresif. Sesekali kami turun dan berdansa. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 11 malam dan Mei Mei berkata padaku.
"Aku mau pulang, sudah bosan. Aku mau melakukan sesuatu di rumah, tapi aku perlu teman untuk itu. Kamu mau ikut atau tetap disini saja?".
Tanpa pikir panjang kujawab, "Aku ikut denganmu."
Malam itu kami pun lalu mencari taksi dan dia mengatakan ke supir taksi.
"Pak, ke apartemant ABC di Peconongan".
Taksipun lalu berjalan mengarah ke Peconongan. Di dalam taksi aku coba mendekati dan merayunya. Kupegang tangannya dan diapun tak menolakknya. Terasa kulit tangan yang halus. Merasa mendapat angin, aku melanjutkan rayuanku dengan mengecup pipinya. Dia tak menolaknya dan malah mencium balik pipiku. Maunya aku taksi ini berputar-putar biar perjalanannya lebih lama sehingga aku bisa menikmati momen ini.
Tak lama kemudian taksipun sampai di aperteman itu. Kubayar taksi dan dia mengajakku untuk mampir di apartemannya. Kami lalu naik ke lantai 10. Dibukanya pintu utama dan kulihat ruangan apartemannya yang bersih dan rapi.
"Apik sekali ya kamu. Tinggal sama siapa kamu disini?"
Di jawabnya, "Sendirian. Orang tuaku yang beli aparteman ini tapi mereka tidak tinggal disini."
Lampu ruangan yang baru saja dinyalakannya kemudian di redupkan sehingga terangnya seperti api lilin.
"Kalau mau minum, ambil sendiri saja ya. Lemari esnya di sebelah situ dan ada beberapa makanan kecil di dekat kulkas," katanya sambil berjalan menuju kamarnya.
Dia tinggal di 1-bedroom apartemen. Barang-barangnya kulihat tersusun rapi dan apik. Di ruang tengah (tamu) ada TV dan sofa. Diantara sofa dan TV ada karpet tebal dan lembut berwarna putih. Kulihat Mei Mei berjalan keluar kamarnya sambil membawa sebuah tas. Kamipun lalu duduk disofa sambil nonton TV. Dia lalu menawarkan padaku untuk menonton film VCD. Akupun setuju dan tidak perduli apa filmya karena yang ada dibenakku mau "USAHA". Sambil dia mencari film yang dimaksud, kutanya.
"Maaf, apakah kamu sudah menikah?"
Dijawabnya, "Nikah? Pacar aja aku nggak punya".
Kulanjutkan, "Nggak mungkin, cewek secantik kamu nggak punya pacar? Mungkin kamu terlalu milih kali".
Mei Mei lalu berkata, "Aku lagi nggak mau mikirin soal pacar dan nggak usah nanya-nanya soal gituan ya. Sekarang aku lagi mau having fun"
Dahiku berkerut memikirkan apa kiranya yang dimaksud dengan "having fun". Didapatkannya VCD yang dimaksud dan film pun mulai ditayangkan dan betapa herannya aku melihat film tersebut. Film yang disetel Mei Mei adalah tentang Bondage dan Disiplin. Diapun lalu bercerita tentang fantasi yang ia miliki dan betapa senangnya ia kalau bisa melakukan hal-hal seperti yang ada di film tersebut. Di jelaskan padaku bahwa dia ingin dapat mengikat orang lawan jenisnya. Dia lalu bertanya padaku.
"Mau saya ikat kamu seperti di film itu?"
Aku menggelengkan kepala menandakan ketidaksetujuanku. Dia lalu beranjak ke arah pintu dan mengunci serta melepaskan kuncinya.
"Nah sekarang kamu nggak bisa pergi. Kamu sekarang aku culik dan akan kujadikan budakku. Kalau kamu melawan, aku akan berteriak meminta tolong biar orang-orang berpikir seolah-olah kamu mau memperkosa aku. Apa kamu punya pilihan? Sebaiknya kamu nurut aja" katanya sambil mengejek namun terlihat paras muka yang memohon.
Kutanya, "Buat apa pakai di ikat-ikat segala? Lebih enakkan kalau bebas dan kita bisa meneruskan seperti yang di taksi tadi"
Dijawabnya, "Aku mau nerusin yang tadi tapi dengan syarat kamu harus di ikat. Aku senang dan bergairah sekali kalau lawan mainku nggak berdaya lho!"
Akhirnya aku setuju dan menyerahkan diriku padanya.
"Ok deh kalau gitu maunya kamu tapi hati-hati ya," pintaku padanya.
Tak kusangka cewek manis dan cantik ini punya suatu keanehan. Mei Mei lalu memintaku untuk berdiri dan melepaskan pakaianku hingga celana dalam. Aku telanjang bulat dibuatnya. Dikeluarkannya beberapa tali dari tas lalu diletakkan disampingku. Film bondage masih terus diputarnya. Ia lalu meminta kedua tanganku diletakkan dibelakang dan diikatnya dengan seutas tali yang cukup panjang. Beberapa putaran tali dililitkan di tanganku dan kumerasakan ikatan yang kuat. Kedua ujung tali kemudian di ikat mati olehnya sambil terlebih dahulu ditariknya keras-keras. Ia pun lalu mengecek beberapa lilitan tali di tanganku memastikan tidak ada yang longgar.
Setelah kedua tanganku terikat dibelakang, ia lalu mengikat kedua siku lenganku erat-erat. Kemudian ia ikat kedua kaki dan lututku. Aku masih berdiri sambil beberapa kali berusaha menyeimbangi diri agar tidak jatuh. Setelah semuanya terikat, ia lalu menjatuhkan badanku ke lantai. Beberapa tali masih belum terpakai dan tergelatak dilantai. Sesekali ia mengecek tali-tali ikatan itu dan setelah itu kulihat senyum kepuasan diwajahnya.
"Kamu seksi sekali deh telanjang dalam keadaan terikat. Kamu harus kuapakan? Ada ide nggak?" tanyanya sambil memandangku.
Aku menggelengkan kepalaku sambil menjawab, "Nggak ada. Terserah kamu aja deh mau ngapain aku"
Lalu disambungnya, "Ok deh kalau begitu nanti kupikirkan"
Tanpa kusadari, kurasakan kegairahan yang teramat sangat dalam keadaan terikat. Penisku berdiri tegak dan keras bagaikan sebuah tiang bendera yang besar. Tak kupungkiri aku menyukai keadaan ini. Mungkin kegairahan ini timbul karena diikat seorang wanita cantik. Dalam keadaan tak berdaya, Mei Mei lalu memintaku untuk menjilati kakinya. Permintaannya kurasakan sebagai suatu hinaan dan aku benci serta tak mau melakukannya. Belum sempat lama aku berpikir untuk menjawabnya, kedua kakinya diletakkan di muka dan mulutku.
"Ayo jilat, bersihkan kakiku!" bentaknya.
Kulakukan perintahnya dan terdengar desihan nikmat darinya. Kujilat dan kuisap jempol dan jari-jari kakinya beberapa kali. Mulutku terasa kering karena jilatan-jilatan itu. Selang beberapa waktu kemudian, ia memintaku untuk menghentikan dan Mei Mei lalu beranjak dari duduknya dan menibaniku dengan posisi kemaluannya berada diatas kepalaku.
"Sekarang kamu jilat mekiku" pintanya.
Direndahkan mekinya sehingga memudahkanku untuk melakakukannya. Desihan nikmat yang cukup keras terdengar dari mulutnya.
"Aduh enak sekali, ayo jangan berhenti. Terus, terus, terus.."
Ia lalu menundukkan kepalanya dan kemudian kurasakan penisku terisap. Kami melakukan posisi 69. Dilakukannya berualang-ulang hingga kurasakan nikmat yang teramat sangat. Kuperingatkan padanya bahwa sebentar lagi aku akan ereksi, namun Mee Mei tidak perduli malah mempercepat hisapan-hisapan itu sambil mempermainkan biji penisku dengan tangannya.
"Awas, awas aku mau keluar.."
Dan semprotan spermaku keluar dengan kencangnya ke mulut Mei Mei. Cukup banyak sperma yang keluarkan dan mungkin sebagian tertelah olehnya. Walau aku sudah berereksi, ia tidak menghentikan hisapan-hisapan itu dan terus malakukannya. Terasa kegelian tapi nikmat sekali. Tidak lama kemudian, ia pun menyudahi hisapan itu dan berjalan ke kamar mandi membersihkan mulutnya yang dipenuhi oleh spermaku. Ia lalu kembali dan berkata.
"Bagaimana rasanya di sepong dalam keadaan terikat? Nah sekarang istirahat dulu"
Ia pun membiarkan diriku terikat di lantai. Ia lalu mengganti film bondage dengan acara lainnya. Sambil menonton TV, Mei Mei memainkan kembali kedua kakinya pada badan dan kepalaku sambil sekali-kali menendangku, tapi tidak keras.
Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 1 pagi dan badanku terasa capai dan lemas. Kulihat ekspresi yang sama pada Mei Mei. Kuminta padanya untuk melepaskan ikatan-ikatan ini karena aku mau pulang. Permintaanku itu disambutnya dengan menyumpal mulutku dengan lakban serta mengikatkan seutas tali di kakiku dan kemudian menariknya ke atas serta menyatukannya dengan tanganku. Tidak ada jarak yang tersisa, kaki dan tanganku bersatu dibelakang badan dan kemudian ia ikatan kedua ujung tali tersebut. Setelah selesai mengikatkan tali itu, ia lalu menarik tubuhku yang terikat ke dalam kamarnya dan kemudian mengangkatku ke tempat tidurnya. Lalu ia berbaring disebelahku dan berkata.
"Kamu nggak boleh pulang malam ini. Kamu temani aku disini. Aku capai dan mau tidur. Selamat tidur. Mimpi indah ya. Jangan coba-coba melepaskan ikatan tali-tali itu"
Mei Mei lalu mematikan lampu kamarnya dan kemudian ia pun hilang ditelan kegelapan malam. Aku pasrah dan menerima keadaan ini dan berusaha untuk dapat tidur sambil berusaha untuk tidak menghiraukan sakitnya ikata tali-tali di tangan dan kakiku.
Dalam tidurku terasa sesuatu hisapan di penisku. Enak dan nikmat hisapan itu. Aku berpikir mungkin aku sedang bermimpi. Aku tidak sadar bahwa aku masih dalam keadaan terikat. Kubuka kedua mataku dan kulihat Mei Mei sedang menghisap penisku yang sudah berdiri tegak dan keras. Aku sadar sedang tidak bermimpi. Ada sesuatu yang aneh lainnya yang kurasakan. Anusku terasa dimasuki oleh sesuatu, tidak besar namun geli rasanya. Akhirnya kusadari Mei Mei sedang memasukkan jarinya yang tertutup sarung tangan plastik ke lubang pantatku. Tidak mudah ia melakukannya karena posisi ikatan yang menyatukan kaki dan tanganku sehingga menyebabkan lubang anusku tidak mudah untuk digapai.
Tak lama kemudian ereksiku pun terjadi dan spermaku berhamburan kembali di mulutnya. Ia pun kemudian berjalan ke kamar mandi membersihkan dirinya. Kemudian ia kembali menghampiriku dan melepaskan lakban yang menyumpal mulutku dari tadi malam.
"Selamat pagi, gimana kabarnya. Belum pernahkan dibangunkan dengan alarm dengan sepongan" Mei Mei menyapaku.
Aku hanya tersenyum. Lalu aku mengatakan, "Lepaskan dong tali-tali ini. Sakit rasanya terikat semalaman. Aku mau mandi dan pulang".
Ia lalu berkata, "Ini kan hari minggu buat apa cepat-cepat pulang. Lagipula aku masih pengin melihat kamu seperti ini. Kalau rasanya sakit ya lumrah dong. Oh iya, aku punya kejutan lho buat kamu. Tadi aku minta temanku, Florence, kesini. Aku bilang ada sesuatu yang mungkin menarik".
Kujawab, "Gila ya apa kamu. Masa aku harus dipamerkan dan dimainkan oleh teman-temanmu dalam keadaan seperti ini. Aku nggak mau. Ayo buka tali-talinya!!" kataku dengan suara yang keras.
"Nggak mau. Buka aja sendiri" sahutnya.
Mei Mei lalu menyumpal mulutku kembali dan keluar kamar. Aku meronta-ronta sekuat tenagaku mencoba membuka ikatan tali-tali itu. Berkeringat seluruh badanku. Tidak lama kemudian ia kembali membawa sebuah lilin yang menyala. Ia lalu duduk disampingku dan meneteskan air lilin yang panas ke badanku.
"Ugh, ugh, ugh.." aku berteriak menahan panasnya tetesan lilin itu.
Aku bergeliat-geliat mencoba menjauhinya namun ia terus mendekatiku dan mengulangi meneteskan lilin itu. Akhirnya aku pasrah dan hanya bisa berteriak dalam keadaan tersumpal. Setelah puas melakukan permainan meneteskan lilin itu, Mei Mei lalu membuka sumpalan mulut dan ikatanku satu demi satu hingga aku terbebas.
"Aku bercanda kok bilang temanku mau datang kesini. Tapi nanti kalau kamu aku ikat lagi, boleh ya aku ajak temanku, cewek kok. Siapa tahu nanti akan lebih asyik dan bergairah. Ma kasih ya. Minggu depan kesini lagi ya tapi jangan malam. Kita mulainya dari Sabtu siang aja, kan jadi punya banyak waktu," sapanya sambil memperlihatkan beberapa foto diriku dalam keadaan terikat.
Belum sempat aku menjawab, Mei Mei lalu berkata sambil mengancam.
"Kalau kamu nggak mau ketemuin aku lagi, foto-foto ini nanti aku sebarkan lho! Jadi jangan coba-coba untuk menghindar. Aku juga sudah tahu nomor telpon dan alamat kantormu dari kartu nama yang ada di dompetmu".
Aku tidak bisa berkata apa-apa kecuali mengiyakan permintaannya. Akupun lalu mandi dan berpakaian. Tak lama kemudian aku pamit pulang tanpa banyak berkata apa-apa. Sebelum berpisah, Mei Mei kembali mengingatkanku dan tersenyum mengejekku.
"Minggu depan ya sayang, jangan lupa. Aku tunggu lho.."
Tak kusangka jam pada saat itu menunjukkan pukul 10 pagi. Hampir 24 jam aku terikat dan disiksa olehnya. Namun ikatan dan siksaan itu sangat kunikmati dan sangat menggairahkanku. Aku berkata dalam hatiku tanpa foto-foto itu atau diminta untuk datang kembali, aku pasti akan datang memintanya untuk mengikat dan menyiksaku lagi.
E N D
Nb.
Dah cari photo cowo yang keiket sayang ngak ada ^^ cuma ada photo cewe yang keiket.
Diposkan oleh Dee Namaku di 23:19 Kenangan Era Farmasi Label: Umum 0 komentar
Cerita ini terjadi sekitar tiga tahun yang lalu. Nama saya Andy dan bekerja di sebuah perusahaan Farmasi di Jakarta. Saya mengepalai bagian marketing Seluruh indonesia, dan otomatis saya sering pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan, apalagi bila ada produk baru yg harus disosialisasikan. Sekitar tiga tahun yang lalu, saya ditugaskan ke Batam. Di sana kebetulan perusahaan kami mempunyai mess yang biasa digunakan oleh tamu-tamu yang datang dari kota lain. Mess-nya sendiri cukup besar, dan di halaman belakang ada kolam renangnya. Pada saat itu saya tugas 1 bulan dan hanya saya yg menempati Mess yg besar tersebut.
Selama di Batam saya ditemani oleh Lulu yang juga mengepalai bagian penjualan/supervisor di sana. Sebagai gambaran, Lulu tingginya sekitar 165 cm, berat sekitar 54-55 kg dan kulitnya putih mulus. Umurnya sekitar 25 tahun, dan menurut saya orangnya sangat menarik (baik dari segi fisik maupun personality). Beberapa hari di sana, kami pergi mengunjungi beberapa distributor, dan Lulu juga sempat mengajak saya jalan-jalan keliling Batam ditemani beberapa rekan kantor lainnya.
Hubungan saya dengan Lulu menjadi cukup dekat, karena kami banyak menghabiskan waktu berdua walaupun sebagian besar adalah urusan kantor. Lulu sangat baik pada saya, dan dari tingkah lakunya saya dapat merasakan kalau Lulu suka pada saya. Pertama-tama saya pikir kalau mungkin itu hanya perasaan saya saja. Walaupun dalam hati saya juga suka dengan dia, saya tidak berani untuk mengatakan atau memberi tanda-tanda kepada dia. Toh, saya baru beberapa hari kenal dengan dia dan memang untuk urusan wanita saya tergolong pemalu apalagi saya adalah pimpinannya. Bagaimana kalau dia ternyata tidak ada perasaan apa-apa ke saya?
Suatu sore setelah pulang kerja, Lulu seperti biasa mengantar saya pulang ke mess. Saya menanyakan apakah dia mau mampir dulu sebelum pulang. Lulu setuju dan masuk ke dalam mess bersama saya. Kami ngobrol sebentar, dan saya ajak Lulu untuk duduk di kursi panjang dekat kolam renang. Saya tanya Lulu apakah dia mau menemani saya berenang. Dia bilang kalau sebenarnya dia mau, tapi tidak bawa baju renang dan baju ganti sama sekali (Apa mungkin dia sungkan ama saya). Saya menawarkan untuk memakai celana pendek dan kaos saya.
"Nanti sekalian mandi di sini saja sebelum kita pergi makan malam..." kata saya.
Lulu setuju dan saya ke kamar untuk mengambil kaos dan celana pendek untuk dipinjamkan ke Lulu. Saya sendiri juga berganti pakaian dan mengenakan celana pendek saya yang lain.
Setelah berganti pakaian, kami pun berenang bersama. Karena baju kaos yang saya pinjamkan berwarna putih dan bahannya cukup tipis, buah dada Lulu yang ukurannya di atas rata-rata tercetak cukup jelas walaupun dia masih memakai bra. Kami berenang sekitar 20 menit, dan setelah selesai saya pinjamkan Lulu handuk untuk mandi di kamar saya yang kebetulan lebih bersih dari kamar mandi yang ada di ruang depan. Saya sendiri mandi di ruang depan.
Begitu selesai mandi, saya ke kamar saya untuk melihat apakah Lulu sudah selesai atau belum. Ternyata Lulu masih di kamar mandi, dan beberapa menit kemudian keluar dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di badannya. Handuk yang saya pinjamkan tidak terlalu besar, sehingga hanya mampu menutupi sebagian buah dada dan sedikit pahanya. Belahan dadanya terlihat jelas dan mungkin sedikit lebih turun lagi putingnya akan terlihat. Dengan rambut yang masih basah, Lulu terlihat sangat seksi.
Lulu berdiri di depan pintu kamar mandi dan bilang kalau dia harus mengeringkan bra dan cd-nya yang masih basah. Waktu Lulu mengangkat kedua tangannya untuk menyibakkan rambutnya, handuknya terangkat dan kemaluannya terlihat. Saya tidak tahu apakah Lulu sadar atau tidak kalau handuknya terlalu pendek dan tidak dapat menutupi kemaluannya. Rambut kemaluan Lulu lumayan lebat.
Lulu kemudian duduk di ranjang saya dan menanyakan apakah dia boleh menunggu sebentar di kamar saya sampai pakaian dalamnya kering. Tentu saja saya membolehkan (suatu sinyal yg jelas buat saya), dan setelah mengobrol beberapa saat, Lulu menyandarkan badannya ke sandaran ranjang dan menjulurkan kakinya ke depan. Kakinya yang panjang terlihat mulus. Melihat itu semua, kemaluan saya mulai menegang.
Saya tanya dia, "Sambil nunggu celana kamu kering, mau ga kamu pijitin saya..?"
"Terserah pak andy aja.."
Dia minta saya membalikkan badan, dan dia mulai memijati kaki saya. Beberapa saat kemudian dia mulai memberanikan diri untuk memijat paha saya. Lulu sangat enjoy ketika memijat paha dalam saya sambil sedikit menyentuh kemaluan saya dan sepertinya dia juga sudah mulai terangsang. Hal ini terbukti dengan dibukanya kedua kakinya, sehingga kemaluannya terlihat jelas oleh saya, walaupun tubuhnya masih dibalut handuk.
Saya pun mulai memijat pahanya bagian dalam, dan terus naik sampai ke selangkangannya. Lulu diam saja, dan saya memberanikan untuk mengelus kemaluannya. Juga tidak ada reaksi selain desah nafas Lulu tanda bahwa dia sudah terangsang dan menikmati apa yang saya lakukan. Saya mulai lupa kalo saya adalah atasannya.
"Lulu, buka yah handuknya biar lebih mudah.." kata saya.
Tanpa diminta lagi, Lulu membalikkan badannya dan melepaskan handuknya, sehingga tubuhnya sekarang telanjang bulat di depan saya. Buah dada Lulu ternyata lumayan besar dan sangat indah. Ukurannya mungkin 36C dan putingnya berwarna kemerahan.
"Pak Andy, buka dong celana pendek kamu..!" pintanya.
Saya berdiri dan melepaskan celana yang saya kenakan. Kemaluan saya sudah sangat menegang dan saya pun naik ke ranjang dan tiduran di sebelah Lulu.
"Bapak diam saja di ranjang, biar aku yang buat bapak senang..," katanya.
Saya pun tidur telentang, dan Lulu naik ke badan saya dan mulai menciumi saya dengan penuh nafsu.
Beberapa menit kemudian ciumannya dilepaskan, dan dia mulai menjilati badan saya dari leher, dada dan turun ke selangkangan saya. Lulu belum menjilati kemaluan saya dan hanya menjilati selangkangan dan paha saya sebelah dalam. Saya sangat terangsang dan meminta Lulu untuk memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Lulu mulai menjilati kemaluan saya, dan sesaat kemudian memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ternyata Lulu sudah sangat ahli. Pasti dia sudah sering melakukannya dengan bekas pacarnya, pikir saya. Memang sebelum itu Lulu pernah berpacaran dengan beberapa pria. Saya sendiri saat itu masih perjaka. Saya memang juga pernah berpacaran waktu kuliah, tetapi pacaran kami hanya sebatas heavy petting saja, dan kami belum pernah benar-benar melakukan hubungan seks.
Saya minta Lulu untuk membuat posisi 69, sehingga selangkangannya sekarang persis di depan hadapan wajah saya. Sambil Lulu terus mengulum dan menjilati kemaluan saya, saya sendiri juga mulai menjilati kemaluannya. Ternyata kemaluannya berbau harum karena dia baru saja selesai mandi. Rambut kemaluannya juga lebat, sehingga saya perlu menyibakkannya terlebih dahulu sebelum dapat menjilati klitorisnya. Kami saling melakukan oral seks selama beberapa menit, dan setelah itu saya minta Lulu untuk tiduran. Dia merebahkan badannya di ranjang, dan saya mulai menjilati buah dada dan putingnya.
Lulu sudah sangat terangsang, "Hmm.. hmm.. terus an.. terus..!"
Rupanya dia sudah berani memanggil langsung namaku tanpa sebutan pak.....
Saya terus menjilati tubuhnya sampai ke kemaluannya. Rambut kemaluannya saya sibakkan dan saya jilati bibir kemaluan dan klitorisnya. Cairan kemaluannya terasa di lidah saya. Tubuh Lulu menggelinjang hebat dan pantatnya diangkat seolah-olah ingin saya menjilatinya lebih dalam lagi. Tangannya menekan kepala saya sampai hampir seluruh wajah saya terbenam di kemaluannya. Saya semakin bersemangat memainkan ujung lidah saya yang menyapu kemaluan Lulu, dan kadang-kadang saya gigit perlahan klitorisnya.
Lulu benar-benar menikmati apa yang saya lakukan, dan semakin membuka pahanya lebar-lebar. Dia terus menekan kepala saya dan menaik-turunkan pinggulnya.
"Ah.. ah.. ah.. I'm coming, I'm coming..!" teriaknya.
Saya terus menjilati klitorisnya dengan lebih cepat, dan sesaat kemudian dia berteriak, "Ahh.. Ahhh... Ahhh..." tanda kalau dia sudah orgasme.
Kemaluannya sudah sangat basah, Lulu melenguh sebentar dan berkata, "an, masukin dong, saya mau nih..!"
Saya bilang kalau saya belum pernah melakukan ini, dan takut kalau dia hamil.
"Jangan takut, saya baru saja selesai mens kok, jadi pasti nggak bakalan hamil.."
"Kamu di atas yah..!" kata saya.
"Ya udah, tiduran sana..!"
Saya tiduran dan Lulu duduk di atas saya dan mulai memasukkan kemaluan saya ke vaginanya dengan perlahan. Wah, nikmat sekali.. ternyata begitu rasanya berhubungan seks yang sesungguhnya. Lulu mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kedua tangannya diangkat ke atas. Saya memegang kedua buah dadanya sambil Lulu terus bergoyang, makin lama makin cepat.
Beberapa saat kemudian saya sudah tidak tahan lagi dan ejakulasi sambil memeluk tubuh Lulu erat-erat. Belum pernah saya merasakan kenikmatan seperti itu. Kami pun berciuman dan kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat. Di kamar mandi saya menyabuni tubuh Lulu dari atas ke bawah, dan hal yang sama juga dia lakukan ke saya. Khusus untuk kemaluannya, saya memberikan perhatian khusus dan dengan lembut menyabuni klitorisnya dan memasukkan jari saya untuk membersihkan vaginanya yang basah oleh air mani saya. Kelihatan kalau Lulu sangat menikmati itu, dan kakinya pun dibuka lebar-lebar.
Selesai mandi, kami kembali ke kamar dan membicarakan apa yang baru kami lakukan. Terus terang saya tidak pernah berpikir untuk melakukan hubungan seks dengan Lulu secepat itu, karena kami belum lama kenal dan semuanya juga terjadi dengan tiba-tiba. Lulu bilang kalau sebenarnya dia suka dengan saya dari awal, dan memang sudah mengharapkan untuk dapat melakukan ini dengan saya.
Sayang hubungan kami tidak berlanjut setelah saya kembali ke Jakarta karena jarak yang memisahkan kami.
Diposkan oleh Dee Namaku di 22:07 Tetangga Yang Menggoda Label: Umum 0 komentar
Ini adalah cerita pengalamanku yang sedang kualami sekarang. Dan aku mengetiknya di sela-sela istirahat sehabis melakukan seks. Aku seorang pengusaha muda dan mahasiswa jurusan ekonomi. Aku tinggal di sebuah kompleks bank pemerintah yang kini bank tersebut sudah dimerger. Aku sudah mempunyai pacar yang kebetulan tetanggaku di kompleks tersebut. Orangtuaku termasuk orang terpandang, sehingga aku di kalangan anak muda di kompleks tersebut cukup disegani. Dua tahun yang lalu aku merupakan ketua organisasi remaja, sehingga aku semakin dikenal oleh berbagai kalangan di lingkunganku.
Kebetulan di lingkunganku banyak gadis remaja yang cantik-cantik. Termasuk pacarku yang sekarang merupakan salah satu gadis yang menjadi incaran anak-anak muda di lingkungan tersebut. Entah kenapa dia mau menjadi pacarku. Sejujurnya aku menyukai beberapa gadis cantik selain pacarku tersebut, tetapi aku berpikir dua kali jika aku berbuat macam-macam pasti akan menjadi bahan omongan di lingkunganku.
Singkat cerita, aku tergoda oleh salah satu anak tetangga orangtuaku, sebut saja Gita (nama sengaja kusamarkan). Padahal aku sudah menjalin asmara dengan gadis yang juga tetanggaku. Kami bahkan sudah bertunangan. Gita adalah seorang mahasiswi Tarqi. Ia mempunyai body yang sangat menggoda, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi ia mempunyai bibir yang sexy dan mempunyai payudara berukuran 36B. Sebagai gambaran, body-nya mirip dengan artis Feby Febiola, dan bibirnya seperti Cornelia Agatha. Tingkah lakunya selalu menggodaku. Sebagai laki-laki normal, kadang aku berpikiran agak kotor.
Hingga suatu kesempatan, ia meminta bantuanku untuk dicarikan HP dengan harga miring. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku aku akan membelikannya HP tersebut dengan cuma-cuma). Aku menyanggupinya, tetapi aku memberikan syarat agar ia mau kuajak pergi makan dan nonton berdua tanpa sepengetahuan pacarku dan teman-temanku. Dasar Gita memang centil, persaratanku ia setujui karena ia pikir sangat mudah sekali untuk menjalaninya.
Akhirnya aku membelikannya HP yang ia inginkan, dan aku pun menagih janjinya. Kemudian pada hari minggu siang, aku dan Gita pergi berdua untuk makan siang dan nonton. Ketika kami sedang nonton, kesempatan tersebut tidak kusia-siakan untuk sekadar mencium dan meraba-raba tubuhnya. Tidak kusangka ia malah bilang kepadaku sebenarnya ia juga menyukaiku. Ketika aku dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi tubuhnya, ia berbisik kepadaku bahwa ia sudah horny, dan mengajakku keluar dari bioskop untuk pergi ke pantai. Ketika di tengah perjalanan, aku memberanikan diri untuk mengajaknya 'chek in' di hotel yang terdekat, ternyata ia menyetujuinya.
Aku tiba di hotel yang dituju sekitar puku 3 sore. Setelah aku membayar kamar hotel tersebut, aku dan Gita dengan langkah yang terburu-buru menuju ke kamar hotel. Sesampainya di kamar hotel dan mengunci pintu, aku langsung melancarkan ciumanku, dan Gita membalasnya dengan sangat antusias. Kemudian masih dalam keadaan berdiri kubuka pakain serta celana panjangnya hingga ia hanya memakai BH dan CD yang berwarna hitam. Kemudian ia juga memintaku untuk membuka baju dan celana panjangku.
Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian ia kubimbing ke atas ranjang yang berukuran double size. Aku mulai melumat bibirnya yang sexy dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhnya. Kemudian ketika aku mencium CD-nya, di bagian kemaluannya yang sudah basah, ia menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan. Setelah aku puas menciumi seluruh tubuhnya, kemudian kubuka BH dan CD-nya. Aku pun membuka CD-ku, kini kami berdua sudah benar-benar bugil.
Aku sampai menahan nafas ketika kulihat payudaranya yang besar dan montok. Dengan sangat bernafsu kulumat puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Karena sebenarnya Gita masih berusia 20 tahun, sehingga terlihat body-nya yang serba kencang. Aku juga meraba dan mengusap bulu-bulu di kemaluannya yang sangat lebat. Aku semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhnya yang mulus.
Kemudian aku memasukkan dua jari tanganku ke dalam vaginanya yang sudah basah, sedangkan lidahku sibuk menjilati puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Gita semakin merintih-rintih dan menggelinjang serta nafasnya mulai berat. Kemudian kubuka kedua pahanya lebar-lebar agar aku dapat dengan leluasa memainkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menjilati dan memainkan klitorisnya dengan penuh gairah. Setelah kupuas, giliran Gita memainkan rudalku yang sudah tegang dengan lidahnya. Ia jilati kemaluanku yang berukuran lumayan panjang dan besar (kira-kira 20 cm dengan diameter 3,5 inchi).
Ia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kenikmatan. Aku tidak menyangka kalau kemaluanku akan dibersihkan oleh gadis impianku. Setelah ia puas, kemudian Gita mengambil posisi telentang dengan kedua paha dibuka lebar-lebar, ia memintaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam vaginanya. Aku mengambil ancang-ancang untuk memasukkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya yang sudah basah. Kupikir pasti aku tidak akan kesulitan untuk memasukannya, ternyata beberapa kali aku mencoba selalu saja meleset, dengan tidak sabar Gita menarik rudalku dan mengarahkan ke arah lubang kewanitaannya.
Ternyata Gita masih perawan, tetapi dengan kegigihanku akhirnya aku berhasil memasukkan ujung rudalku ke dalam vaginanya. Ketika kutekan dengan sedikit paksaan, Gita menjerit kesakitan, kemudian aku menghentikan sejenak seranganku sampai kulihat ia sudah siap kembali, dan perlahan-lahan kumasukkan batang rudalku. Gita kembali merintih menahan sakit.
Aku bertanya, "Git, kamu mau diterusin atau nggak..?"
Ia menjawab, "Terusin dong sayang, tapi pelan-pelan ya..!"
Akhirnya dengan perjuangan yang cukup melelahkan, aku berhasil memasukkan setengah batang kemaluanku, dan aku mendiamkan sejenak aktifitasku. Aku merasakan dari vagina Gita keluar darah segar pertanda keperawanannya sudah hilang. Dinding vaginya yang lembut dan hangat memijat-mijat batang kemaluanku. Aku tidak terlalu memaksa untuk membenamkan seluruh rudalku ke dalam vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang lumayan panjang, sehingga membuat sakit vagina Gita yang baru pertama kali melakukan seks.
Kemudian aku mulai menaik-turunkan pantatku secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan aku membenamkan rudalku sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Gita. Gita sudah mulai terbiasa dengan rudalku, malah ia mulai memutar pinggulnya, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja.
Aku semakin bersemangat untuk memainkan rudalku dengan cepat. Permainanku diimbangi Gita dengan menjepit pantatku dengan kedua kakinya. Aku merasakan rudalku semakin mentok saja mengenai ujung rahimnya. Kami berganti posisi dengan cara sambil duduk. Gita semakin terlena, karena posisi tersebut membuat rudalku semakin bergesekan dengan klitorisnya, sehingga hal itu membuat Gita semakin terbakar birahinya.
Kami sempat beristirahat sejenak, karena posisi tersebut banyak menguras tenaga kami. Sambil istirahat aku meremas-remas dan menjilati serta menghisap puting susuya secara bergantian. Setelah tenaga kami terkumpul, kami melanjutkan kembali dengan lebih menggebu-gebu.
Setelah kira-kira 25 menit kami bergumul hebat, aku mulai merasakan spermaku akan keluar, begitupun dengan Gita, ia mulai mendekati orgasmenya. Aku merasakan dinding vaginanya yang berdenyut kencang dan semakin banjir.
Aku berkata setengah berbisik, "Git, aku sudah mau keluar nih, kita keluarinnya sama-sama ya..?"
Gita menjawab dengan terputus-putus, "Ia.. sa.. yaaa.. ngg.. sshhh.. cepetan dong keluarinnya aku.. sebentar lagi selesai nih..!"
Dengan nafas yang tidak beraturan, aku menjawab, "Tahan sebentar ya sayang.., aku juga sudah mau keluar.."
Tidak lama kemudian aku memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya, dan aku pun merasakan cairan hangat dari dalam vagina yang mengenai rudalku.
"Ooohhh.. shhh..." hampir bersamaan kami melenguh mengakhiri perjalan yang melelahkan dan penuh kenikmatan.
"Sayang.., vaginaku hangat banget sama spermamu.." Gita memberikan komentar puas dengan keperkasaanku.
Kemudian kami beristirahat sejenak sambil memberikan pujian kepuasan masing-masing. Tetapi tanganku dan Gita masih meraba-raba dan mengusap kemaluan kami satu sama lain, sehingga birahi kami kembali timbul. Kali ini Gita yang mendahului dengan menjilat dan melumat hampir seluruh rudalku ke dalam mulutnya. Bukan hanya itu saja, ia juga dengan sangat agresif menciumi seluruh tubuhku.
Aku mendorong tubuhnya ke samping hingga ia telentang. Kini giliranku untuk menciumi seluruh tubuhnya. Payudara Gita yang sudah mengeras dan puting susu menjulang tinggi, membuatku semakin bernafsu untuk meremas, menjilati serta menghisap-hisap puting susunya hingga puting susu Gita semakin terlihat basah dan mengkilap. Jari-jari tanganku dengan nakal memainkan klitoris dan menyodok-nyodok ke dalam vaginanya yang sudah banjir.
Gita semakin kelojotan dan mulai memohon-mohon kepadaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku merubah posisi dengan tidur telentang, sementara Gita berjongkok sambil mengangkang untuk mengambil posisi memasukkan zakarku ke vaginanya. Dengan tidak sabar Gita meraih batang kemaluanku dan dituntun ke arah vaginanya. Ketika rudalku mulai memasuki vagina Gita yang pinggirannya ditumbuhi bulu-bulu lebat, aku merasakan dinding vaginanya yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang zakarku.
Gita mulai menggerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang besar dan kencang. Gita dengan sangat bernafsu menekan pantatnya kuat-kuat, sehingga rudalku seluruhnya amblas ditelan vaginanya. Kali ini Gita yang memegang peranan, aku menurutinya saja, karena kulihat dengan posisinya yang di atas ia sangat bergairah sekali. Aku mengangkat badanku untuk melumat puting susunya. Perbuatanku semakin membuat Gita mabuk kepayang. Ia memeluk kepalaku ke arah payudaranya. Pantatnya semakin cepat ditarik dan diputar-putar. Hingga akhirnya ia mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Aku yang belum mencapai klimaks membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style. Gita mengambil posisi menungging, kemudian kuarahkan rudalku ke vaginanya lewat belakang. Aku sangat bernafsu sekali melihat pantatnya yang lebar dan sexy. Tangan kananku memegang dan menepuk-nepuk pantatnya, sedangkan tangan kiriku meremas-remas payudaranya. Gerakan tersebut kulakukan secara bergantian. Ternyata posisi tersebut membuat Gita bangkit kembali gairahnya, karena klitorisnya terkena gesekan rudalku.
Kali ini Gita mulai memberikan perlawanan. Ia menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur berlawanan dengan arah goyangan pantatku. Ketika Aku mendorong pantatku ia menyodorkan pantatnya ke belakang, dan ketika Aku menarik pantatku ke belakang ia menarik pantatnya kedepan.Irama nafas kami semakin cepat, kami melakukan goyangan dengan cepat, sehingga setiap kali kucabut dan menyodok vaginya dengan rudalku timbul bunyi akibat vagina Gita yang banjir oleh lendir birahi. Aku mulai merasakan spermaku akan segera keluar. Ternyata Gita juga sudah merasakan ia akan mengalami orgasme yang ketiga kalinya. Tidak lama kemudian rudalku memuntahkan sperma secara berturut-turut di dalam vaginanya. Aku pun merasakan gerakan Gita yang bergoyang-goyang pelan dan tegang, sedangkan punggungnya telihat melengkung seperti udang karena ia juga telah orgasme.
Aku mencabut batang kemaluanku dari vaginanya setelah Aku tidak merasakan muncratan spermaku. Aku telentang lelah, sedangkan Gita menjilati sisa-sisa spermaku yang masih keluar dari zakarku. Ia menghentikan aktifitasnya setelah spermaku tidak keluar lagi.
Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan. Kami melakukan bukan hanya sekali saja, tetapi entah sampai berapa kali. Permainan kami semakin lama bertambah hot saja, karena ternyata Gita mulai terbiasa dan ketagihan dengan keperkasaan rudalku. Kami memutuskan pulang setelah merasa sudah sama-sama lemas dan puas. Andai saja kami melakukannya pada malam minggu, mungkin kami akan terus melakukannya sampai pagi.
Setelah kejadian pada malam itu, hingga kini kami jadi sering melakukannya sampai pagi. Aku melakukan hubungan seks dengan Gita dengan system kalender, hal itu kami lakukan untuk menghindari kehamilan. Aku semakin ketagihan, karena tunanganku adalah tipe gadis pendiam dan alim, dan aku tidak pernah mendapatkan pelayanan darinya. Kemanapun aku pergi, termasuk chek-in, aku selalu membawa laptop. Komputer tersebut kupergunakan untuk memantau perkembangan usahaku, selain itu juga digunakan untuk mengetik ceritaku dan memutar film blue sebagai pembakar hasrat birahi kami. Tentu saja perbuatanku yang sedang menceritakan seks kami tidak diketahui oleh Gita, karena ia masih tertidur untuk istirahat sejenak.
Diposkan oleh Dee Namaku di 22:05 Penjaga Warnet Label: Umum 0 komentar
April 2007 lalu aku mengantarkan kawanku Jack ke bengkel Suzuki di jalan ***(edited) Jakarta. Saat tiba di bengkel, sudah banyak mobil yang antri menunggu giliran.
Jack tersenyum kepadaku dan bilang, "Sorry Dit.., kayaknya loe musti nungguin lama juga nih.."
Sial juga nih pikiranku, tidak sengaja aku lihat ada warnet di dkat situ, biar tidak bosan, aku pergi ke warnet itu.
Aku masuk, disambut oleh seorang cewek yang ternyata adalah yang bertugas menjaga warnet tersebut. Mulanya aku tidak begitu memperhatikannya, berhubung hatiku lagi kesal sekali sama ulah si Jack tadi. Tapi ketika aku mulai meng-klik mouse dan sedang menunggu connect-nya internet, baru aku perhatikan bahwa cewek penjaga ini punya wajah cukup lumayan dan body yang oke juga. Terus terang, saat itu juga aku terpikat oleh penampilannya, aku jatuh hati pada "the way she look".
Aku sibuk berpikir dalam hati, bagaimana cara aku berkenalan dengannya? Tapi mungkin memang takdir cara itu datang dengan sendirinya, cewek itu tidak lama kemudian membuka juga internet dan dia duduk persis di belakangku, jadi posisi kami saling memunggungi satu sama lain. Aku sempat menoleh ke belakang, dan kulihat dia membuka “YM".
"Kayaknya dia mau chatting nih..," pikirku.
Ternyata benar, dia mau chatting, dan aku sempat melihat kalau dia pake "Id" santhie. Langsung saja aku masuk ke "YM" juga, aku "PM" dia, eeh dia nge-reply.
Kami berkenalan, dan selama chatting itu dia sama sekali tidak sadar kalau yang sedang ngobrol dengannya adalah cowok yang duduk tepat di belakangnya, hihihihi. Pas sejam aku selesai, aku bayar, aku pancing obrolan dengannya, aku tahu sekarang namanya "Santi". Tampangnya benar-benar membuat aku mupeng.
Aku lalu keluar, pergi ke bengkel menemui si Jack, mobilnya sedang dikerjakan. Sambil iseng aku coba telepon warnet tsb, yang no nya aku dapat dari keterangan di papan nama warnet itu. Sambil menanyakan Santi.
"Siapa nih..?" suara Santi di seberang sana.
"Ini Adit, boleh saya kenal kamu..?" jawabku.
"Boleh aja, tapi kamu dapat nomer ini darimana..?" tanya Santi lagi.
"Saya yang pernah main di warnet kamu..," jawabku.
Dan Oh My God..! Tahu tidak Santi bilang apa..?
"Kamu yang tadi chatting di belakang saya kan..?" katanya sambil tertawa.
Mati aku, dia sudah tahu rupanya. Terlanjur malu aku mengaku saja, kalau itu benar aku, dan aku terpesona oleh penampilan dia, tapi aku malu untuk menegur disana, jadi aku pakai cara ini saja.
Santi tertawa, enak deh suaranya, kuberanikan saja ingin menjemput dia, mau atau tidak. Katanya dia sore ini tidak bisa, karena cowoknya (yang akhirnya kuketahui namanya Joni) menjemput dia.
"Gimana kalau besok lusa aja..?" katanya.
"Oke aja.." kataku.
Jadilah lusanya, jam 17.00 tepat aku sudah sampai di warnet Santi. Kami terus jalan deh. Di jalan, dasar pikiran nakalku sudah di ubun-ubun, aku tanya sudah berapa lama Santi pacaran sama Joni, berapa kali pacaran, terakhir aku juga mengaku sudah punya cewek, terus aku tanya mau tidak Santi jadi cewekku? Santi kaget.
"Jadi Santi ngeduain Joni donk Dit..?" tanyanya.
"Iya sama Adit juga ngeduain cewek Adit.." jawabku sekenanya.
"Nakal kamu Dit.." kata Santi sambil mencubit lenganku.
"Naaah.., kena nih cewek..!" pikirku.
Kutangkap tangannya, kupegang kuat, kuhentikan mobilku di depan sebuah bangunan sepi dekat Pasaraya Manggarai, kutarik Santi ke arahku, kucium bibirnya, Santi mendorong tubuhku.
"Hhhmmmhh malu-malu kucing nih.." pikirku.
Terus kutarik tubuhnya sambil mengeluarkan kata-kata gombalku. Lama kelamaan Santi tidak menolak lagi, dibalasnya ciumanku, dijulurkannya lidahnya, digigitnya bibirku, kusedot lidahnya, nikmat sekali, urat syarafku terangsang. Kuraba pahanya, terus ke selangkangannya, Santi mendesah.
"Jangan Adit.." desahnya.
Aku berhenti, kuhidupkan mesin mobil, kuarahkan mobil ke hotel ***(edited) di jalan ***(edited) Jakarta Timur, aku langsung parkir.
"Mau ngapain kita kesini Dit..?" tanya Santi.
Aku tidak menjawab, kusuruh dia menunggu di mobil, aku masuk ke dalam, aku check in di kamar 104.
Setelah diantar ke kamar, kuhidupkan AC, lalu aku ke mobil.
"San, turun yuuk..!" kataku.
"Nggak tau ah, mau ngapain sih Adit..?" kata Santi.
Lagi-lagi kukeluarkan jurus mautku, sampai akhirnya Santi mau juga ikut masuk ke kamar. Di dalam kamar kubuka celana panjangku. Dengan hanya pakai handuk aku ke kamar mandi, saat aku keluar kulihat Santi sedang nonton TV.
"Film apa sih San..?" tanyaku sambil duduk di sebelahnya.
"Sinetron..," jawab Santi pendek.
Kupandangi wajahnya, Santi jengah juga dan bilang, "Ngapain sih ngeliatin gitu Dit..?"
"Kamu cantik.." rayuku.
"Adit pengen ciuman kayak tadi deh.." kataku.
Kutarik tubuhnya, Santi diam saja, kuangkat dagunya, kupandangi lekat-lekat matanya, kucium lembut bibirnya, Santi memejamkan matanya. Dibalasnya ciumanku, kujulurkan lidahku, Santi membalasnya, kuhisap, Santi membalasnya. Pikiranku benar-benar sudah dikuasai gairah memuncak, kuciumi lehernya, kujilati sepuasku.
"Aaacchh.., Adittt..." desahan Santi membuatku tambah bernafsu.
Aku berdiri di samping tempat tidur sambil tidak lepas memandang wajahnya sedikitpun.
Kubuka bajuku, handuk, terakhir celana dalamku, sengaja tidak kupadamkan lampu, penisku langsung "tegak-melompat" keluar "sarangnya". Kulihat Santi terkesima, kuhampiri dia, kuraih tangannya, kuletakkan di atas penisku, kusuruh dia melakukan gerakan "mengocok".
"Aaahhh nikmat sekali.." desahku.
15 menit Santi melakukan itu, kulepaskan tangannya dari penisku, kutarik wajahnya, kuarahkan ke penisku. Mula-mula Santi menolak, dengan sedikit paksaan mau juga dia. Masuklah penisku dalam mulut mungilnya. Digerakkannya maju-mundur berulang kali sampai basah kuyup penisku oleh ludahnya, kurasakan spermaku mau keluar, kutarik rambutnya.
"Stop Santi..!" kataku.
Kini kubaringkan dia, kutelanjangi Santi sampai sehelai benang pun tidak ada lagi di tubuhnya. Kupandangi tubuhnya, tampak di perut kirinya ada tahi lalat cukup besar. Kucium bibirnya, dagunya, turun ke lehernya, dadanya, perutnya, kuhisap pusar dan tahi lalatnya, Santi menggelinjang geli. Kuteruskan ke selangkangannya, kumasukkan jari tengahku sambil aku terus mencium selangkangannya.
"Aaaccchhh Adiittt.. niiikkkmaaatnyaaa sayaaanggg..." desah Santi.
Santi mengangkat pantatnya setinggi-tingginya, kurasakan basah vaginanya. Santi telah orgasme rupanya. Kini aku menaiki tubuh Santi, penisku pun sudah amat berdenyut mendambakan pelampiasan pula. Kuarahkan penisku ke vagina Santi, kuturunkan perlahan pinggulku, tidak sedetikpun kulepaskan pandanganku dari mata Santi. Kulihat Santi menggigit bibirnya.
"Sakiiittt Adiitt..." desahnya.
Kuhentikan sejenak, lalu kuteruskan lagi, Santi mendesis lagi. Kulihat butiran air mata di sisi matanya.
"Sakit saayyyaangg..?" tanyaku.
"Iyyaaa Adiitt..., punya kamu besar sekali.." jawab Santi meracau.
"Mana besar sama punya Joni..?" tanyaku.
"Besar punya kamu Adit... sakit saaayyyaangghhh, perrriiihhh, tapiii niiikmaaatthh sekaliii.." rintih Santi.
Akhirnya masuk semua penisku ke dalam vaginanya. Kutarik maju mundur, akibatnya sungguh luar biasa, Santi menggeram, kedua kakinya menjepit pinggangku sekuatnya, giginya ditanamkan di bahuku, kurasakan pedih. Waaaahhh berdarah nih... Santi orgasme kedua kalinya.
Kini kuganti posisiku, Santi kusuruh menungging, dan dengan nafsu memuncak kutusukkan penisku ke anusnya, kurasakan otot "spchincter ani"-nya mencengkram erat penisku. Kugerakkan masuk-keluar penisku, kugenggam payudaranya, Santi menggenggam tepi tempat tidur.
"Adiitt... saaayyyaanngghh... ciiintaaa... eeennnaaakkhhh... Ditt..... Adittt... nikmaaatthh sayaaaanggghh... terrruuussshhh cinnntaaaa..." erang Santi terus menerus.
Aku benar-benar nikmat, "Yaaanntiii kuhamili kamuuuu... badan kamuuu enak bangeeettthh.." erangku juga.
10 menit kemudian aku tidak tahan lagi, penisku berdenyut kuat, kucengkram erat pinggul Santi, kusemburkan sperma hangatku dalam vagina Santi.
"Aaacchhh nikmat sekali..." desahku di telinganya.
Kami pun terkulai lemas.
Diposkan oleh Dee Namaku di 21:57 Kenangan di Batu Raden Label: Umum 0 komentar
Namaku Dira, Cowok berumur 20 thn. Aku kuliah di sebuah Universitas swasta di Jogja, dan aku hidup sebagai anak kost hampir 5 tahun di sini. Hari itu hari sabtu, dan aku sedang libur setelah mengikuti tes. Karena tidak ada kegiatan di Yogya maka aku memutuskan untuk mudik. Waktu itu aku masih kelas 2 SMA, aku pulang dengan naik kereta yang berangkat dari Jogja sore hari. Sebelum berangkat aku bertemu dengan dua cewek cantik, seksi, dengan bbentuk tubuh yang indah dan dibungkus dengan pakaian ketat dan di padu dengan rok panjang yang berkesan anggun tapi cukup untuk membuatku terangsang. Kebetulan pada waktu itu aku sedang antri di telepon umum. Kami saling pandang dan saling melemparkan senyum. Sesudah menelepon pacarku untuk sekalian pamit, aku langsung membeli tiket. Eh, ternyata secara kebetulan juga dia satu tujuan denganku.
Di kereta kami duduk berdekatan dan akhirnya kami kenalan. Rina dan Lina (bukan nama sebenarnya) nama mereka, kami ngobrol ke sana ke mari sampai kami kecapaian dan mereka berdua ketiduran. Lama juga mereka tidur. Kuperhatiin mereka berdua. Rina yang ternyata lebih tua 2 tahun dariku, mempunyai wajah yang manis, kulitnya putih bersih, rambutnya hitam dan panjang dan di atas bibirnya tumbuh sedikit kumis. Kata orang kalau seorang cewek mempunya kumis sedikit, dia memiliki nafsu yang besar dan asyik dalam hal permainan seks di atas ranjang. Kemudian mataku tertuju pada dua bulatan di dadanya yang menonjol bagaikan sepasang balon. Uh, aku jadi berpikir yang tidak-tidak. Kemudian kuperhatikan juga Lina yang tertidur di samping Rina. Cewek yang satu ini orangnya energik sekali dia orangnya lebih pendek dari Rina, tapi dia mempunyai bentuk tubuh yang tidak kalah bagusnya dengan Rina. Tapi aku lebih tertarik pada Rina, karena kumisnya dan kemulusan kulitnya membuat aku ingin sekali menjilatinya dan menidurinya.
Tiba-tiba Rina terbangun, “Aduh kepalaku pusing”, katanya membuyarkan lamunanku.
Lalu aku suruh dia duduk di sampingku, “Rin, biar aku pijit kepalamu, sini”.
Dia pun duduk di sampingku dan mulailah aku pijit keningnya. Matanya terpejam.
“Teruss Der di situ yyaa”.
Melihat ekspresi wajahnya yang manja membuat darahku berdesir, apalagi setelah aku lihat belahan di dadanya yang sedikit terbuka. Wouw, putih sekali, membuat kemaluanku bergerak naik, dan mempersulit posisi dudukku karena serasa mengganjal dan salah jalur.
“Udah enakan belon?”.
“Udah dikit sich, tapi belon klimaks”, katanya sambil tetap memejamkan matanya.
“Kalau belum klimaks, ya di goyang aja biar enakan dikit”, kataku.
Dia mencubit kakiku bersamaan dengan itu bergeraklah penisku makin tegang dan tampak menonjol. Dia tersenyum sambil melirik penusku yang sudah tidak sabar ingin keluar dari sarangnya.
“Adikmu kenapa?”, katanya sambil menunjuk ke bagian bawahku.
Tanpa basa basi lagi kupegang tangannya dan kubimbing menuju ke penisku.
“Iihh besar juga adik kamu yaa”, katanya sambil mengelus-gelus penisku dari luar celana.
“Adik gue bangun nich, Kamu mau nggak ngajak main adikku..?”.
Dia cuma tersenyum dan masih mengelus-elus penisku. Kebetulan gerbong sedang sepi. Langsung aja aku sosor lehernya, kujilati, dan kemudian kujilati juga telinganya dan kulumat bibirnya yang tipis, sambil memainkan payudaranya dengan tangan kiriku.
“Udah aahh takut ketahuan orang”, katanya sambil menarik bibirnya dari bibirku.
“Kita baru kenal kok udah ciuman sich”, katanya dengan nada manja.
“Tapi kamu suka kan?”, jawabku sekenanya. Dia cuma tersenyum dan mencubitku lagi.
Sesampainya di tujuan, Rina memberiku alamat rumahnya dan disuruhnya aku main ke rumahnya, besok kamis. Aku sih oke saja, malah suka. “Kucing kok di iming-imingi ikan”, mana mungkin nolak.
Kamis sore aku sudah bersiap-siap, dengan alasan mau ke tempat teman baikku yang rumahnya jauh di luar kota, aku berhasil meminjam mobil kakakku. Jadi deh aku meluncur ke rumahnya. Tapi aku sempat bingung juga mencari alamat rumahnya. Dengan sedikit usaha, bertanya ke sini sini, akhirnya dapat juga menemukan almatnya. Aku ketuk pintunya, rupanya dia sudah menungguku sejak tadi. Kami ngobrol agak lama hingga sempat berkenalan dengan adik dan orang tuanya. Karena akrabnya, aku sempat mengerjakan PR matematika adiknya yang masih duduk di bangku SD. Sekitar jam tujuh malem kami keluar, rencananya kami mau ke cafe di Batu raden tapi Rina bilang kepada orang tuanya mau ke rumah Lina dan nanti dia tidak pulang tapi menginap di rumah Lina. Akupun pura-pura sekalian pamit mengantarkan Rina ke rumah Lina.
Sesampainya di Cafe kami enjoy saja di sana. Dia ternyata punya bakat menyanyi. Kami berkaraoke dan menyanyi bersama, sambil saling berdekatan dan pelukan kami menyanyikan lagu cinta. Aku sudah lupa judulnya, pokoknya asyik sekali waktu itu. Kami bernyanyi, bercanda, tertawa dan akhirnya kita kecapekan. Dia membaringkan tubuhnya di pangkuanku sambil tengadah memandangku.
“Der, aku suka ama kamu”, dia ucapkan kata itu sambil menampakkan garis wajahnya dengan sendu.
“Aku juga suka ama kamu Rin”.
Kemudian kudekatkan wajahku ke mukanya dekat sekali dan kurasakan hangat nafasnya menambah gairahku. Langsung saja kucium bibirnya. Kulumat bagian atasnya dan kumainkan lidahku. Dia pun membalasnya, rupanya Rina sudah berpengalaman juga. Kumasukkan tanganku ke dalam BH-nya dan kumainkan puting susunya sambil memijit dengan halus seluruh bagian payudaranya. Tiba-tiba dia menghentikan aktivitasku dan berkata, “Udah aah, nggak enak dilihat orang”. Dengan menghela napas kuhentikan aktivitasku. Dia memandangku, rupanya dia mengerti kalau aku sedikit kesal. Jam 11 malam kamipun akhirnya pulang. Dalam perjalanan aku mencoba untuk mengajaknya ke hotel dengan dalih kata-katanya tadi.
“Rin, ke hotel yuk aku pingin ngelanjutin yang tadi, di cafe kan diliat orang tapi kalo di hotel kan nggak ada yang ngeliat”.
Ternyata diluar dugaanku, dia langsung mengiyakan ajakanku tadi, “Ayo.., siapa takut!”, katanya. Tanpa ragu lagi aku langsung menuju salah satu hotel di Batu Raden.
Aku sengaja mengambil kamar paling atas, di lantai dua. Dari jendela kaca yang besar aku bisa melihat kota Purwokerto yang tampak seperti tebaran bintang yang jatuh ke bumi. Rina sangat menikmati pemandangan itu, akupun merangkulnya dari belakang. Terasa penisku menegang dan mungkin Rina merasakan itu karena penisku menempel di belahan pantatnya yang montok.
Kemudian aku gesekkan penisku sambil menggerakannya naik turun. Diapun membalasnya dengan goyangan pantatnya. Karena sudah tidak tahan lagi akhirnya aku jilati lehernya, kuping dan pangkal lehernya dengan liar. Nafas kami semakin menggebu-gebu dan gerakan kami sangat liar dan erotis, seliar deruan nafas kami. Dengan masih mempertahankan posisi, aku mulai melucuti pakaiannya, disusul dengan pelucutan pakaianku sendiri. Kujilati habis lehernya sampai ke pipinya. Dia menolehkan wajahnya dan langsung menciumi bibirku.
“Rin, buka dong celana kamu”, pintaku dengan nafas masih ngos-ngosan seperti habis lari keliling lapangan. Dia pun membuka celana sekaligus CD-nya. Langsung aku balikkan tubuhnya dan kujilati payu daranya yang ternyata sangat indah, putih bersih dihiasi puting yang memerah hitam menonjol congkak di puncak payudaranya. Kumainkan puting kirinya dan kujilati puting kanannya sambil kupijit lembut bagian payudaranya.
“Sett”, Rina menarik nafas dengan tarikan nada yang khas, seirama dengan birahi yang mulai memanas. Setelah jenuh, kumainkan payudaranya. Aku coba telusuri garis perutnya dengan ujung lidahku. Dia mengejangkan badannya ke belakang sambil menarik nafas birahinya lagi, “Ssstt”. Aku lanjutkan pengembaraanku menuju pusarnya dan kumainkan lidahku di pusarannya dengan gerakan melingkar. Dia mulai memegang kepalaku dan rambut lurusku sambil meremas dan memainkan rambutku. Kulanjutkan lagi hingga ke bawah pusarnya. Kurapikan bulu vaginanya yang jarang-jarang tapi harum baunya.
Kubuka bibir vaginanya dan kujilati bagian dalam vaginanya. Rinapun semakin mengencangkan cengkeraman tangannya di rambutku. Aku coba untuk mencari clitorisnya. Setelah kutemukan, ternyata sudah memerah dan keras tapi lentur. Aku langsung memainkan dengan ujung lidahku. Kuhisap dan kujilati dengan bersemangat. Rina semakin tidak tenang dan meremas-remas rambutku seirama dengan ganasnya jilatanku. Sambil sesekali menarik nafas dan meremas-remas buah dadanya sendiri. Keluarlah cairan vaginanya banyak sekali dan kuhisap cairan itu sedalam-dalamnya. Karena keenakan dan semakin memuncak birahinya akhirnya dia kehilangan kesimbangannya. Dia tidak kuat lagi berdiri dan kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang. Aku langsung menyusulnya dan rebah di atasnya, kami berciuman lagi.
Kemudian dia melepaskan ciumannya, mendorongku dan membaringkanku lalu membalikkan posisiku Celanaku yang belum sempat aku buka. Kemudian dia buka dengan kedua tangannya yang lembut sampai akhirnya kemaluanku keluar dan terlihat menantang. Dia mainkan batang penisku dan mulai menghisapnya perlahan. Dihisapnya dan dikulumnya seperti makan Cornelo. “Heemm nikmat sekalii”. Rupanya Rina sudah berpengalaman, hisapannya benar-benar asyik sehingga air maniku hampir saja keluar. “Ceplak!, ceploks!”, gerakan lidahnya bisa aku rasakan, memijit-mijit penisku dengan halus.
“Buseett!”, teriakku keenakan. Dia memandangku sambil tersenyum manis dengan sinar mata yang liar. Karena tidak tahan lagi, akhirnya aku balikkan dia sehingga sekarang dia berada di bawah. Aku langsung menerjang vaginanya dengan senapanku yang sudah basah kuyup tapi dia malah mencoba menutupi vaginanya dengan tangannya. Aku langsung mencoba menarik tangannya tapi dia tetap menahan tangannya, dia malah tersenyum. Dalam hati aku heran bercampur kesal. Kemudian dia cium bibirku dan kurangkul dia erat-erat sambil kubalas ciumannya. Aku coba memasukkan lagi penisku, tapi dia malah menghindar, sialan aku pikir. Dia masih terus memainkan lidahnya dalam mulutku.
“Nggak kuat yach”, sindirnya.
“Ayo dong.., kenapa sich.., adikku udah nggak tahan nich..”, pintaku.
Kemudian dia membimbing penisku untuk memasuki ke bibir liang kenikmatannya. Langsung saja aku masukkan penisku perlahan-lahan. Rina langsung menggeliat pelan keenakan. Kumasukkan penisku perlahan namun pasti sampai ke dasar vaginanya, kemudian kutarik lagi dan kumasukan lagi. Dengan irama slow kugenjot naik turun sambil kunikmati wajahnya yang cantik dan kubelai rambutnya.
Dia membuka matanya dan kami saling berpandangan. Aku benar-benar menikmati momen itu dengan terus melancarkan serangan ke vaginanya. Aku mendekatkan wajahku dan terdengarlah nafasnya yang hangat menerpa wajahku. Kunikmati bibirnya yang telah merekah dan hangat tanpa menurunkan tempo genjotanku. Sekonyong-konyong dia memelukku erat dan bersamaan dengan itu kumasukkan dalam-dalam penisku ke vaginanya hingga tenggelam habis. Tubuh kami seperti melekat menjadi satu bersama keringat kami yang bercucuran.
Kemudia dia pererat lagi pelukannya dan kurasakan tubuhnya mengejang dan di dalam vaginanya terasa ada cairan yang menyemprot batang penisku. Dia sudah mengalami orgasme pertamannya. Mengetahui hal itu aku langsung menarik pelan batang kejantananku dan memasukannya lagi perlahan. Dia melepaskan ciumannya dan memandangku dengan sendu. Karena aku belum keluar, maka aku masih belum mencabut penisku di liang surganya. Dia juga tahu kalau aku belum keluar sehingga dia mencoba untuk menggoyangkan pantatnya sekaligus menjepit-jepit penisku dengan vaginanya. Uuuhh gilee.., nikmat banget!, penisku seperti di pijat-pijat hangat, dan tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Baru beberapa genjotan aku langsung mau keluar. Kukeluarkan maniku di luar. “Crot.., croott”, membasahi bagian atas vagina dan perutnya. Kubersihkan senjataku dengan selimut dan mulai lagi aku masukkan penisku ke dalam vaginanya. Inilah kelebihanku yang mungkin jarang di miliki oleh lelaki lain, aku bisa orgasme lebih dari sekali, walaupun sudah keluar mani pertamaku penisku tidak langsung lemas malah menegang terus.
Aku genjot lagi vaginanya. Kemudian aku angkat kedua kaki Rina ke atas sambil aku pegang kakinya. Kusetubuhi dia dengan mesra. Aku mempelajari gaya ini dari BF yang sering kutonton. Rina semakin hanyut dan terbang. Hal ini dapat kulihat di wajahnya. Dia sangat menikmati permainanku. Merasa kecapekan aku minta pada Rina untuk mengganti posisi, supaya dia yang di atas. Kemudian kami ganti posisi dia jongkok di atas penisku dan memegang penisku lalu dimasukkannya ke dalam vaginanya yang basah dan hangat. Rupanya dia tidak mau kalah dengan permainanku. Dia goyangkan tubuhnya, vaginanya mulai mengeluarkan jurusnya menjepit dan memijat yang membuat penisku kaku keenakan. Kupegang pingulnya dan kuikuti iramanya.
Dia meronta-ronta dan sesekali menekukkan badannya ke belakang sambil terus menggenjot dan memutar-mutar vaginanya. Aku serasa terbang tinggi. Deruan nafas kami semakin kencang, “Aaahh.., mmhh.., sstt”.
Kemudian Rina menjatuhkan badannya dan sekarang kami berpelukan dengan mesra. Sambil melancarkan jurusnya dia menciumi habis leher, telinga dan bibirku. Tangannya meremas sprei tempat tidur sambil mendesah, “eemmh”. Rupanya dia hampir orgasme kedua dan dugaanku emang benar, sedetik kemudian keluarlah cairannya dan menyemprot penisku di dalam vaginannya yang terasa hangat sekali. Rina langsung lemas dan terjatuh di sampingku sambil tidak melepaskan pelukannya sehingga aku mengikuti gerakannya. Sementara penisku terlepas dari vaginanya dan sekarang aku di atas lagi.
“Rin, kamu masih kuat..?”, tanyaku.
Sambil memejamkan mata dengan raut muka kepuasan dia menjawab sambil menganggukkan kepalanya, “Hheemm”.
Tanpa basa basi lagi aku masukkan penisku perlahan diiringi desahan Rina. Aku genjot lagi. Rina kembali menggoyang pantatnya dan menjepitkan vaginanya. Aku setubuhi dia terus kira-kira 5 menit. Dia orgasme yang ketiga kalinya, tapi kali ini cairannya cuma sedikit.
Setelah orgasme yang ketiga dia lemas, kecapekan dan terkesan pasrah tidak melakukan jurusnya lagi. Dapat kurasakan cairan di dalam vaginanya menjadi hangat. Sementara aku juga sudah merasakan tanda-tanda orgasmeku. Karena dia sudah kecapekan, maka aku goyang sendiri penisku dan kupercepat tempo genjotanku. Rina merintih, “mmaahh.., aahh..”, dan akhirnya keluarlah maniku yang cuma tinggal sedikit, karena sudah habis di orgasmeku yang pertama. Akupun jadi lemas dan terbaring di samping Rina sambil membelai dan menciumnya. Rina membalas ciumanku dan mengeluskan tanganku di pipinya.
“Rin kamu puas?”, tanyaku.
Dia mengangguk sambil tersenyum manis sekali, “Eem”.
“Aku senang kalau lawan mainku bisa puas dan itu merupakan kepuasanku juga”, kataku.
Dia menanggapi, “Kamu hebat Der yang jadi istri kamu pasti puas”
Aneh kok dia bilang begitu jadi dia cuma ingin Gaya Amerika saja, tidak apa-apa malah bagus, lagian Valentinaku yang di Jogja mau ku kemanain.
Kemudian kita tertidur telanjang di balik sprei yang sudah basah terkena keringat dan mani. Menjelang subuh aku terbangun dan aku rasakan penisku tegang lagi nich. Sementara Rina masih tertidur perlahan, kubangunkan dia dengan ciuman lembut dan jilatan lembut di kedua payudaranya. Rina mulai terangsang dan membalas ciumanku. Langsung kumasukkan lagi penisku ke dalam vaginanya yang mulai basah. Kamipun melakukan satu babak lagi pagi itu. Setelah selesai kami tertidur lagi dan bangun jam 8 pagi.
Kami mandi bersama, saling sabun menyabuni. Rina menyabuni adikku yang tegang terus dengan hati-hati dan penuh kasih sayang. Setelah kami sabun semua tubuh kami, kami biarkan tubuh kami bersih dari sabun. Rina mengencangkan semprotan airnya dan dia jongkok, kemudian mengulum batang penisku. Karena keenakan aku jadi tidak tahan berdiri. Lalu aku ajak dia memakai gaya 69. Kujilati habis vagina Rina yang indah itu dengan clitoris mungilnya yang indah, di bawah guyuran air kami melakukan seks sekali lagi. Vagina Rina kembali beraksi lagi dengan jepitan dan pijatannya yang khas Rina. Vagina Rina membuat kejang dan kali ini aku biarkan maniku kusemprotkan habis ke dalam vaginanya. Beberapa detik kemudian Rina menggelinjang dan di kamar mandi itu kami mendaki puncak kenikmatan bersama-sama. Setelah mandi kami ketawa mesra, kami baru sadar dari semalam kita bercinta tiga kali hingga membuat penisku jadi agak sakit over dosis, apalagi di ronde pertama mainnya lama hingga Rani sampai orgasme tiga kali, vagina Ranipun jadi rada sakit juga kecapean.
Pagi itu kami cabut dari hotel jam 10.00, kemudian kami makan di restoran Pring Sewu. Setelah makan aku antar Rina ke rumah Lina. Itulah pengalaman yang paling mengesankan bersama Rina yang manis. Setelah kejadian itu kalau aku mudik, aku selalu bermain cinta bersama Rina tapi kami jarang sampai nginep, habis takut orang tuanya curiga, paling berangkat jam 5 sore pulang jam 10 malam, yah cuman satu Ronde saja jadinya. Tapi sekarang aku sibuk di Jogja sehingga aku jarang pulang lagian Rani sekarang sudah punya pacar lagi. Salam buat Rani di Purwokerto aku tidak akan melupakan malam itu dan aku tidak akan melupakan vaginanya yang nikmat dengan jurus mautnya
Diposkan oleh Dee Namaku di 21:36 Please...Say Hello to Me Tomorrow... Label: Umum 0 komentar
"Alfoooonn!! Alfooooooooonnn!!! Kamu dimana?!". Nada suara yang sangat familiar yang selalu kudengar tiap hari.
Naya : Oh, disana rupanya...
Alfon : Apaan sih teriak-teriak? masih pagi gini...
Naya : Gini...aku mo ngomong! Penting!
Alfon : Apaan?
Naya : (sambil berbisik ditelingaku) Aku yakin, tadi malam aku abis ML sama seseorang...
Alfon : (diam sejenak) Oh ya? siapa emangnya?
Naya : Heee...Lupa..
Alfon : Ya elah...kalo gitu apa yang bikin kamu yakin tadi malam kamu abis ML sama seseorang?
Naya : (dengan nada sedikit berteriak) Soalnya spermanya masih berserakan di atas perutku waktu aku bangun tadi pagi...
Jelas aja aku kaget dengar dia teriak gitu. Langsung aja aku pegang kepalanya dan sedikit kudorong kebawah.
Alfon : Pelan2 dikit ngomongnya napa? kedengeran ama orang lain baru tau...!!
Naya : eh, iya...maap maap...
Alfon : Bukannya kamu punya diari? jadi apa gunanya tuh diari kalo ga kamu pake...
Naya : itu dia...tadi pagi aku udah buka diariku...tapi ga ada soal yang tadi malam itu...
Alfon : (diam sejenak) ya udah deh...udah mau masuk nih...duduk ke tempatmu sana...
Yah...begitulah Naya, cewek manis yang udah jadi temanku sejak kecil. Dia mengidap kelainan ingatan yang menurutku cukup merepotkan karena kecelakaan yang menimpanya beberapa bulan yang lalu. Semenjak kecelakaan itu, Naya akan lupa semua hal yang dialaminya dihari sebelumnya setelah dia bangun di pagi hari berikutnya (kayak Drew Barrymore di film 51st Date). Pasti susah untuk tetap melanjutkan sekolah dalam keadaan seperti ini. Dia memang cewek yang kuat. Kelainannya ini sih nama kerennya 'Short Time Memory Lost'. Tapi biarpun begitu, dia masih tetap ingat dengan apa yang dia punya, apa yang telah dia alami, dan orang2 yang dia kenal sebelum kecelakaan itu terjadi. Untungnya dia udah punya Diari. Sebenarnya diari yang dia punya sepasang dengan punyaku. Diari yang aku belikan tepat saat kencan pertama kami, hanya beberapa jam sebelum kecelakaan tersebut menimpanya. Malangnya, Kecelakaan itu membuat dia lupa kalo kami udah pacaran.
Ketika jam pulang...
Naya : Eh, Alf, aku rasa orang yang ML denganku tadi malam kayaknya anak sekolah kita juga deh...
Alfon : (terdiam sejenak sambil melihat ke arah Naya)
Alfon : Yeah...? Anyone I Know?? (dengan nada malas)
Tiba2 Naya menginjak kakiku dan memasang tampang sebel...
Alfon : Adaawww!! Kenapa musti nginjak kakiku, sih?
Untuk beberapa saat, suasana diantara kami jadi senyap. Tak ada satu orangpun yang mulai bicara.
Naya : Gimanapun Alf, meskipun aku udah ga virgin lagi, tapi dalem hatiku aku masih tetep Virgin...jadi aku ga mau terlalu mempermasalahkan hal ini, kok...lagian biarpun aku udah ML berapa kalipun tiap malam, toh besoknya aku ga ingat apa2.
Akupun terdiam mendengar kata2nya. Entah kenapa kata2nya ini begitu menusuk ke hati.
Alfon : Gimana kalo kita jalan2 dulu sore ini. Siapa tau kamu ntar jadi ingat sesuatu.
Naya : Ayo...!!
Nayapun menggandeng tanganku. Memang untuk hal ini dia udah ga malu lagi, soalnya kami udah temenan sejak kecil. Lagian sifatnya yang agak manja membuat dia selalu merasa ingin dilindungi olehku. Kami menghabiskan sore Sabtu itu jalan2 kaki berkeliling, sampai menjelang senja barulah kami pulang ke rumah.
Ketika hendak memasuki pintu rumahnya...
Naya : Alf...makasih untuk semuanya, ya...Mungkin kalo ga ada kamu, kayaknya sehari-hari aku ga bakal bisa hidup kalo ga dibantuin sama kamu. Well, jadi kalo aku bangun besok pagi, aku harap aku ga lupa sama kamu. Kamu juga ga lupa sama aku, okey?
Lagi2 aku terdiam...entah mo jawab apa...
Alfon : Kamu mau aku bantuin?
Naya : Hah?
Alfon : (agak gugup) yaaah, mungkin kalo aku bantu kamu dengan mengambil sisa2 keperawananmu, baik dihati ato dibagian yang sebenarnya, mungkin kamu bakal ingat siapa yang ML sama kamu kemaren malam...
Naya : (mukanya memerah...kemudian dia sedikit menunduk malu-malu...) O..okey...
Diapun membawaku masuk ke kamarnya. Aku mengunci pintu kamarnya lalu meletakkan tasku begitu saja dilantai. Dan akupun naik ke tampat tidurnya. Perlahan Naya membuka kemeja sekolahnya. Tapi begitu kemejanya terbuka, ia masih malu2 dan menutupi dadanya dengan kedua tangannya.
Naya : enngg...Alf, biarpun ini bukan yang pertama buat aku, tapi pliss kamu pelan2, ya...
Alfon : Oke...
Nayapun memejamkan matanya dan sedikit menyodorkan bibir mungilnya itu ke arahku...Akupun menciumi bibir mungilnya itu. Ciuman itu begitu basah dan hangat. Kamipun mulai memainkan lidah. Karena nafsuku sudah terlanjur memuncak, aku menaikkan tanganku ke arah dadanya, kugenggam kedua tangannya, dan kubuka tangan yang menutupi dadanya itu. Dan tinggallah dada yang indah yang ditutupi bra hitam polos. Akupun mulai meremas dadanya pelan. Diapun mulai mendesah biarpun kami masih tetap berciuman. Desahannya semakin terdengar ketika aku membuka bra-nya dan meremas lagi dada indah yang kini telanjang itu. Akupun melepas ciumanku dan mulai mengarahkan mulutku ke Dadanya. Aku mulai dengan menciumi lehernya, terus turun ke bahu, hingga akhirnya tiba di dadanya. Aku mulai menciumi dadanya, kemudian menjilati putingnya yang masih berwarna merah muda itu, lalu kemudian menghisapnya. Desahan Naya semakin kuat. Kami tak terlalu cemas karena memang hari itu dia tinggal sendirian. Tak hanya menghisapnya, akupun kadang2 menggigit putingnya pelan. Dan dia berteriak kecil ketika aku menggigit putingnya.
Puas dengan putingnya, akupun mengarahkan seranganku ke arah bawah. Kurogoh ke balik roknya dengan tanganku, dan kumainkan Vaginanya dengan tanganku. Vaginanya sudah terasa basah dan hangat. Akupun menurunkan posisi badanku ke bagian bawah badannya. Kubuka resleting roknya dan kutarik kebawah. Begitu juga dengan celana dalamnya. Hingga terpampang didepanku Vaginanya yang berwarna merah muda dan menyembul. Aku mulai memainkan Vaginanya dengan jari telunjuk tangan kiriku. Pertama aku hanya mengusap-usapnya dibagian luarnya, sementara mulutku menjilati tubuhnya mulai dari pusarnya, turun ke daerah pubis, dan terus sampai ke Vaginanya. Akupun menemukan Klitorisnya. Kujilati klitorisnya sedangkan jariku mulai memainkan liang Vaginanya. Naya semakin menjadi-jadi. Desahannya makin tak karuan, badannya mulai gemetar dan mengeluarkan keringat. Sekali-sekali ia mengangkat-angkat pinggulnya. Dan mungkin karena saking nikmatnya, suaranya seperti tertahan.
Karena sudah tak tahan lagi, aku tak mau memperpanjang waktu lagi. Segera kuturunkan celana sekolah dan celana dalamku. Penisku sudah dari tadi terhunus tegang. Aku tak mau memintanya melakukan oral sex terlebih dahulu kepadaku, meskipun temanku yang lain seperti sudah wajib melakukan hal itu ketika ML dengan pacarnya masing2. Bagiku Mulutnya hanya untuk mulutku. Aku tak mau mengecap rasa penisku sendiri.
Tanpa pikir panjang, akupun mulai mengambil posisi. Kemudian aku mulai menurunkan pinggulku. Penisku mulai masuk ke liang Vaginanya perlahan-lahan. Naya mulai mendesah kembali. Peniskupun masuk seutuhnya, kemudian mulai kugerakkan pinggulku maju-mundur perlahan. Kulihat Naya menggenggam alas tempat tidurnya erat2. Mukanya seperti menahan sakit dan mendesah pelan. Akupun menaikkan kecepatan pinggulku. Desahan Naya semakin keras, bahkan sedikit berteriak.
Semakin lama permainan kami semakin panas. Naya bahkan sudah 2 kali Orgasme. Kemudian, dia meraih bahuku, menarikku kebawah dan kemudian memelukku, sambil merintih. Sekarang posisinya Missionary. Tapi tetap saja aku tak melambatkan permainanku. Dan akhirnya, mulai terasa. Sesuatu terasa menganjal di Penisku, rasanya penisku makin panas dan mau meledak. Akupun menggenjot Vaginanya sekencang-kencangnya hingga akhirnya aku menarik keluar penisku dari vaginanya bersamaan dengan teriakan Naya. Spermaku pun memuncrat keluar dengan liarnya. Mengotori perut Naya, Bahkan ada sedikit yang sampai ke mukanya. Akupun segera menyeka Spermaku yang sampai ke muka Naya.
Naya memandangku lesu, air matanya terlihat mengalir. Tapi kemudian dia tersenyum
Naya : Maaf, ya Alf. Ini bukan yang pertama kali buatku...
Akupun merebahkan badanku disampingnya dan mengarahkan pandanganku menjauh darinya.
Alfon : Mau bukan yang pertama kali, kek. Mau yang ke seratus kali, kek, Emangnya aku peduli?
Naya memainkan punggungku dengan jari-jarinya, dan kemudian tertawa kecil.
Naya : Aw aw...kamu cemburu, ya...??
Aku tak bisa membalas ucapannya. Aku juga tak bisa berbalik memandang wajahnya. Aku tak sanggup memandang wajah polosnya yang meminta Maaf padaku. Karena sebenarnya ini sudah yang ketujuh kalinya aku Making Love dengannya.
Ya, ceritanya dia pernah ML dengan seseorang belakangan ini sebenarnya akulah orangnya.
Setelah kami merapikan bekas perbuatan kami, akupun permisi pulang. Dia mengantarku sampai ke depan rumahnya.
Alfon : Anyway, kamu ga mau nulis yang tadi di Diari kamu?
Naya : Kayaknya ga perlu deh. Biarpun besoknya aku bakal lupa. Tapi biarlah. Yang penting aku sama kamu udah pernah menyatu. Biar ini kusimpan dihatiku aja.
Alfon : (kata2nya membuatku tertegun. Rasa sedihku membuatku merasa ada sesuatu yang mencekik leherku) Terserah kamu aja, deh...ya udah, aku pulang, ya?
Naya : Ya..hati2 dijalan, ya...
Alfon : Bye...(sambil membalikkan badan)
Naya : Bye...eh, Alf...!!
Alfon : Ya? (aku membalikkan badanku lagi)
Naya : Please, Say Hello to Me tomorrow!
Alfon : Oke..you got my word.
Say Hello to me Tomorrow...kata perpisahan yang selalu dia ucapkan setelah kami berpisah sehabis Making Love. Biarpun dia ga pernah mencatat kejadian kami Making Love, tapi aku selalu mencatatnya di diariku
Esoknya, Minggu, aku datang kerumahnya disore hari untuk belajar bersama. Tapi tentu saja dengan kata2 yang sama aku kembali mengajaknya ML denganku. Dan diapun setuju.
Namun hari ini sedikit berbeda, setelah aku selesai bermain dengannya, dia bertanya kepadaku, "Alf, apa kita pernah ML sebelumnya?".
Aku sedikit kaget mendengar kata2nya. Namun dia segera menjawab, "Eh, kalo kamu ga jawab juga ga apa2, kok. Toh besok juag aku bakal lupa". Kata2nya membuatku tidak tahan lagi. Akupun segera memeluk tubuhnya, air mataku sedikit menetes.
"Tapi aku ga bakal pernah Lupa, Nay!!", teriakku.
Naya juga ikut menangis. "Oke, Alf...", jawabnya. Ia memelukku erat.
Setelah membereskan sisa2 perbuatan kami, akupun permisi pulang.
Aku menanyakan hal yang sama tiap harinya, "Anyway, kamu ga mau nulis yang tadi di Diari kamu?". Dan jawabannya pun selalu sama.
Tapi ada suatu hal yang beda.
Naya : Alf...!!
Alfon : ya?
Naya : Love you! See you tomorrow!
Aku terdiam dan kemudian melambai kepadanya sambil pergi. Hari ini dia tidak menghantarkan kepergianku dengan "Say Hello to me Tomorrow" seperti biasanya.
Esoknya Hari senin. Waktunya sekolah kembali....
Naya : Alfoooonn!! Alfooooooooonnn!!! Kamu dimana?! Oh, disana rupanya...!!
Alfon : Apaan sih teriak-teriak? masih pagi gini...
Naya : Gini...aku mo ngomong! Penting!
Alfon : Apaan?
Naya : (sambil berbisik ditelingaku) Aku yakin, tadi malam aku abis ML sama seseorang...
Rasanya kali ini aku merasa menyesali keadaan yang terjadi. Apa tiap hari harus seperti ini?
Alfon : (dengan nada Lesu) Oh ya? dengan siapa emangnya?
Naya : Probably...with Him...!
Naya mengucapkannya sambil menunjuk, halaman pertama sebuah Diari...
Astaga!!! kataku dalam hati ketika aku melihat halaman yang ditunjuk Naya. "Alfon Only", itu yang tertulis disana. Jelas itu Diariku. Apa aku salah bawa? Pikirku dalam hati. Dengan salah tingkah aku melihat kedalam tasku. Ternyata aku memang salah bawa. Tentu saja dia sudah membaca semua isi diariku. Karena memang kebiasaanya sebangun tidur langsung membaca diari karena sudah ku Program di Reminder-nya. Aku hanya bisa senyum2 cengengesan sambil menggaruk-garuk kepalaku karena malu. Mukaku memerah. Naya juga ketawa kecil, sambil menutup mulutnya dengan diariku.
"Jadi...mau main ke rumahku lagi nanti malam?", kata Naya sedikit merayuku...
"hee..hee...O..oke..", jawabku sedikit gugup....
Diposkan oleh Dee Namaku di 01:03 Anak bosku Label: Umum 0 komentar
Belum lama ini saya bergabung dengan sebuah perusahaan eksportir fashion ternama di kotaku. Dan anak gadis pemilik perusahaan itu, Dewi namanya, baru lulus sekolah dari Singapore, umurnya sekitar 23 tahun, cantik dan waktu masih SMA sempat berprofesi sebagai model lokal. Nah, Dewi itu ditugaskan sebagai asisten GM (yaitu saya), jadi tugasnya membantu saya sambil belajar.
Singkat cerita, Dewi semakin dekat dengan saya dan sering bercerita.
"Nico, cowok tuh maunya yang gimana sih. Ehm.., kalo di ranjang maksud gue.."
"Nic, kamu kalo lagi horny, sukanya ngapain?"
"Kamu suka terangsang enggak Nic, kalo liat cewek seksi?"
Yah seperti itulah pertanyaan Dewi kepadaku.
Terus terang percakapan-percakapan kita selang waktu kerja semakin intim dan seringkali sensual.
"Kamu pernah gituan nggak, Wi..?, tanyaku.
"Ehm.. kok mau tau?", tanyanya lagi.
"Iya", kataku.
"Yah, sering sih, namanya juga kebutuhan biologis", jawabnya sambil tersipu malu.
Kaget juga saya mendengar jawabannya seperti itu. Nih anak, kok berani terus terang begitu.
Pernah ketika waktu makan siang, ia kelepasan ngomong.
"Cewek Bali itu lebih gampang diajakin tidur daripada makan siang", katanya sambil matanya menatap nakal.
"Kamu seneng seks?", tanya saya.
"Seneng, tapi saya enggak pandai melayani laki-laki", katanya.
"Kenapa begitu?", tanya saya lagi.
"Iya, sampe sekarang pacarku enggak pernah ngajak kimpoi. Padahal aku sudah kepengen banget."
"Kepengen apa?", tanyanku.
"kimpoi", katanya sambil tertawa.
Suatu ketika ia ke kantor dengan pakaian yang dadanya rendah sekali. Saya mencoba menggodanya, "Wah Dewi kamu kok seksi sekali. Saya bisa lihat tuh bra kamu". Ia tersipu dan menjawab, "Suka enggak?". Saya tersenyum saja. Tapi sore harinya ketika ia masuk ruangan saya, bajunya sudah dikancingkan dengan menggunakan bros. Rupanya dia malu juga. Saya tersenyum, "Saya suka yang tadi."
Suatu ketika, setelah makan siang Dewi mengeluh.
"Kayaknya cowokku itu selingkuh."
"Kenapa?", tanyaku.
"Habis udah hampir sebulan enggak ketemu", katanya.
"Terus enggak.. itu?", tanyaku.
"Apa?"
"Itu.. seks", kataku.
"Yah enggak lah", katanya.
"Kamu pernah onani enggak?", tanyaku.
Dia kaget ketika saya tanya begitu, namun menjawab.
"Ehm... kamu juga suka onani?"
"Suka", jawabku.
"Kamu?", tanyaku.
"Sekali-sekali, kalo lagi horny", jawabnya jujur namun sedikit malu.
Pembicaraan itu menyebabkan saya terangsang, Dewi juga terangsang kelihatannya. Soalnya pembicaraan selanjutnya semakin transparan.
"Dewi, kamu mau gituan enggak."
"Kapan?"
"Sekarang."
Dia tidak menjawab, namun menelan ludah. Saya berpendapat ini artinya dia juga mau. Well, setelah berbulan-bulan flirting, sepertinya kita bakalan just do it nih.
Kubelokkan mobil ke arah motel yang memang dekat dengan kantorku.
"Nic, kamu beneran nih", tanyanya.
"Kamu mau enggak?"
"Saya belum pernah main sama cowok lain selain pacarku."
"Terakhir main kapan?"
"Udah sebulan."
"Trus enggak horny?"
"Ya onani.. lah", jawabnya, semakin transparan. Mukanya agak memerah, mungkin malu atau terangsang. Aku terus terang sudah terangsang. This is the point of no return. Aku sadari sih, ini bakalan complicated. But... nafsuin sih.
"Terus, kapan kamu terakhir dapet orgasme"
"Belum lama ini."
"Gimana?"
"Ya sendirilah.. udah ah, jangan nanya yang gitu."
"Berapakali seminggu kamu onani?", tanyaku mendesaknya.
"Udah ah... yah kalo horny, sesekali lah, enggak sering-sering amat. Lagian kan biasanya ada Andree (cowoknya-red)."
"Kamu enggak ngajak Andree."
"Udah."
"Dan..?"
"Dia bilangnya lagi sibuk, enggak sempet. Main sama cewek lain kali. Biasanya dia enggak pernah nolak."
Siapa sih yang akan menolak, bersenggama sama anak ini. Gila yah, si Dewi ini baru saja lulus kuliah, tapi soal seks sepertinya sudah terbiasa.
"Nic, enggak kebayang main sama orang lain."
"Coba aja main sama saya, nanti kamu tau, kamu suka selingkuh atau enggak."
"Caranya?"
"Kalo kamu enjoy dan bisa ngilangin perasaan bersalah, kamu udah OK buat main sama orang lain. Tapi kalo kamu enggak bisa ngilangin perasaan bersalah, maka udah jangan bikin lagi", kataku.
"Kamu nanti enggak bakal pikir saya cewek nakal."
"Enggaklah, seks itu normal kok. Makanya kita coba sekali ini. Rahasia kamu aman sama saya", kataku setengah membujuk.
"Tapi saya enggak pintar lho, mainnya", katanya. Berarti sudah OK buat ngeseks nih anak.
Mobilku sudah sampai di kamar motel. Aku keluar dan segera kututup pintu rolling door-nya. Kuajak dia masuk ke kamar. Tanpa ditanya, Dewi ternyata sudah terangsang dengan pembicaraan kita di mobil tadi. Dia menggandengku dan segera mengajakku rebahan di atas ranjang.
"Kamu sering main dengan cewek lain, selain pacar kamu, Nic?"
"Yah sering, kalo ketemu yang cocok."
"Ajarin saya yah!"
Tanganku mulai menyentuh dadanya yang membusung. Aku lupa ukurannya, tapi cukup besar. Tanganku terus menyentuhnya. Ia mengerang kecil, "Shh.. geli Nic." Kucium bibirnya dan ia pun membalasnya. Tangannya mulai berani memegang batang kemaluanku yang menegang di balik celanaku.
"Besar juga...", katanya. Matanya setengah terpejam. "Ayo, Nic aku horny nih." Kusingkap perlahan kaos dalamnya, sampai kusentuh buah dadanya, branya kulepas, kusentuh-sentuh putingnya di balik kaosnya. Uh.. sudah mengeras. Kusingkap ke atas kaosnya dan kuciumi puting susunya yang menegang keras sekali, kuhisap dan kugigit pelan-pelan, "Ahh.. ahh.. ahh, terus Nic.. aduh geli... ahh.. ah."
Dewi, yang masih muda ternyata vokal di atas ranjang. Terus kurangsang puting susunya, dan ia hampir setengah berteriak, "Uh.. Nic... uh." Aku sengaja, tidak mau main langsung. Kuciumi terus sampai ke perutnya yang rata, dan pusarnya kuciumi. Hampir lupa, tubuhnya wangi parfum, mungkin Kenzo atau Issey Miyake. Pada saat itu, celanaku sudah terbuka, Aku sudah telanjang, dan batang kemaluanku kupegang dan kukocok-kocok sendiri secara perlahan-lahan. Ah.. nikmat. Bibirnya mencari dan menciumi puting susuku. "Enak.. enak Dewi". Rangsangannya semakin meningkat.
"Aduuhh.. udah deh.. enggak tahan nih", ia menggelinjang dan membuka rok panjangnya sehingga tinggal celana dalamnya, merah berenda. Bibir dan lidahku semakin turun menjelajahi tubuhnya, sampai ke bagian liang kenikmatannya (bulu kemaluannya tidak terlalu lebat dan bersih). Kusentuh perlahan, ternyata basah. Kuciumi liang kenikmatannya yang basah. Kujilat dan kusentuh dengan lidahku. liang kenikmatan Dewi semakin basah dan ia mengerang-erang tidak karuan. Tangannya terangkat ke atas memegang kepalanya. Kupindahkan tangannya, dan yang kanan kuletakkan di atas buah dadanya. Biar ia menyentuh dirinya sendiri. Ia pun merespon dengan memelintir puting susunya.
Kuhentikan kegiatanku menciumi liang kenikmatannya. Aku tidur di sampingnya dan mengocok batang kemaluanku perlahan. Dia menengokku dan tersenyum, "Nic.. kamu merangsang saya."
"Enak.."
"Hmm...", matanya terpejam, tangannya masih memelintir putingnya yang merah mengeras dan tangan yang satunya dia letakkan di atas liang kenikmatannya yang basah. Ia menyentuh dirinya sendiri sambil melihatku menyentuh diriku sendiri. Kami saling bermasturbasi sambil tidur berdampingan.
"Heh.. heh.. heh.. aduh enak, enak", ceracaunya.
"Gile, Nic, gue udah kepengin nih."
"Biar gini aja", kataku.
Tiba-tiba dia berbalik dan menelungkup. Kepalanya di selangkanganku yang tidur telentang. Batang kemaluanku dihisapnya, uh enak banget. Nih cewek sih bukan pemula lagi. Hisapannya cukup baik. Tangannya yang satu masih tetap bermain di liang kenikmatannya. Sekarang tangannya itu ditindihnya dan kelihatan ia sudah memasukkan jarinya.
"Uh... uh... Nic, aku mau keluar nih, kita main enggak?"
Kuhentikan kegiatannya menghisap batang kemaluanku. Aku pun hampir klimaks dibuatnya.
"Duduk di wajahku!", kataku.
"Enggak mau ah."
"Ayo!"
Ia pun kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di wajahku. Lidah dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutnya, "Aughhh..." setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah dadanya. Kuhisap dan kujilati terus, semakin basah liang kenikmatannya.
Tiba-tiba Dewi berteriak, keras sekali, "Aahhh... ahhh", matanya terpejam dan pinggulnya bergerak-gerak di wajahku. "Aku.. keluar", sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentak-sentak. Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan tiba-tiba, keluar cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa kurasakan dengan jelas, karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya.
"Aduh... Nic.. enak banget. Lemes deh", ia terkulai menindihku.
"Enak?", tanyaku.
"Enak banget, kamu pinter yah. Enggak pernah lho aku klimaks kayak tadi."
Aku berbalik, membuka lebar kakinya dan memasukkan batang kemaluanku ke liang kenikmatannya yang basah. Dewi tersenyum, manis dan malu-malu. Kumasukkan, dan tidak terlalu sulit karena sudah sangat basah. Kugenjot perlahan-lahan. Matanya terpejam, menikmati sisa orgasmenya.
"Kamu pernah main sama berapa lelaki, Dewi..?, tanyaku.
"Dua, sama kamu."
"Kalo onani, sejak kapan?"
"Sejak di SMA."
Pinggulnya sekarang mengikuti iramaku mengeluar-masukkan batang kemaluan di liang kenikmatannya.
"Nic, Dewi mau lagi nih." Uh cepat sekali ia terangsang. Dan setelah kurang lebih 3 menit, dia mempercepat gerakannya dan "Uhh... Nic.. Dewi keluar lagi..." Kembali dia tersentak-sentak, meski tidak sehebat tadi.
Akupun tak kuat lagi menahan rangsangan, kucabut batang kemaluanku dan kusodorkan ke mulutnya. Ia mengulumnya dan mengocoknya dengan cepat. Dan "Ahhh..." klimaksku memuncratkan air mani di wajah dan sebagian masuk mulutnya. Tanpa disangka, ia terus melumat batang kemaluanku dan menjilat air maniku. Crazy juga nih anak.
Setelah aku berbaring dan berkata, "Dewi, kamu bercinta dengan baik sekali."
"Kamu juga", mulutnya tersenyum.
Kemudian ia berkata lagi, "Kamu enggak nganggap Dewi nakal kan Nic."
Aku tersenyum dan menjawab, "Kamu enjoy enggak atau merasa bersalah sekarang."
Dia ragu sebentar, dan kemudian menjawab singkat, "Enak.."
"Nah kalau begitu kamu emang nakal", kataku menggodanya.
"Ihh... kok gitu.." Aku merangkulnya dan kita tertidur.
Setelah terbangun, kami mandi dan berpakaian. Kemudian kembali ke kantor. Sampai sekarang kami kadang-kadang masih mampir ke motel. Aku sih santai saja, yang penting rahasia kami berdua tetap terjamin.
Diposkan oleh Dee Namaku di 00:49 Mbak Ira, Suster Cantikku Label: Umum 0 komentar
Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu, dimana saat itu
saya sedang dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari. Saya
masih duduk di kelas 2 SMA pada saat itu. Dan dalam urusan
asmara, khususnya "bercinta" saya sama sekali belum memiliki
pengalaman berarti. Saya tidak tahu bagaimana memulai cerita
ini, karena semuanya terjadi begitu saja. Tanpa kusadari, ini
adalah awal dari semua pengalaman asmaraku sampai dengan saat
ini.
Sebut saja nama wanita itu Ira, karena jujur saja saya tidak
tahu siapa namanya. Ira adalah seorang suster rumah sakit
dimana saya dirawat. Karena terjangkit gejala pengakit
hepatitis, saya harus dirawat di Rumah sakit selama beberapa
hari. Selama itu juga Ira setiap saat selalu melayani dan
merawatku dengan baik. Orang tuaku terlalu sibuk dengan usaha
pertokoan keluarga kami, sehingga selama dirumah sakit, saya
lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri, atau kalau pas
kebetulan teman-temanku datang membesukku saja.
Yang kuingat, hari itu saya sudah mulai merasa agak baikkan.
Saya mulai dapat duduk dari tempat tidur dan berdiri dari
tempat tidur sendiri. Padahal sebelumnya, jangankan untuk
berdiri, untuk membalikkan tubuh pada saat tidurpun rasanya
sangat berat dan lemah sekali. Siang itu udara terasa agak
panas, dan pengap. Sekalipun ruang kamarku ber AC, dan cukup
luas untuk diriku seorang diri. Namun, saya benar-benar merasa
pengap dan sekujur tubuhku rasanya lengket. Yah, saya memang
sudah beberapa hari tidak mandi. Maklum, dokter belum
mengijinkan aku untuk mandi sampai demamku benar-benar turun.
Akhirnya saya menekan bel yang berada disamping tempat tidurku
untuk memanggil suster. Tidak lama kemudian, suster Ira yang
kuanggap paling cantik dan paling baik dimataku itu masuk ke
kamarku.
"Ada apa Dik?" tanyanya ramah sambil tersenyum, manis sekali.
Tubuhnya yang sintal dan agak membungkuk sambil memeriksa suhu
tubuhku membuat saya dapat melihat bentuk payudaranya yang
terlihat montok dan menggiurkan.
"Eh, ini Mbak. Saya merasa tubuhku lengket semua, mungkin
karena cuaca hari ini panas banget dan sudah lama saya tidak
mandi. Jadi saya mau tanya, apakah saya sudah boleh mandi hari
ini mbak?", tanyaku sambil menjelaskan panjang lebar.
Saya memang senang berbincang dengan suster cantik yang satu
ini. Dia masih muda, paling tidak cuma lebih tua 4-5 tahun
dari usiaku saat itu. Wajahnya yang khas itupun terlihat
sangat cantik, seperti orang India kalau dilihat sekilas.
"Oh, begitu. Tapi saya tidak berani kasih jawabannya sekarang
Dik. Mbak musti tanya dulu sama pak dokter apa adik sudah
boleh dimandiin apa belum", jelasnya ramah.
Mendengar kalimatnya untuk "memandikan", saya merasa darahku
seolah berdesir keatas otak semua. Pikiran kotorku
membayangkan seandainya benar Mbak Ira mau memandikan dan
menggosok-gosok sekujur tubuhku. Tanpa sadar saya terbengong
sejenak, dan batang kontolku berdiri dibalik celana pasien
rumah sakit yang tipis itu.
"Ihh, kamu nakal deh mikirnya. Kok pake ngaceng segala sih,
pasti mikir yang ngga-ngga ya. hi hi hi".
Mbak Ira ternyata melihat reaksi yang terjadi pada penisku
yang memang harus kuakui sempat mengeras sekali tadi. Saya
cuma tersenyum menahan malu dan menutup bagian bawah tubuhku
dengan selimut.
"Ngga kok Mbak, cuma spontanitas aja. Ngga mikir macem-macem
kok", elakku sambil melihat senyumannya yang semakin manis
itu.
"Hmm, kalau memang kamu mau merasa gerah karena badan terasa
lengket mbak bisa mandiin kamu, kan itu sudah kewajiban mbak
kerja disini. Tapi mbak bener-bener ngga berani kalau pak
dokter belum mengijinkannya", lanjut Mbak Ira lagi seolah
memancing gairahku.
"Ngga apa-apa kok mbak, saya tahu mbak ngga boleh sembarangan
ambil keputusa" jawabku serius, saya tidak mau terlihat
"nakal" dihadapan suster cantik ini. Lagi pula saya belum
pengalaman dalam soal memikat wanita.
Suster Ira masih tersenyum seolah menyimpan hasrat tertentu,
kemudian dia mengambil bedak Purol yang ada diatas meja
disamping tempat tidurku.
"Dik, Mbak bedakin aja yah biar ngga gerah dan terasa
lengket", lanjutnya sambil membuka tutup bedak itu dan
melumuri telapak tangannya dengan bedak.
Saya tidak bisa menjawab, jantungku rasanya berdebar kencang.
Tahu-tahu, dia sudah membuka kancing pakaianku dan menyingkap
bajuku. Saya tidak menolak, karena dibedakin juga bisa
membantu menghilangkan rasa gerah pikirku saat itu. Mbak Ira
kemudian menyuruhku membalikkan badan, sehingga sekarang saya
dalam keadaan tengkurap diatas tempat tidur.
Tangannya mulai terasa melumuri punggungku dengan bedak,
terasa sejuk dan halus sekali. Pikiranku tidak bisa
terkontrol, sejak dirumah sakit, memang sudah lama saya tidak
membayangkan hal-hal tentang seks, ataupun melakukan onani
sebagaimana biasanya saya lakukan dirumah dalam keadaan sehat.
Kontolku benar-benar berdiri dan mengeras tertimpa oleh
tubuhku sendiri yang dalam keadaan tenglungkup. Rasanya ingin
kugesek-gesekkan kontolku di permukaan ranjang, namun tidak
mungkin kulakukan karena ada Mbak Ira saat ini. fantasiku
melayang jauh, apalagi sesekali tangannya yang mungil itu
meremas pundakku seperti sedang memijat. Terasa ada cairan
bening mengalir dari ujung kontolku karena terangsang.
Beberapa saat kemudian mbak Ira menyuruhku membalikkan badan.
Saya merasa canggung bukan main, karena takut dia kembali
melihat kontolku yang ereksi.
"Iya Mbak..", jawabku sambil berusaha menenangkan diri,
sayapun membalikkan tubuhku.
Kini kupandangi wajahnya yang berada begitu dekat denganku,
rasanya dapat kurasakan hembusan nafasnya dibalik hidung
mancungnya itu. Kucoba menekan perasaan dan pikiran kotorku
dengan memejamkan mata.
Sekarang tangannya mulai membedaki dadaku, jantungku kutahan
sekuat mungkin agar tidak berdegup terlalu kencang. Saya
benar-benar terangsang sekali, apalagi saat beberapa kali
telapak tangannya menyentuh putingku.
"Ahh, geli dan enak banget", pikirku.
"Wah, kok jadi keras ya? he he he", saya kaget mendengar
ucapannya ini.
"Ini loh, putingnya jadi keras.. kamu terangsang ya?"
Mendengar ucapannya yang begitu vulgar, saya benar-benar
terangsang. Kontolku langsung berdiri kembali bahkan lebih
keras dari sebelumnya. Tapi saya tidak berani berbuat apa-apa,
cuma berharap dia tidak melihat kearah kontolku. Saya cuma
tersenyum dan tidak bicara apa-apa. Ternyata Mbak Ira semakin
berani, dia sekarang bukan lagi membedaki tubuhku, melainkan
memainkan putingku dengan jari telunjuknya. Diputar-putar dan
sesekali dicubitnya putingku.
"Ahh, geli Mbak. Jangan digituin", kataku menahan malu.
"Kenapa? Ternyata cowok bisa terangsang juga yah kalau
putingnya dimainkan gini", lanjutnya sambil melepas jari-jari
nakalnya.
Saya benar-benar kehabisan kata-kata, dilema kurasakan. Disatu
sisi saya ingin terus di"kerjain" oleh mbak Ira, satu sisi
saya merasa malu dan takut ketahuan orang lain yang mungkin
saja tiba-tiba masuk.
"Dik Iwan sudah punya pacar?", tanya mbak Ira kepadaku.
"Belum Mbak", jawabku berdebar, karena membayangkan ke arah
mana dia akan berbicara.
"Dik Iwan, pernah main sama cewek ngga?", tanyanya lagi.
"Belum mbak" jawabku lagi.
"hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah main sama cewek sih",
lanjutnya centil.
Aduh pikirku, betapa bodohnya saya bisa sampai terjebak
olehnya. Memangnya "main" apaan yang saya pikirkan barusan.
Pasti dia berpikir saya benar-benar "nakal" pikirku saat itu.
"Pantes deh, de Iwan dari tadi mbak perhatiin ngaceng terus,
Dik Iwan mau main-main sama Mbak ya?
Wow, nafsuku langsung bergolak. Saya cuma terbengong-bengong.
Belum sempat saya menjawab, mbak Ira sudah memulai aksinya.
Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku.
Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku,
dan dihisap sambil memainkan putingku didalam mulutnya dengan
lidah dan gigi-gigi kecilnya.
"Ahh, geli Mbak"m rintihku keenakan.
Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan akhirnya
mulutku. Awalnya saya cuma diam saja tidak bisa apa-apa,
setelah beberapa saat saya mulai berani membalas ciumannya.
Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit
mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan
memelintir lidahnya dengan lidahku. Kuhisap lidahnya
dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu. Sesekali
saya mendorong lidahku kedalam mulutnya dan terhisap oleh
mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai
kuraba pinggulnya yang montok itu. Namun, saat saya mencoba
menyingkap rok seragam susternya itu, dia melepaskan diri.
"Jangan di sini Dik, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa
gawat", katanya.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari
tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak
disudut kamar.
Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian
dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak
merisik dalam ruang kecil itu. Tangannya dengan tangkas
menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai saya telangjang
bulat. Kemudian dia sendiripun melepas topi susternya,
digantungnya di balik pintu, dan melepas beberapa kancing
seragamnya sehingga saya sekarang dapat melihat bentuk
sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik Bra-nya yang
berwarna hitam. Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini
lebih panas dan bernafsu. Saya belum pernah berciuman dengan
wanita, namun mbak Ira benar-benar pintar membimbingku.
Sebentar saja sudah banyak jurus yang kepelajari darinya dalam
berciuman. Kulumat bibirnya dengan bernafsu. Kontolku yang
berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan. Ahh
enak sekali. Tanganku pun makin nekat meremas dan membuka
Bra-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi
puting susunya, kuhisap dan memainkannya dengan lidah dan
sesekali menggigitnya.
"Yes, enak.. ouh geli Wan, ah.. kamu pinter banget sih",
desahnya seolah geram sambil meremas rambutku dan
membenamkannya ke dadanya.
Kini tangannya mulai meraih kontolku, digenggamnya. Tersentak
saya dibuatnya. Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat
dan nikmat. Saya pun melepas kulumanku di putingnya, kini
kududuk diatas closet sambil membiarkan Mbak Ira memainkan
kontolku dengan tangannya. Dia jongkok mengahadap
selangkanganku, dikocoknya kontolku pelan-pelan dengan kedua
tangannya.
"Ahh, enak banget Mbak.. asik.. ahh... ahh..", desahku menahan
agar tidak menyemburkan maniku cepat-cepat.
Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok kontolku, sekarang
kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya diselangkannya
sendiri, digosok-gosoknya tangannya ke arah memeknya sendiri.
Melihat aksinya itu saya benar-benar terangsang sekali.
Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan memeknya dengan jempol
kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana
dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku.
Kami saling melayani, tangannya mengocok kontolku pelan sambil
melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah,
sementara saya sibuk menggelitik memeknya yang ditumbuhi
bulu-bulu keriting itu dengan kakiku. Terasa basah dan sedikit
becek, padahal saya cuma menggosok-gosok saja dengan jempol
kaki.
"Yes.. ah.. nakal banget kamu Wan.. em, em, eh.. enak banget",
desahnya keras.
Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga saya tidak
khawatir didengar orang. Saya juga membalas desahannya dengan
keras juga.
"Mbak Ira, sedotin kontol saya dong.. please.. saya kepingin
banget", pintaku karena memang sudah dari tadi saya
mengharapkan sedotan mulutnya di kontolku seperti adegan film
BF yang biasa kutonton.
"Ih.. kamu nakal yah", jawabnya sambil tersenyum.
Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati kepala
kontolku yang sudah licin oleh cairan pelumas dan air ludahnya
itu. Saya cuma bisa menahan nafas, sesaat gerakan jempol
kakiku terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali belum
pernah kurasakan sebelumnya.
Dan tiba-tiba dia memasukkan kontolku ke dalam mulutnya yang
terbuka lebar, kemudian dikatupnya mulutnya sehingga kini
kontolku terjepit dalam mulutnya, disedotnya sedikit batang
kontolku sehingga saya merasa sekujur tubuhku serasa
mengejang, kemudian ditariknya kontolku keluar.
"Ahh.. ahh..", saya mendesah keenakkan setiap kali tarikan
tangannya dan mulutnya untuk mengeluarkan kontolku dari
jepitan bibirnya yang manis itu.
Kupegang kepalanya untuk menahan gerakan tarikan kepalanya
agar jangan terlalu cepat. Namun, sedotan dan jilatannya
sesekali disekeliling kepala kontolku didalam mulutnya
benar-benar terasa geli dan nikmat sekali.
Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba saya merasa getaran di
sekujur batang kontolku. Kutahan kepalanya agar kontolku tetap
berada dsidalam mulutnya. Seolah tahu bahwa saya akan segera
"keluar", Mbak Ira menghisap semakin kencang, disedot dan
terus disedotnya kontolku. Terasa agak perih, namun sangat
enak sekali.
"AHH.. AHH.. Ahh.. ahh", teriakku mendadak tersemprot cairan
mani yang sangat kental dan banyak karena sudah lama tidak
dikeluarkan itu kedalam mulut mbak Ira.
Dia terus memnghisap dan menelan maniku seolah menikmati
cairan yang kutembakkan itu, matanya merem-melek seolah ikut
merasakan kenikmatan yang kurasakan. Kubiarkan beberapa saat
kontolku dikulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai kontolku
melemas dan lunglai, baru dilepaskannya sedotannya. Sekarang
dia duduk di dinding kamar mandi, masih mengenakan pakaian
seragam dengan kancing dan Bra terbuka, ia duduk dan
mengangkat roknya ke atas, sehingga kini memeknya yang sudah
tidak ditutupi CD itu terlihat jelas olehku. Dia mebuka lebar
pahanya, dan digosok-gosoknya memeknya dengan jari-jari
mungilnya itu. Saya cuma terbelalak dan terus menikmati
pemandangan langka dan indah ini. Sungguh belum pernah saya
melihat seorang wanita melakukan masturbasi dihadapanku secara
langsung, apalagi wanita itu secantik dan semanis mbak Ira.
Sesaat kemudian kontolku sudah mulai berdiri lagi, kuremas dan
kukocok sendiri kontolku sambil tetap duduk di atas toilet
sambil memandang aktifitas "panas" yang dilakukan mbak Ira.
Desahannya memenuhi ruang kamar mandi, diselingi deru air bak
mandi sehingga desahan itu menggema dan terdengar begitu
menggoda.
Saat melihat saya mulai ngaceng lagi dan mulai mengocok kontol
sendiri, Mbak Ira tampak semakin terangsang juga.
Tampak tangannya mulai menyelip sedikit masuk kedalam
memeknya, dan digosoknya semakin cepat dan cepat. Tangan
satunya lagi memainkan puting susunya sendiri yang masih
mengeras dan terlihat makin mancung itu.
"Ihh, kok ngaceng lagi sih.. belum puas ya..", canda mbak Ira
sambil mendekati diriku.
Kembali digenggamnya kontolku dengan menggunakan tangan yang
tadi baru saja dipakai untuk memainkan memeknya. Cairan
memeknya di tangan itu membuat kontolku yang sedari tadi sudah
mulai kering dari air ludah mbak Ira, kini kembali basah. Saya
mencoba membungkukkan tubuhku untuk meraih memeknya dengan
jari-jari tanganku, tapi Mbak Ira menepisnya.
"Ngga usah, biar cukup mbak aja yang puasin kamu.. hehehe",
agak kecewa saya mendengar tolakannya ini.
Mungkin dia khawatir saya memasukkan jari tanganku sehingga
merusak selaput darahnya pikirku, sehingga saya cuma diam saja
dan kembali menikmati permainannya atas kontolku untuk kedua
kalinya dalam kurun waktu 10 menit terakhir ini.
Kali ini saya bertahan cukup lama, air bak pun sampai penuh
sementara kami masih asyik "bermain" di dalam sana. Dihisap,
disedot, dan sesekali dikocoknya kontolku dengan cepat,
benar-benar semua itu membuat tubuhku terasa letih dan basah
oleh peluh keringat. Mbak Ira pun tampak letih, keringat
mengalir dari keningnya, sementara mulutnya terlihat sibuk
menghisap kontolku sampai pipinya terlihat kempot. Untuk
beberapa saat kami berkonsentrasi dengan aktifitas ini. Mbak
Ira sunggu hebat pikirku, dia mengulum kontolku, namun dia
juga sambil memainkan memeknya sendiri.
Setelah beberapa saat, dia melepaskan hisapannya.
Dia merintih, "Ah.. ahh.. ahh.. Mbak mau keluar Wan, Mbak mau
keluar", teriaknya sambil mempercepat gosokan tangannya.
"Sini mbak, saya mau menjilatnya", jawabku spontan, karena
teringat adegan film BF dimana pernah kulihat prianya menjilat
memek wanita yang sedang orgasme dengan bernafsu.
Mbak Ira pun berdiri di hadapanku, dicondongkannya memeknya ke
arah mulutku.
"Nih.. cepet hisap Wan, hisap..", desahnya seolah memelas.
Langsung kuhisap memeknya dengan kuat, tanganku terus mengocok
kontolku. Aku benar-benar menikmati pengalaman indah ini.
Beberapa saat kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul
dan memeknya. Kepalaku dibenamkannya ke memeknya sampai
hidungku tergencet diantara bulu-bulu jembutnya. Kuhisap dan
kusedot sambil memainkan lidahku di seputar kelentitnya.
"Ahh.. ahh..", desah mbak Ira disaat terakhir berbarengan
dengan cairan hangat yang mengalir memenuhi hidung dan
mulutku, hampir muntah saya dibuatnya saking banyaknya cairan
yang keluar dan tercium bau amis itu.
Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-benar kurasakan
bagaikan gejolak pil ekstasi saja, tak lama kemudian sayapun
orgasme untuk kedua kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang
pertama cairan yang keluar, namun benar-benar seperti
membawaku terbang ke langit ke tujuh.
Kami berdua mendesah panjang, dan saling berpelukkan. Dia
duduk diatas pangkuanku, cairan memeknya membasahi kontolku
yang sudah lemas. Kami sempat berciuman beberapa saat dan
meninggalkan beberapa pesan untuk saling merahasiakan kejadian
ini dan membuat janji dilain waktu sebelum akhirnya kami
keluar dari kamar mandi. Dan semuanya masih dalam keadaan
aman-aman saja.
Mbak Ira, adalah wanita pertama yang mengajariku permainan
seks. Sejak itu saya sempat menjalin hubungan gelap dengan
Mbak Ira selama hampir 2 tahun, selama SMA saya dan dia sering
berjanji bertemu, entah di motel ataupun di tempat kostnya
yang sepi. Keperjakaanku tidak hanya kuberikan kepadanya, tapi
sebaliknya keperawanannya pun akhirnya kurenggut setelah
beberapa kali kami melakukan sekedar esek-esek.
Kini saya sudah kuliah di luar kota, sementara Mbak Ira masih
kerja di Rumah sakit itu. Saya jarang menanyakan kabarnya,
lagi pula hubunganku dengannya tidak lain hanya sekedar saling
memuaskan kebutuhan seks. Konon, katanya dia sering merasa
"horny" menjadi perawat. Begitu pula pengakuan teman-temannya
sesama suster. Saya bahkan sempat beberapa kali bercinta
dengan teman-teman Mbak Ira. Pengalaman masuk rumah sakit,
benar-benar membawa pengalaman indah bagi hidupku, paling
tidak masa mudaku benar-benar nikmat. Mbak Ira, benar-benar
fantastis menurutku.
Diposkan oleh Dee Namaku di 00:44 Pengalaman pertama pijat pasutri Label: Umum 0 komentar
Wuih set dah pengalaman ini bikin jantung Gw mo copot
Bener2 sensasi yg menggetarkan
Begini jln critanya :
Singkat kata Gw jemput pemijatnya di suatu kota di jawa timur sebut saja Iyud namanya n kami satu mobil menuju hotel n kemudian stelah masuk kamar bini gw langsung rebahan di t4 tidur krn kami sudah ngobrol banyak di mobil.
Bini gw suruh buka baju n tinggal bra n cd nya yg lucu itu yg msh dipakainya
n mulailah Iyud memijadnya dgn pijatan lembut nya
Gw liat bini gw menikmati pijatan2 lembut nya n setelah sekitar 10 mnt Iyud memijad
kemudian dgn kata permisi Iyud mulai membuka Cd bini gw, disini gw mulai rasakan getaran2 sensasi yg mulai membuat libido gw naik perlahan tapi pasti
Gw mulai sudah gak sabar dgn kelembutan2 Iyud dan sepertinya Iyud jg mulai horny liat tubuh bini gw yg putih dan mulus itu kemudian dgn kata Permisi lagi Iyud mulai membuka bra bini gw dan gw sempat melihat penis Iyud mulai menegang walaupun dia masih memakai celana trainingnya tp sangat jelas tonjolan dari balik celananya spt punya gw yg sdah tegang dari awal kegiatan ini
Suara desis nafas bini gw mulai terdengar jelas ketika jemari Iyud memberi pijatan lembut di antara kedua paha dalamnya n sesekali Iyud menyentuh vaginanya dgn sentuhan2 lembutnya, kemudian bini gw berbalik menghadap atas untuk pijatan2 yg dirasanya mulai membuat dia berdesis dan bergeliat menahan nafsunya yg mulai menggelora dalam pijatan dan elusan tangan Iyud. Terlihat jelas sekali vaginya sudah basah akibat sentuhan2 tangan iyud yg lembut dan pinggangnya sudah mulai bergerak mengikuti irama jemari Iyud yg mulai sering menyentuh vaginanya.
Sampai disini Gw sudah gak sabar lagi n gw kasi kode Iyud untuk memulai aksinya lebih dalam lagi.
Dengan cekatan jemari Iyud mulai memasuki vagina bini gw yg sudah basah sekali dan sambil memainkan jemarinya Iyud mulai menjilati puting payudara bini gw yg sudah menegang juga sambil sesekali digigit dengan lembutnya
Gw bener2 sudah gak tahan lagi mendengar desis dan eluhan kenikmatan bini gw yg gw liat sudah horny banget sampai2 geliat pinggulnya sudah mulai gak beraturan lg sampai dia gak tahan lagi untuk meremas penis Iyud yg bener2 sudah tegang sambil dia gigit penis gw yg juga sudah sangat keras dan dia mengulumnya dgn penuh nafsu yg menggelora sementara Iyud semakin gencar memainkan jemarinya di vaginanya sambil menciumi paha dalam dan sekeliling vagina bini gw
Sampai akhir nya bini gw gak tahan n meminta Iyud segera melakukan penetrasi ke vaginanya yg sudah basah itu sambil menggigit penis gw n perlahan gw melepaskan diri dari bini gw untuk mengambil foto posisi bini gw dan Iyud
Gw lihat bini gw dengan penuh nafsu menggoyang pinggulnya dengan hentakan2 keras sambil menggigit puting Iyud sementara Iyud meng imbanginya dengan gerakan turun naiknya sambil mengerang penuh kenikmatan menahan hentakan2 pinggul bini gw
Akhirnya 5 menit kemudian dengan erangan panjang Iyud menyudahi gerakan naik turunnya dengan satu hentakan keras menghujam kebawah
dan disambut dengan hentakan ke atas pinggul bini gw maka selesailah episode bini gw dan Iyud sang pemijad dan gw langsung menyambungnya dengan hentakan2 yg liar dan bini gw juga tambah lebih liar lagi menggoyang pinggulnya menyambut penis gw yg sudah 100% mengeras sampai akhirnya gw dan bini gw mencapai klimaksnya
sampai2 gw lupa menyuruh Iyud mengambil foto kami.
HHhhhhhhhhhh..... keringat kami membasahi t4 tidur dan dingin nya AC sudah tidak terasa lagi buat kami.
Betul2 pengalaman yg membuat kami selalu terbayang disaat menjelang tidur
Dan yg lebih penting lagi Cinta kami semakin membara dan tak ingin ada yg memisahkan kami selain DIA yg memiliki kami sepenuhnya.
Diposkan oleh Dee Namaku di 00:10 Pengalamanku Label: Umum 0 komentar
Rabu, 30 Desember 2009
Siang itu cuaca mendung menambah dingin dalam kamarku, kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Masih terbayang pijatan majikanku tadi siang, begitu takut, aneh dan juga nikmat, terus terang ini pengalamanku yang pertama dimana tubuhku dijamah tangan laki-laki. Rasa yang menjalar di semua pori-pori kulit, kurasakan keanehan yang terjadi dalam tubuhku yang berujung pada suatu kenikmatan. Aku bingung dan bertanya-tanya, apakah yang terjadi dalam diriku? Ketika di dalam kamar mandi, betapa kagetnya aku, kulihat celana dalamku dalam keadaan basah, padahal tadi tidak merasa ingin buang air, kenapa basah? Setelah aku cium ternyata tidak berbau, air apa yang keluar?
Sebelum kulanjutkan ceritaku ini, perkenalkan namaku Menuk, umurku menginjak 18 tahun dan aku anak bungsu dari lima bersaudara yang kesemuanya wanita. Kakak-kakakku juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ibuku sudah tiada sejak aku berusia dua tahun, sehingga ayahku menikah lagi tetapi tidak mempunyai keturunan. Ketika kakak-kakakku pergi merantau, tinggal aku bersama ayah dan ibu tiriku di desa terpencil pantai utara Jawa Tengah.
Sejak setahun lalu aku bekerja pada sebuah keluarga muda dengan satu orang putri yang baru berusia dua tahun. Majikan perempuanku yang kupanggil ibu adalah seorang karyawati, sedang majikan laki-lakiku seorang pegawai negeri sebuah instansi pemerintah. Kehidupan di dalam rumah tangga majikanku dapat dikatakan harmonis, itu yang membuatku kerasan tinggal bersama mereka. Ibu majikan seorang wanita yang baik, begitu pula dengan suaminya.
Hari Sabtu dimana ibu bekerja, sedang bapak setiap Sabtu dan Minggu libur. Di rumah tinggal bapak, aku dan anaknya. Aku merasa tidak enak badan sejak hujan-hujanan kemarin waktu aku pergi ke pasar. padahal malam harinya aku sudah minum obat, tetapi hingga pagi hari ini aku merasa sakit disekujur tubuh. Walau begitu tetap kupaksakan diri untuk bekerja, karena sudah kewajibanku sehari-hari dalam keluarga ini.
Setelah anaknya tidur, kurebahkan diriku di kamar. Cuaca mendung bulan November, setengah terpejam sayup-sayup kudengar bapak memanggil namaku, tetapi karena badan ini terasa berat, aku tak sanggup untuk bangkit, sampai bapak datang ke kamarku. Bapak terkejut melihat kondisiku, dihampirinya aku dan duduk ditepi ranjang. Aku berusaha untuk bangkit walau kepala ini seperti dibebani ribuan batu, tiba-tiba tangan bapak menyentuh dahiku kemudian merengkuh bahuku untuk memintaku tiduran kembali.
Bapak bilang kalau tubuhku demam, kemudian dia memijit keningku, mataku terpejam menikmati pijitan itu, terasa sakit di kepala dan lemas sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat bapak menyuruhku untuk telungkup, akupun menurutinya. Kuraskana kain bajuku disingkap ke atas oleh bapak, kemudian tali pengait behaku dicopotnyanya. Aku terkejut, tetapi karena lemas aku pasrah saja, kurasakan pijitan bapak dipunggungku. Disinlah awal keanehan itu terjadi. Walaupun kondisi demam, tetapi perasaan itu tetap saja kurasakan, begitu hangat, begitu damai, begitu takut dan akhirnya begitu nikmat, mata kupejamkan sambil menikmati pijatan bapak.
Umur bapak sudah tigapuluhan dan kuakui kalau bapak mempunyai wajah yang awet muda. Disaat aku merasakan pijitan bapak, tiba-tiba kurasakan resluiting celana pendekku di belakang diturunkan oleh bapak. Aku ingin berontak dan membalikkan badan, tetapi ditolak oleh bapak dengan mengatakan bahwa bagian bawahpun harus dipijat, akhirnya aku mengalah walau disertai rasa malu saat bapak melihat pantatku.
Jujur, yang ada di dalam benakku tidak ada prasangka lain selain aku dipijit bapak. Setelah agak lama, bapak menyudahi pijitannya dan aku diberi lagi obat demam yang segera kuminum, bapak kemudian meninggalkan kamarku. Sebelum tidur kuputuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti yang telah aku ceritakan di atas, bahwa celana dalamku basah, dan ternyata bukan pipis. Aku raba dan rasakan ternyata berlendir dan agak lengket, aku tidak tahu hubungan basah ini dengan pijatan bapak tadi. Aku tak mampu berpikir jauh, setelah dari kamar mandi, kuputuskan untuk tidur di kamar.
Sore hari gerimis turun, ketika aku tidur, siang tadi ibu majikan dan anaknya pergi kerumah famili serta menginap di sana karena ada hajatan, sementara bapak tinggal di rumah sebab besok Minggu ada acara di komplek. Setelah sesiang tadi aku tidur, kurasakan tubuhku agak mendingan, mungkin karena pengaruh obat turun demam yang aku minum tadi, sehingga aku berani untuk mandi walau dengan air hangat. Selesai mandi terdengar suara bapak dari ruang TV memanggil namaku, aku bergegas kesana.
Bapak menanyakan keadaanku yang kujawab sudah baikan. kemudian bapak menyuruhku membuatkan teh hangat untuknya. Teh kubuat dan kuhidangkan di meja depan bapak, kemudian bapak menyuruhku duduk di bawah depan tempat duduk bapak, kuturuti perintahnya. Ternyata bapak sedang menikmati TV, kemudian bapak memegang pundaku serta memijit perlahan-lahan dan bertanya apakah pijitannya enak, kujawab enak sekali sembari tersenyum, sembari tetap memijat pundakku kami berdua membisu sambil menonton TV.
Lama-kelamaan perasaan aneh itu menjalar lagi, aku merasakan sesuatu yang lain, yang ku tak paham perasaan apa ini, kurasakan sekujur bulu tubuhku mermang. Tiba-tiba kurasakan hembusan nafas di samping leherku, aku melirik, ternyata wajah bapak telah sampai di leherku, aku merasakan getaran-getaran aneh yang menjalar kesemua tubuhku, aku tidak berontak, aku takut, tetapi getaran-getaran aneh itu kurasakan begitu nikmat hingga tanpa kusadari kumirngkan kepalaku seakan memberi keleluasaan bapak untuk mencumbunya.
Tak terasa aku memejamkan mata dan menikmati setiap usapan bibir serta lidah bapak di leherku. Getaran itu kini menjalar dari leher terus turun ke bawah, yang kurasakan tubuhku melayang, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Tangan bapak masih memijat pundakku sementara dia masih mencumbui leherku, tak lama kemudian kurasakan tangan itu meraih kancing baju depanku dan membukanya satu persatu dari atas ke bawah.
Setelah semua kancing bajuku terlepas, kembali tangan bapak memijat bahuku, semua itu aku rasakan dengan melayang-layang, perlahan tapi pasti kedua tangan bapak menyentuh ke dua payudaraku, aku kaget. Kedua tanganku lalu memegang tangan bapak, bapak membisikkan supaya aku menikmati saja pijitannya, tanganku akhirnya terlepas dari tangan bapak. Lagi-lagi kurasakan sesuatu getaran aneh, hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, payu daraku diremas tepatnya daripada dipijit, walau masih memakai bh.
Kemudian tangan bapak kembali kepundakku, ternyata diturunkannya tali bhku, perlahan-lahan diturunkan sebatas lengan, sementara ciuman bapak masih di leher, kadang leher kiri, kadang leher kanan. Aku melayang hebat, dimana kedua tangan bapak meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan. Sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, dipilin-pilinnya kedua putingku, tak sadar ku keluarkan desahan pelan.
Secara tidak kusengaja, tangan kiriku meraba celana dalamku sendiri, kurasakan gatal disekitar kemaluaku, ternyata kemaluanku basah, aku tersentak dan memberontak. Bapak kaget, kemudian menanyakan ada apa, aku tertunduk malu. Setelah didesak aku menjawab malu, kalau aku ngompol. Bapak tersenyum dan berkata bahwa itu bukan ompol, lalu bapak berdiri dan membimbingku duduk di sofa.
Bapak menanyakan padaku, yang kujawab bahwa ini pengalamanku yang pertama, kemudian bapak mengatakan ingin memberi pengalaman selanjutnya dengan catatan supaya aku tidak menceritakan pengalaman ini pada siapa saja. Aku hanya mengangguk dan menunduk, tak berani kutatap mata bapak karena malu. Di luar hari sudah berganti malam, gerimis pun berubah menjadi hujan, tetapi aneh, hawa di ruang TV berubah menjadi hangat, apakah ini hanya perasaanku saja?
Sementara aku duduk di sofa, bapak malah jongkok dihadapanku. Aku rikuh dan menundukkan kepalaku. Tiba-tiba bapak maju menuju payu daraku dan menciuminya, seperti bayi menetek ibunya. Aku berkata malu, tetapi di jawab bapak untuk menikmati saja. Sengatan itu kembali menyerangku ketika ciuman bapak berubah menjadi jilatan dan kuluman di putingku, aku kembali terpejam dan mengerang, tak kusadari tanganku berada di kepala bapak, mengelus dan sedikit menjambak rambut bapak. Aku tidak kuat menyangga tubuhku, perlahan dan pasti tubuhku terjatuh di sofa, bapak membetulkan posisiku sehingga tiduran disofa. Kemudian jilatan bapak berlanjut diperutku, sementara tangan kiri bapak di payudaraku, tangan kanan meraba dari betis naik ke paha serta menyingkap rok yang kukenakan.
Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan menikmati setiap jilatan dan elusan bapak. Aku terkejut pada saat jilatan bapak sampai ke celana dalamku, aku mengatakan bahwa itu kotor dan pesing, tetapi dengan sabarnya bapak menenangkanku untuk tetap saja menikmatinya. Aku hanya terdiam dan pasrah, di antara takut dan malu serta rasa nikmat yang tak kuduga sebelumnya. Perlahan bapak membuka rok serta mencopot celana dalamku dan menciumi rambut kemaluanku, Takut bercampur geli berkecamuk di dalam dadaku, kurapatkan kedua pahaku menahan geli, tetapi keanehan terjadi lagi, lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar.
Posisi ini memudahkan bapak untuk mencumbu lebih dalam. Tiba pada bagian tengah atas kemaluanku, kurasakan ujung lidah bapak menyengat yang lebih dahsyat lagi, tanpa kusadari kunaikkan pantatku ke atas ke bawah, aku meracau tidak karuan, sukar kulukiskan dengan kata-kata perasaan ini. Kurasakan dunia gelap dan berputar, sayup-sayup kudengar suara kecipakan di sekitar selangkanganku, hingga ada suatu desakan dari dalam kemaluanku, desakan itu tak dapat kutahan, sesuatu yang akan meledak keluar, seperti bila ingin pipis, tetapi ini lebih dari itu. Tanganku tak dapat kukendalikan, kujambak rambut bapak sambil menekan kepalanya pada kemaluanku. Aku melonjak, mengjan. menahan, meracau, tiba-tiba sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah... bahkan banjir... kurasakan aku ngompol...
Setelah itu tubuhku lemas, keringat membanjiri tubuhku, tulang-tulangku terasa lepas dari tempatnya... perasaan apa ini? antara nikmat... kebelet pipis... dan lemas... Kulihat bapak tersenyum dan mengelus rambutku, bapak menanyakan apa yang aku rasakan. Kubalas dengan tatapan yang bertanya-tanya, tetapi aku tidak dapat berkata-kata, diantara nafasku yang masih memburu, aku hanya tersenyum dan memandangnya sayu.
Bapak berlutut di sampingku, melepas sarungnya, meraih tanganku dan membimbingnya untuk memegang tengah celana dalamnya, kuturuti, kuraba dari luar celana dalam bapak, ini pun pengalaman pertamaku memegang kemaluan laki-laki. Kurasakan sesuatu menonjol keras ke atas di tengahnya, bapak menikmati elusanku dan kuliirik mata bapak setengah terpejam.
Tak lama, dia menurunkan celana dalamnya, sesaat kuterpekik melihat benda yang baru kali ini kulihat. Bapak mengajariku untuk mengurut benda itu dari atas ke bawah, aku geli memegang benda itu, empuk tapi keras... keras tapi lentur... Bapak membangkitkanku dari rebahan, kemudian menyuruhku untuk menjilat benda itu, karena tadi bapak sudah menjiltati kemaluanku, apa salahnya kalo sekarang aku menjilati kemaluannya, pikirku.
Pertama memang kujilati benda itu, lama-kelamaan kumasukkan benda itu ke dalam mulutku, aku ingat masa kecilku ketika menjilati es krim. Benda itu berdenyut-denyut di dalam rongga mulutku, aku merasa aneh tetapi senang, seperti anak keci mendapat makanan kesukaannya. Tiba-tiba bapak mengerang sambil menarik kepalaku, benda itu berkeduk hebat, aku heran ada apa ini, tetapi benda itu tak dapat kulepaskan, karena kepalaku ditahan tangan bapak, kemudian kurasakan suatu cairan terasa di mulutku yang akhirnya daripada tersedak, cairan itu kutelan habis, terasa amis... gurih... sedikit asin. Kulihat bapak mendengus, seperti habis lari jauh, nafasnya tersengal-sengal. Dia tersenyum dan memelukku, aku merasa damai dalam pelukannya.
Bapak mengajakku ke kamar mandi, sebelum kami masuk, bapak melucuti sisa pakaianku dan juga pakaiannya. Aku merasa heran, aku menurut tanpa ada perlawanan, mungkin karena nikmat yang baru saja pertama kali aku dapat. Di dalam kamar mandi, bapak memandikanku, bapak mengagumi bulu-bulu yang tumbuh di ketiak dan selangkanganku dan berpesan agar aku tetap memelihara dan melarang memotongnya.
Pada saat bapak menyabuniku, getaran-getaran aneh menyerangku lagi. Geli bercampur nikmat menyelimuti seluruh tubuhku, sehingga tak terasa aku mulai mendesis lagi, bapak bilang bila aku tidak tahan keluarkan saja erangan itu, tapi aku malu.
Setelah aku selesai disabuni, bapak menyuruhku menyabuninya, dengan rasa takut-takut kusabuni punggung sampai kakinya, pada giliran tubuh bagian depan, kulihat kemaluan bapak yang tadinya lemas tampak kokoh berdiri. Bapak mengatakan enak disabuni olehku, dia meraih wajahku dan mencium mulutku, aku merasakan getaran semakin hebat ketika lidah bapak bermain di dalam rongga mulutku, aku hanya terdiam dan menikmati permainan lidah bapak, perlahan kuimbangi permainan lidah bapak dengan lidahku sendiri, kami saling berpagutan.
Bapak membimbing tanganku untuk menyentuh kemaluannya yang masih terbalut sabun, aku merasakan licin serta mengocoknya. Payudaraku pun menyentuh dada bapak yang licin oleh sabun, terasa mengeras di kedua putingku, kami berpelukan... berciuman dan saling bergesekan... aktivitas ini menimbulkan gelinjang kenikmatan yang tiada tara bagiku. Setelah tubuh kami berdua tersiram air dan bersih dari sabun, bapak menyuruhku untuk menghadap wastafel setengah menunduk sembari kakiku direnggangkannya, bapak jongkok membelakangiku dan mulai menjilati pantatku, aku menengok ke belakang dan bapak hanya tersenyum.
Pada saat lidah bapak menyentuh dan mempermainkan duburku, aku tersentak dan sedikit mengangkat kakiku, kurasakan kegelian bercampur dengan kenikmatan, aku mendesis, kemaluanku basah dan lengket, sehingga tangan kiriku tak sadar meraba daging bulat kecil yang mengeras di tengah kemaluanku sembari mengosok-gosok dan menekannya, secara naluri bagian itu yang kurasakan dapat memberi kenikmatan yang tiada terkira.
Tak lama berselang aku berasa ingin pipis lagi. Tangan kananku mencengkeram erat bibir wastafel, mengerang hebat, tangan kiriku kutekan kuat pada benjolan kenikmatanku, aku meladak lagi, nafasku memburu tidak karuan, sesaat aku merasa lemas dan seakan hilang pijakan tempatku berdiri. Bapak menangkapku kemudian membopongku menuju kamarku.
Direbahkannya diriku di tempat tidur, bapak duduk di tepi tempat tidurku sembari mengelus rambutku, tersenyum dan mengecup keningku, hatiku tentram, nafasku mulai teratur kembali. Setelah semuanya kembali normal bapak merebahkan dirinya di sisiku, tanpa bicara, bapak meraba payudaraku, serta menjilatinya. Getaran-getaran itu datang kembali menyerangku, aku menggelinjang serta mengeluarkan suara-suara desisan, kuremas kepala bapak sembaru kutekan ke arah dalam payudaraku.
Bapak naik ke atas tubuhku, menyodorkan kemaluannya untuk kujilat lagi, kuraih dan kukulum kemaluan bapak seperti layaknya menjilati es krim, bapak memaju-mundurkan pantatnya sehingga kemaluan bapak keluar masuk dalam mulutku. Aku menikmati keluar masuknya kemaluan bapak di dalam mulutku. setelah beberapa saat, bapak melepaskan kemaluannya dari mulutku. Bapak menggeser tubuhnya, kedua pahaku di kesampingkannya, perlahan-lahan kemaluan bapak didekatkan pada kemaluanku sambil berkata bila terasa sakit aku harus bilang.
Pertama menyentuh kulit luar kemaluanku, aku agak tersentak kaget, mulailah rasa sakit itu timbul setelah kemaluan bapak mulai sedikit demi sedikit memasuki vaginaku. Aku menjerit kesakitan yang kemudian diikuti dengan dicabutnya kemaluan bapak, bapak mencium bibirku sembari membisikkan kata supaya aku menahan rasa sakit tersebut sembari mempermainkan lidahnya di dalam mulutku. Kemudian bapak mulai menusuk lagi, walau kemaluanku sudah basah total. tapi rasa sakit itu tak terkira, aku tak sanggup mengaduh karena mulutku tersumbat mulut bapak.
Tak terasa air mataku meleleh menahan sakit yang tak terkira, kedua tanganku mencengkeram erat pinggang bapak, Akhirnya kemaluan bapak menembus lubangku... diusapnya air mataku, kemaluan bapak masih tetap tertancap dalam lubangku. Bapak berhenti menggoyang, setelah dilihatnya aku agak tenang, mulailah bapak memaju-mundur kemaluannya lagi secara perlahan, aku sempat heran, rasa sakit itu berangsur hilang digantikan dengan nikmat.
Aku merasa kemaluanku berkedut-kedut dengan sesuatu benda asing di dalamnya, sementara itu air lendirku juga sudah membasahi liang kemaluanku, sehingga rasa sakit itu hilang tergantikan oleh kenikmatan yang sukar dikatakan. Tidak begitu lama kemudian aku merasa ingin pipis kembali, aku peluk bapak, aku naikkan pantatku seolah ingin menelan semua kemaluan bapak. Aku kejang, aku melenguh panjang, aku menggigit pundak bapak, sesuatu yang nikmat aku rasakan lagi, dunia berputar-putar, semua terlihat berputar, sungguh kejadian ini nikmat sekali.
Aku terhempas lemas setelah aku mengalami apa yang baru aku alami, rasa sakit sudah hilang. Bapak menghentikan aktifitas seakan memberi kesempatan diriku untuk menikmati puncak kenikmatan yang baru saja kualami. Setelah beberapa saat, dengan kemaluan yang masih mengacung ke atas, bapak mencabut kemaluannya dan menyerahkannya kedalam mulutku lagi, aku kulum kemaluan bapak, tak lama kemudian bapak melenguh... dan cairan itu kembali mendera mulutku, karena pengalaman tadi, semua cairan itu aku telan tanpa tersisa sedikitpun.
Bapak merebahkan tubuhya disampingku, dan mengucapkan terima kasih, dia mengatakan bahwa perawanku telah hilang. Aku tercenung kulihat ke bawah, sprei tempat tidurku ternoda merah darah perawanku, tetapi aku tidak menyesal, karena hilang oleh orang yang aku kagumi sekaligus aku sayangi, Aku tidur di dalam pelukan bapak, kami kelelahan setelah mengarungi perjalanan puncak kenikmatan bersama, dalam tidurku, aku tersenyum bahagia, kulirik bapak, dia terpejam sembari tersenyum juga.
Seperti kebiasaanku sehari-hari dalam rumah tangga majikanku ini, aku bangun pada pukul 5, kulihat bapak masih tertidur lelap, kami masih dalam keadaan bugil, karena semalam tidak sempat berpakaian karena kelelahan. Aku turun dari tempat tidur, selangkanganku masih berasa perih seakan benda tumpul panjang itu masih mengganjal di dalam lubangku.
Dengan agak tertatih aku menuju kamar mandi, kubersihkan seluruh tubuhku beserta lendir-lendir yang mengering bercampur bercak darah di sekitar kemaluan dan bulu-buluku, sembari mandi aku bersiul gembira. Kuraba lubang kemaluanku, masih terasa sisa-sisa keperihan di dalamnya, aku mengerti sekarang, dimana perbedaan antara air seni dengan lendir hormon yang keluar dari kemaluanku bila dirangsang, Aku tersenyum geli memikirkan kebodohanku selama ini.
Selesai mandi, aku membereskan rumah seperti kewajibanku sehari-hari, setelah itu aku buatkan segelas kopi panas dan kubawa ke kamarku, dimana bapak masih terlelap di sana. Perlahan kuletakkan kopi di atas meja, aku melangkah ke arah tempat tidur, kuperhatikan wajah bapak yang tertidur. Betapa tenang, betapa damai, betapa gantengnya, perlahan kuusap pipi bapak serta kubelai rambutnya, dengan sedikit takut... kucium sudut bibir bapak.
Pandanganku menyapu dada bapak, kemudian turun ke salangkangannya yang tertutup selimut, kulirik benda asing yang semalam telah memaksa masuk ke dalam lobangku. Aku tersentak kaget, walau tertutup selimut kulihat jelas benda itu tegak berdiri mengeras, ku usap perlahan sembari tertawa geli dalam hati. Perlahan kusingkap selimut itu, sekarang terpampang jelas benda itu dimana pantulan cahaya lampu menerpa ujung kepala kemaluan bapak yang seperti helm itu.
Kudekatkan wajahku ke benda itu agar terlihat lebih jelas lagi, perlahan kugenggam, kukocok, kujilati dan kumasukkan ke dalam mulutku. Bapak bergerak perlahan, aku terkejut dan berhenti mengulumnya, tetapi bapak melihat padaku dan menyuruh untuk meneruskan aktivitasku, kembali kuulangi kuluman kemaluan bapak sembari tersenyum, dielusnya rambutku sembari kudengar erangan bapak.
Bapak bergeser sedikit, tangannya meraih pantatku serta menyingkapkan dasterku ke atas, perlahan diusapnya belahan dalam pantatku, dengan tangan kanan kuraih tangan bapak di selangkanganku, ternyata kemaluanku sudah basah kembali. Aku pun kembali terangsang dengan usapan tangan bapak di kemaluanku, sedikit kugoyang pantatku kekiri dan kekanan tanpa melepaskan kulumanku pada kemaluan bapak.
Beberapa saat kemudian, bapak meminta untuk menghentikan aktifitasku, bapak bangkit dari tempat tidur, dan menyuruhku untuk menunggi di tepi tempat tidur. Dari arah belakang, perlahan bapak memasukkan kemaluannya ke dalam lubangku, aku heran, gaya apa lagi yang bapak berikan untukku, kuraih bantal untuk mengganjal kepalaku, sementara dari belakang, bapak memaju-mundurkan pantatnya.
Sensasi baru kurasakan, dengan posisi yang belakangan kuketahui bernama doogy style itu, seakan dapat kuatur jepitanku pada kemaluan bapak. Aku merasa ingin pipis lagi, kugigit bantal sembari mengerang dahsyat, otot-ototku kakiku mengejang sampai ke arah pantat, sedikit kujinjitkan kakiku, kucoba bertahan semampuku, kujambak speri di sampingku.
Aku tak tahan lagi, dengan kedutan-kedutan hebat, jebolah pertahananku, aku teriak dan mendesis kugigit bantal sekeras-kerasnya, pantatku berkedut-kedut ke atas bawah, aku lemas, aku jatuhkan tubuhku ke atas kasur sembari nafasku haru memburu. Kulihat bapak tersenyum ke arahku, kemaluannya semakin berkilat akibat lendirku tertimpa cahaya dari luar kamar.
Kuraih kemaluan bapak, kukocok-kocok sembari aku mengatur nafasku, tangan bapak merengkuh rambutku, diusap-usapnya kepalaku, diciumnya keningku. Setelah nafasku teratur, kuraih kemaluan bapak dan kukulum lagi, tidak berapa lama, bapak mengejang dan mengeluarkan cairan dari kemaluan bapak yang kutelan habis tanpa bersisa.
Bapak kemudian pergi mandi, sementara aku kembali kekesibukanku hari ini yaitu memasak. Pukul delapan pagi, kulihat bapak selesai mandi dan bersiap untuk menghadiri acara komplek. Setelah berpamitan padaku, aku meneruskan memasak, hari ini kubuatkan masakan spesial untuk bapak, semua bahan telah tersedia di dalam kulkas yang kubeli hari Jumat kemarin di pasar.
Pukul 12 siang, bapak kembali dari acara di komplek, aku sedang menonton acara TV setelah selesai masak, kemudian bapak menyuruh membuatkan es teh manis untuknya, aku bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan pesanan bapak. Di saat aku sibuk mengaduk gula, tiba-tiba dari arah belakang bapak memelukku, aku tersentak karena melihat bapak tidak mengenakan pakaian selembar pun.
Tanpa bicara, dicumbuinya diriku dari belakang, aku menggelinjang kegelian, diusapnya leherku dengan lidah bapak sampai ke telingaku dan digigit-gigitnya daun kupingku. Aku tersentak kegelian, tanganku menyenggol teh yang sedang kubuat, gelas jatuh dan air di dalamnya tumpah membasahi dasterku. Tanpa memeperhatikan peristiwa itu, bapak melahap mulutku dengan ciuman-ciuman ganasnya, aku terpengarah tidak siap, sedikit kehabisan nafas melayani ciuman bapak.
Dengan tidak melepas ciumannya, tangan bapak mencopot dasterku, kemudian dengan terburu-buru, dilepasnya beha dan celana dalamku, aku hanya pasrah menghadapi kelakuan bapak. Sedikit membopong, didudukannya aku di atas meja makan, kemudian bapak melebarkan selangkanganku serta menjilati kemaluanku. Dengan berpegang pada tepi meja, aku menggelinjang keenakan, kurasakan sapuan-sapuan lidah bapak dikemaluanku sebagai sensasi yang tiada duanya.
Mungkin karena sebentar lagi aku merasa akan datang bulan, sehingga nafsu yang ada dalam diriku sedang dalam puncak-puncaknya. Aku pipis lagi, kujambak rambut bapak dengan tidak sungkan lagi, kutekan kepala bapak ke dalam kemaluanku, kurasakan lidah bapak menembus di dalam lobangku, aku menjerit tertahan, meledaklah kenikmatanku, bapak menyedot habis semua lendir nikmatku sampai tuntas serta menjilati rambut lebatku.
Dengan menahan posisiku, bapak berdiri dan memasukkan kemaluannya ke dalam lobangku, perlahan tapi pasti kemaluan bapak masuk. Aku membisikkan sesuatu ke bapak, aku mengatakan bila ingin merasakan semprotan cairan bapak di dalam rongga kemaluanku, bapak menanyakan apakah aku subur atau tidak, aku jawab bila dalam dua atau tiga hari ke depan akan datang bulan. Setelah bapak mendengar pengakuanku, dia tersenyum dan semakin bersemangat untuk menusukan kemaluannya di lobangku.
Ternyata bapak lama juga mengalami puncak, kebalikannya dalam diriku, aku merasakan suatu kedutan nikmat lagi dan berasa ingin pipis kembali. Aku peluk bapak, kucium bibirnya, sementara kedua kakiku menjepit pinggang bapak. Dengan berpangku pada tepi meja makan, bapak bertambah kencang volume memaju - mundurkan kemaluannya di dalam lobangku. Aku terpekik, aku menjerit, aku mendekap erat-erat tubuh bapak, kurasakan ledakan kembali menyerang dalam lubang kenikmatanku.
Sementara bapak kulihat semakin cepat dan berkata bila kita berdua akan mencapai puncak secara bersama-sama. Tapi aku sudah tidak tahan lagi, aku mengerang... mengejang... kugigit bibir bapak, ternyata demikian pula dengan bapak. Kami berdua mencapai puncak tinggi bersamaan, kurasakan cairan hangat bapak dan cairanku menyatu di dalam lubang kemaluanku. Aku berkedut, bapak berkedut, kami semakin erat berpelukan, peluh membanjiri seluruh tubuh, jepitan kakiku di pinggang bapak, diimbangi pelukan tangan bapak di tubuhku, kami berdua sesak, kami berdua klimaks, kami berdua memejamkan mata sesaat tidak peduli dengan sekitar.
Sampai pada suatu ketika, ibu mengunjungi orang tuanya di lain propinsi, ibu berangkat dengan anaknya menggunakan kereta Api sementara bapak tidak ikut karena tidak dapat cuti. Ibu pergi sekitar lima hari.
Pagi hari sesuai dengan tugasku sehari-hari, aku mengepel ruangan, sengaja kulepas bh dan celana dalamku, aku hanya mengenakan daster saja tanpa dalaman. Kulihat kamar majikanku masih tertutup pintunya, kuketuk pintu dengan maksud ingin mengepel kamar majikanku, kemudian bapak membukakan pintu, aku masuk dan langsung mengepel, sementara bapak masuk kekamar mandi yang terletak juga di lama kamar majikanku.
Sengaja agak berlama-lama mengepel dengan maksud memancing reaksi bapak, kutarik dasterku lebih agak ke atas, sehingga kedua pahaku terlihat jelas. Pancinganku mengena, bapak keluar dari dalam kamar mandi dan mengomentariku bahwa pahaku tampak putih mulus, kubalikkan badan sengaja menghadap ke arah bapak, dengan posisiku mengepel akan terlihat jelas kedua payudaraku yang tak tertutup beha.
Bapak tersenyum menghampiriku dan berkata bila aku sengaja memancing dirinya, kubalas senyuman bapak dengan berkata memang aku sengaja, karena aku ingin disetubuhi bapak lagi. Kulihat bapak menurunkan sarungnya, yang ternyata juga tidak mengenakan celana dalam, terlihat kemaluan bapak sudah berdiri tegang.
Setelah pamit untuk mencuci tanganku, kuhampiri bapak, aku elus kemaluan itu, bapak duduk ditepi tempat tidur, sementara aku jongok di antara kedua paha bapak, perlahan tapi pasti, kemaluan bapak aku cium dan kumasukkan kedalam mulutku. Terdengar desisan bapak, sementara tangan kiriku menyentuh kemaluanku, ternyata sudah basah, terus kuelus perlahan kemaluanku.
Bapak merengkuh bahuku, menarik supaya aku berdiri, dan memposisikan aku jongkok di atas kemaluan bapak. Dengan perlahan kuturunkan pantatku dan dibantu dengan tangan bapak untuk mengarahkan kemaluannya menuju lobang kemaluanku, pertama agak susah untuk masukkan kemaluan bapak, kucoba memasukkannya sedikit demi sedikit. Setelah posisi dan kedalaman kemaluan bapak sudah pas, mulailah kuturun-naikan pantatku, tangan bapak tidak tinggal diam, diarihnya dasterku untuk dilepas, kemudian diremas-remaslah kedua payudaraku.
Lama-kelamaan aku merasakan sengatan yang luar biasa, kupercepat goyanganku, kugesek-gesek kemaluanku, dan tak lama kemudian aku tak sanggup lagi menahan kebelet pipisku, kupeluk bapak dengan posisi masih tertancap kemaluan bapak, jebolah pertahananku, aku kebanjiran lagi. Kami bertukar posisi, aku sekarang di bawah, ditepi ranjang, sedang bapak berdiri di sisi ranjang,
Sebelum bapak memasukkan kemaluannya dia bertanya kapan aku mens, kujawab kira-kira lima hari lagi aku mens. Setelah tahu jawabanku, bapak segera mengangkat kedua kakiku dan perlahan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluanku, digoyangkannya pantat bapak maju-mundur, sensasi kemasukan kemaluan bapak di dalam kemaluanku terulang lagi, aku merasa terangsang lagi, kubantu dengan menggoyangkan pantatku.
Aku klimaks lagi, tetapi bapak mengajak untuk bersama-sama karena beliau juga sudah hampir. setelah beberapa saat kutahan, akhirnya jebol lagi pertahananku, kulihat hampir bersamaan pertahanan bapak juga jebol, akhirnya kami dapat mencapai klimaks secara bersamaan. Lama posisi kemaluan bapak tertancap dalam kemaluanku, akupun tidak dapat berbuat apa-apa karena nikmat, setelah beberapa saat kami terdiam, baru dicabutlah kemaluan bapak.
Kami berdua mandi bersama layaknya suami istri, aku bilang kepada bapak bila aku sayang kepadanya, dijawab dengan senyuman bapak. Setiap hari semenjak kepergian ibu, kami selalu memadu kasih, tetapi jelas setelah bapak kembali dari kantor. Kadang di kamarku, di kamar bapak, di dapur, di ruang belakang, bahkan pernah di garasi dan di dalam mobil. Hatiku senang, tentram, hingga ibu pulang dari luar kota.
Hingga suatu malam aku tidak dapat tidur, udara sangat panas sehingga membuatku kegerahan, kucopot beha dan celana dalamku, hingga hanya memakai daster saja, kondisi seperti ini membuat aku menjadi terangsang. Kugosok-gosok kemaluanku dan kuraba-raba payudaraku sambil membayangkan kejadian-kejadian yang kulalui bersama majikan laki-lakiku.
Tiba-tiba aku mendengar suara desahan dari kamar tidur majikanku, aku keluar dan jongkok di bawah jendela mendengarkan desahan-desahan nikmat kedua majikanku, letak kamar majikanku tidak jauh dar kamarku, hanya dibatasi oleh gudang. Aku terdiam mendengarkan kegiatan di dalam kamar majikanku, kutaksir posisi ibu di atas tubuh bapak. Suara-suara itu membuat tegang seluruh tubuhku, kuraba selangkanganku dengan tangan kanan, sementara tangan kiriku meremas payudaraku.
Aku terhanyut, mataku terpejam membayangkan kenikmatan itu, tanpa terasa gosokan tangan kanan di kemaluanku semakin cepat, dan jari tengahku sudah masuk kedalam kehangatan kemaluanku, terasa melayang diriku. Tak lama datanglah klimaks, posisiku sudah selonjor kenikmatan, sementara suara-suara di dalam kamar juga tambah seru, tak lama kudengar bapak dan ibu telah mencapai klimaks, kemudian hening.
Aku terhuyung kembali ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku, nafasku masih tersenggal, sisa-sisa kenikmatan masih terasa, aku melap kemaluanku dengan celana dalamku. Setelah nafasku teratur, kurasakan hatiku sakit, cemburukah aku. dadaku bergejolak, seakan tidak rela bila kedua majikanku bersetubuh.
Perasaan ini tidak boleh jawab hati kecilku, tetapi perasaanku tidak dapat dibohongi, aku telah jatuh cinta kepada bapak majikanku. Pikiranku bergejolak, antara logika dengan perasaan, yang aku rasa tidak akan mencapai titik temu, bagaimanakah ini?
Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari pekerjaanku, semula ibu menahan dengan menjanjikan gajiku dinaikkan, tetapi aku menolak, kukatakan bahwa aku akan mencari pengalaman di tempat lain. Malamnya bapak mengintrogasiku, menanyakan kenapa aku pindah dari keluarga itu. Aku bilang bila aku mulai menyukai dan mencintai bapak serta tidak rela bila bapak berdua sama ibu, bapak sendiri tidak dapat berbuat apa-apa, kemudian ia mencium pipiku lama sekali, tak terasa menetes air mataku.
Besoknya aku pergi dari rumah itu, bapak memberiku uang tujuh kali gajiku, untuk modal katanya yang pasti tanpa sepengetahuan ibu. Sebetulnya berat hatiku meninggalkan keluarga ini, tetapi hati kecilku memberontak, terhadap orang yang aku sayangi. Keputusanku sudah bulat, mungkin nanti suatu saat aku mendapatkan jodoh yang juga menyayangiku seperti bapak.
Diposkan oleh Dee Namaku di 17:42
Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Entri (Atom)
Peringatan ADMINSitus ini adalah situs yang berisikan materi-materi berbau pornografi atau menceritakan adegan seksual tanpa sensor, hanya kami tujukan bagi kalangan dewasa berusia 17 tahun keatas dan telah menikah.
Jika anda masih berada di luar cakupan tersebut atau tidak ingin membaca dan melihat materi-materi pornografi dan seksual, maka anda diharuskan untuk segera meninggalkan situs ini sebelum melangkah terlalu jauh.
Yahoo Chat
Cerita X Seru's Fan BoxCerita X Seru on Facebook
Our FacebookDee Karvov
Buat Lencana Anda
Cerita X Seru
Promosikan Halaman Anda Juga
Chat X Seru SMS Gratis
Server Status
You have 100 from 2867 Free SMS left
We use 7 server for faster SMS delivery
Send Free SMS 4 All
Phone:
Message: This is your Free SMS message, you may include your name or number here
SMS Char Left:
Click at the same number to send SMS
CLICK TO READ SMS REPLY
How To Send SMS ?
Cerita DewasaDaun Muda (41) Guru Murid (1) Lain-lain (17) Pemerkosaan (23) Pesta Seks (34) Sedarah (68) Sesama Jenis (13) Setengah Baya (43) Tukar pasangan (7) Umum (56) Artikel UnikCurhat (3) Humor (25) Kisah Inspirasi (17) Tips dan Triks (8) DownloadEbook (2) Gallery Photo (11) Video (20) Pengikut
Cerita X Seru | WPTheme by EZwpthemes
BloggerTheme By BloggerThemes.net
This template is brought to you by : allblogtools.com | Blogger Templates